Getting to Know More About Medical Rehab
Pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di fasilitas kesehatan dan meliputi upaya pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang mencakup kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan medis, psikososial, edukasional, dan vokasional untuk mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Pelayanan rehabilitasi medik dilaksanakan oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (SpKFR) dan tim rehabilitasi medik.
Kemajuan teknologi di bidang kedokteran telah banyak membawa manfaat. Sebagian besar penyakit, baik akibat kecelakaan ataupun penyakit akut dan kronis lain, telah dapat diatasi dengan pelaksanaan medik yang canggih sehingga penderita dapat bertahan hidup. Namun, meskipun pasien dapat selamat dari kecederaan atau kondisi akut lain, banyak yang akhirnya menyisakan kecacatan yang cukup berarti. Kemajuan di bidang kedokteran dan kesehatan secara umum juga telah meningkatkan usia harapan hidup sehingga menambah jumlah populasi lanjut usia (lansia) dengan sejumlah komorbiditas dan keterbatasan terkait usia. Faktor diatas merupakan faktor-faktor utama peningkatan disabilitas sehingga menjadi gangguan fungsi yang merupakan masalah kesehatan tersendiri di masyarakat.
Beragam Kondisi yang Memerlukan Rehabilitasi
Berikut adalah beberapa kondisi atau gangguan medis yang memerlukan rehabilitasi medik:
1. Rehabilitasi pada penderita jantung
Rehabilitasi jantung merupakan program rehabilitasi medik yang dirancang untuk mendukung pemulihan dan perbaikan kondisi jantung dan pembuluh darah.
Rehabilitasi ini ditujukan bagi pasien penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung atau gagal jantung, serta pasien yang menjalani tindakan medis pada jantung, misalnya angioplasti atau operasi jantung.
Sebelum menjalani rehabilitasi medik, pasien akan menjalani pemeriksaan dari dokter terlebih dahulu untuk menilai fungsi jantungnya.
Pemeriksaan tersebut di antaranya adalah pemeriksaan fisik dan tes penunjang, seperti rekam jantung (EKG), ekokardiografi, tes darah untuk menentukan kadar kolesterol dan enzim jantung, hingga stress test yang dilakukan dengan bantuan sepeda atau treadmill.
Setelah itu, dokter akan memberikan pengobatan atau tindakan medis untuk menangani kondisi pasien. Untuk mendukung pemulihan jantung, dokter juga akan memberikan program rehabilitasi jantung yang terdiri dari olahraga atau latihan fisik serta edukasi hidup sehat bagi pasien.
2. Rehabiltasi pada penderita stroke
Rehabilitasi stroke merupakan salah satu langkah penanganan yang penting dilakukan pada pasien stroke. Melalui rehabilitasi medik, kemampuan serta kekuatan gerak tubuh mereka diharapkan bisa kembali pulih. Setelah itu, pasien juga akan dilatih untuk bisa kembali beraktivitas dengan lebih mandiri.
Beberapa program dan metode rehabilitasi stroke mencakup aktivitas fisik, seperti latihan keterampilan motorik, psikoterapi, terapi wicara, serta terapi okupasi.
3. Rehabilitasi pada penderita hernia nucleus pulposus
Hernia nucleus pulposus (HNP) merupakan penyakit di mana bantalan saraf tulang belakang keluar dari ruas tulang belakang sehingga menjepit saraf di dalamnya. Kondisi ini biasanya disebut dengan istilah saraf kejepit.
HNP bisa menyebabkan nyeri berat pada punggung atau leher, kelemahan anggota gerak tubuh, hingga kelumpuhan. Untuk menangani kondisi ini, dokter bisa memberikan obat-obatan, melakukan fisioterapi, atau operasi.
Biasanya rehabilitasi medik pada pasien HNP diberikan dalam kurun waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan. Tujuannya adalah untuk meringankan nyeri punggung serta memperbaiki posisi saraf dan tulang belakang pasien.
Metode rehabilitasi medik pada HNP bisa berupa terapi panas, terapi listrik, latihan fisik atau olahraga untuk saraf terjepit, hingga penggunaan korset khusus untuk tulang belakang.
4. Rehabilitasi pada penderita penyakit paru obstruktif kronik
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit kronis pada paru-paru yang bisa membuat penderitanya kesulitan untuk bernapas. Penyakit ini juga bisa menyebabkan kadar oksigen pada tubuh pasien berkurang.
Rehabilitasi medik pada penyakit ini penting agar pasien bisa bernapas dan beraktivitas dengan lebih lancar, serta mencegah kekambuhan dan meringankan gejala yang dialami.
Program rehabilitasi medik pada pasien PPOK umumnya berupa latihan fisik atau olahraga, seperti sepeda statis, senam, dan latihan untuk memperkuat otot pernapasan. Melalui program ini, penderita PPOK juga akan dilatih untuk bisa berhenti merokok.
5. Rehabilitasi pada pasien yang menjalani amputasi
Pasien yang telah menjalani amputasi tentu akan merasa stres atau bahkan depresi karena tubuhnya tidak lagi bisa bergerak atau beraktivitas seperti dulu. Untuk mendukung pemulihan dan melatih kemampuan mereka, dokter umumnya akan melakukan program rehabilitasi medik.
Melalui program ini, pasien akan dilatih dan dimotivasi untuk bisa kembali bergerak dan beraktivitas dengan baik. Rehabilitasi medik pada pasien yang diamputasi juga mencakup latihan penggunaan anggota tubuh prostetik.
Misalnya, pada pasien yang kakinya diamputasi, dokter akan melatih mereka untuk menggunakan kaki palsu atau prostetik agar bisa kembali berjalan.
Rehabilitasi medik juga bisa didapatkan dalam bentuk terapi okupasi, terapi penglihatan, dan terapi bicara, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang. Pada intinya, rehabilitasi medik bertujuan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat menderita suatu kondisi atau penyakit.
Hasil akhir dari rehabilitasi medik yang dilakukan tergantung dari tingkat keparahan kondisi yang dialami dan kemampuan tim rehabilitasi yang menangani. Selain itu, motivasi dan semangat pasien yang menjalani rehabilitasi medik juga berperan penting dalam mendukung keberhasilan rehabilitasi.