Sering batuk? Yuk Kenali Tanda Tuberkulosis

Sering batuk? Yuk Kenali Tanda Tuberkulosis

Tuberkulosis atau TB hingga saat ini masih menjadi permasalahan Kesehatan di Indonesia. Indonesia menempati peringkat ke tiga dengan kasus TB tertinggi di dunia. Sekitar 845.000 orang menderita TB di Indonesia. Penyakit TB dapat menyerang berbagai kelompok usia mulai dari anak, dewasa, hingga lansia. Sebagian besar kasus TB pada anak disebabkan oleh penularan dari TB pada penderita dewasa. Total kasus TB di Indonesia pada tahun 2018 diperkirakan berjumlah 842.000 dengan 60.676 kasus diantaranya merupakan TB pada anak. Apabila tuberculosis tidak mendapat pengobatan maka sekitar 50 persen kasus tuberkulosis meninggal. Namun, hanya satu banding sepuluh kasus yang berkembang menjadi tuberkulosis aktif.

Apa itu tuberkulosis? Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis) yang sering menyerang paru-paru tetapi juga dapat menyerang organ lain seperti tulang, kelenjar getah bening, sendi, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, selaput otak, dan selaput jantung. Bakteri TB dapat menular melalui percikan dahak yang keluar saat batuk atau bersin. Orang yang tinggal serumah dengan penderita TB memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita TB. Orang dengan daya tahan tubuh yang rendah seperti HIV atau AIDS, gizi buruk, dan diabetes melitus (DM). Ketika bakteri Mycobacterium tuberculosis  masuk kedalam saluran nafas, pada awalnya tidak langsung menimbulkan keluhan. Setelah beberapa minggu maupun tahun akan menjadi aktif dan menunjukkan gejala.

Gejala TB dapat berupa batuk lama lebih dari 2 minggu dapat disertai darah, berkeringat malam, dan penurunan berat badan. Penderita juga dapat mengeluhkan sesak nafas, badan lemas, dan nafsu makan menurun. Keluhan demam meriang atau tidak terlalu tinggi pada penderita TB dapat berlanjut lebih dari satu bulan. Ketika terkena tuberkulosis tulang, penderita akan mengelujkan adanya nyeri pada tulang-tulang hingga terdapat tonjolan tulang di tulang belakang. Jika mengeluhkan gejala tersebut, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter agar dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan jika dicurigai TB akan dilakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakykan adalah tes darah, rontgen dada, tes Mantoux, dan tes dahak. Pada anak-anak akan sulit untuk menentukan tuberkulosis atau tidak

Pengobatan TB berupa pemberiaan obat antituberkulosis sesuai dosis dan anjuran dokter. Lama durasi pengobatan TB berbeda-beda berdasarkan organ yang terkena. Biasanya ddiminum minimal 6 bulan. Pengobatan tersebut sebaiknya dilakukan hingga tuntas karena pengobatan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan resistensi, perburukan kondisi, dan membutuhkan antibiotik dosis dan durasi yang lebih tinggi.

Pasien TB yang tidak berobat dapat mengalami kematian sekitar 50%, sembuh sendri dengan daya tahan tubuh yang tinggi 25%, atau berlanjut menjadi penyakit kronis yang tetap menular 25% setelah 5 tahun.

TB dapat dicegah dengan pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) yang diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Vaksin ini merupakan imunisasi wajib bagi anak di Indonesia. Jika saat bayi belum mendapatkan vaksin BCG, vaksin BCG dapat diberikan bagi anak-anak, remake, dan dewasa. Namun efektivitasnya akan berkurang. Selain itu dapat juga dilakukan pencegahan dengan makan makanan bergizi, menciptakan lingkungan dengan ventilasi udara dan pencahayaan yang baik, olahraga teratur, dan tidak merokok. Penderita TB dapat melakukan pengobatan rutin secara teratur, memakai masker, melakukan etika batuk seperti menutup mulut saat batuk dengan lengan bagian dalam atau sapu tangan, tidak membuang dahak sembarang, dan tidak membuang dahak sembarangan.

Cookies help us deliver our services. By using our services, you agree to our use of cookies.