- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 16 August 2023<\/li><\/ul><\/div>
NECK PAIN<\/a><\/h3>
Dear Hermina friends, \nAlmost all adults must have experienced neck pain, neck pain is one of the most common complaints in adults, and is a musculoskeletal disorder that is often found, especially in women of reproductive age. Research shows that neck pain occurs in 30-50% of all adults. This figure will increase with age, peaking in middle age. Work productivity is the main impact affected due to neck pain. Other studies show that 50% to 85% of total neck pain sufferers do not show complete recovery after symptoms are treated, some of whom will become chronic neck pain. \n\n \nIt should be noted that neck pain is a multifactorial disease, and is a major problem in modern society. The economic burden experienced by sufferers of neck pain is very disturbing including treatment costs, decreased productivity and work-related problems. Several studies have shown that neck pain has major risk factors such as old age, female gender, low social support, lack of physical activity, duration of daily computer use, and perceived stress. Identifying protective or risk factors, triggers, and outcomes can help guide the prevention, diagnosis, treatment, and management of neck pain. \n\n There are risk factors that are very important to pay attention to regarding neck pain in modern times, namely psychological factors. Overall, factors such as stress, severe pain that is ignored for a long time, depressive symptoms, poor sleep quality, and alcohol consumption may play a role in a person's process of identifying and perceiving pain. Therefore, it is very important for Friends of Hermina who experience neck pain to be able to check the symptoms of neck pain experienced by a neurologist/neurologist so that they can treat the symptoms completely. \nThere are several tips that can be done if you experience neck pain, namely: \n• Neck compresses \nCompresses really help to reduce the inflammatory process in the tissues around the neck, even if the symptoms disappear completely with just a compress. It is recommended to compress the neck with cold temperatures such as ice cubes wrapped in a towel for 2-3 days, followed by warm compresses to help reduce muscle stiffness. \n\n • Stretching \nNeck stretching can stretch the muscles in the neck which contribute even up to 50% of the causes of pain. It is best to stretch slowly by moving your neck up and down, right and left, and rotating your head, and don't force the movements you make \n\n • Defining pillows while sleeping \nUsing the right pillow is very important because of the amount of time a person spends sleeping, so the position of the neck while sleeping must be right so as not to aggravate the pain. avoid using pillows that are too high or hard. \n• Avoid stress on the neck \nIt is very important to keep the neck from being burdened so as not to add to existing pain, such as lifting heavy weights, looking down for too long, for example when looking at a smartphone, and using a sling bag with too heavy contents. \n\n • Massage \nAs previously mentioned, neck pain is heavily influenced by neck muscle (musculoskeletal) factors. Light massage is proven to improve muscle stiffness and reduce pain, it is recommended that the massage be done by a professional and avoid intervening in the bones and joints of the neck. \n\n • Drug \nDrugs are proven to be able to improve and improve the quality of life of pain sufferers, of course the use of drugs must be carried out under the supervision of a doctor so as not to cause side effects which are feared to add new problems. \n\n \n\n There is a myth that Hermina's friends and friends need to know about neck pain, namely complete rest and not moving the neck at all during recovery. The fact is that staying active will help patients with neck pain more than complete rest, on the other hand, bed rest that is too long is not recommended for sufferers of neck pain or low back pain. Research shows that limited active movement actually helps speed up neck pain recovery rather than prolonged rest. \n\n So Hermina's friends, let's stay physically active to avoid neck pain. For Hermina's friends who experience neck pain, immediately consult with a neurologist at Hermina Hospital so that they can be diagnosed correctly and treated until they fully recover. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 19 July 2022<\/li><\/ul><\/div>
Migrain<\/a><\/h3>
<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 18 July 2022<\/li><\/ul><\/div>
Demensia<\/a><\/h3>
<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 28 June 2022<\/li><\/ul><\/div>
Recognizing Pinched Nerves<\/a><\/h3>
<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 16 June 2022<\/li><\/ul><\/div>
Vertigo ditinjau dari aspek Neurologi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer<\/a><\/h3>
Pengenalan \n\n \n Vertigo and dizziness à the most frequent symptoms in outpatient practices, \n Most vestibular disorders are manageable, but often under- and misdiagnosed in primary care à prolonged absence from work, increased resource use and, potentially, in chronification. \n \n\n Definisi Vertigo \n\n \n Vertigo : persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan sekitarnya. \n Persepsi gerakan : \n a. Vertigo vestibular : rasa berputar yang timbul pada gangguan vestibular \n b. Vertigo non vestibular : rasa goyang, melayang, mengambang yang timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual \n \n\n Vertigo Vestibular \n\n \n Berdasarkan letak lesinya dikenal 2 jenis vertigo vestibular, \n\n \n Vertigo vestibular perifer à lesi di labirin dan nervus vestibularis \n Vertigo vestibular sentral à lesi di nucleus vestibularis batang otak, thalamus sampai ke korteks serebri. \n \n \n \n\n Anamnesis \n\n \n Deskripsi jelas keluhan pasien ( sakit kepala, rasa goyang, pusing berputar, rasa tidak stabil atau melayang ) \n Bentuk serangan vertigo : Pusing berputar atau rasa goyang atau melayang. \n Sifat serangan vertigo : periodik, kontinu, ringan atau berat. \n Faktor pencetus atau situasi pencetus : perubahan gerakan kepala atau posisi, situasi (keramaian dan emosional), suara \n Gejala otonom : Mual, muntah, keringat dingin ; berat atau ringan. \n Gejala gangguan pendengaran ( ex tinitus atau tuli ) \n Obat-obatan yang menimbulkan gejala vertigo ( ex streptomisin, gentamisin, kemoterapi ) \n Tindakan tertentu: temporal bone surgery, transtympanal treatment. \n Riwayat penyakit ( ex DM, hipertensi, kelainan jantung ) \n Defisit neurologis: fokal atau global ( hemihipestesi, baal wajah satu sisi, perioral numbness, disfagia, hemiparesis, penglihatan ganda, ataksia serebelaris, penurunan kesadaran ) \n \n\n Pemeriksaan Neurologis \n\n \n Kesadaran : kesadaran baik ( vertigo vestibuler perifer dan vertigo non vestibuler ), namun dapat menurun pada vertigo vestibuler sentral. \n Nervus kranialis : pada vertigo vestibularis sentral dapat mengalami gangguan pada nervus kranialis III, IV, VI, V sensorik, VII, VIII, IX, X, XI, XII. \n Motorik : kelumpuhan satu sisi (hemiparesis). \n Sensorik : gangguan sensorik pada satu sisi (hemihipestesi). \n Keseimbangan (pemeriksaan khusus neuro-otologi ) \n Tes nistagmus: \n Nistagmus disebutkan berdasarkan komponen cepat, sedangkan komponen lambat menunjukkan lokasi lesi: unilateral, perifer, bidireksional, sentral. \n Tes Rhomberg : \n mata terbuka pasien jatuh, kemungkinan kelainan pada serebelum. \n mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi, kemungkinan kelainan pada sistem vestibuler atau proprioseptif. \n Tes Rhomberg dipertajam (Sharpen Rhomberg): \n mata terbuka pasien jatuh, kemungkinan kelainan pada serebelum. \n mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi, kemungkinan kelainan pada sistem vestibuler atau proprioseptif. \n Keseimbangan (pemeriksaan khusus neuro-otologi ) \n Tes jalan tandem: pada kelainan serebelar, pasien tidak dapat melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu sisi. Pada kelainan vestibuler, pasien akan mengalami deviasi. \n Tes Fukuda, dianggap abnormal jika deviasi ke satu sisi lebih dari 30 derajat atau maju mundur lebih dari satu meter. \n Tes past pointing, pada kelainan vestibuler ketika mata tertutup maka jari pasien akan deviasi ke arah lesi. Pada kelainan serebelar akan terjadi hipermetri atau hipometri. \n \n\n \n\n Pemeriksaan Penunjang \n\n \n Dilakukan sesuai dengan etiologi, \n Dapat dipertimbangkan pemeriksaan : \n \n Pemeriksaan darah rutin seperti elektrolit, kadar gula darah direkomendasikan bila ada indikasi tertentu dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis, \n CT Scan atau MRI Brain \n \n \n \n\n \n\n Tatalaksana \n\n \n Terapi simptomatis : \n\n \n Antihistamin (dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin) \n\n \n Dimenhidrinat, lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per oral. \n Difenhidramin HCl, lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. parenteral (im atau iv), dengan dosis 25 mg – 50 mg \n \n \n Senyawa Betahistin (suatu analog histamin): \n \n Betahistin Mesylate dosis 12 mg, 3 kali sehari per oral. \n Betahistin HCl, dosis 8-24 mg, 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet dibagi dalam beberapa dosis. \n \n \n Kalsium Antagonis \n Cinnarizine, mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular. Dosis biasanya ialah 15-30 mg, 3 kali sehari. \n \n \n \n\n BPPV \n\n \n Idiopatik dan simptomatik \n Kriteria diagnosis : \n \n Vertigo vestibuler rekuren \n Durasi < 1 menit \n Diprovokasi oleh perubahan posisi : dari duduk terlentang, miring ke kiri atau ke kanan saat terlentang \n Min 2 dr manuver : merebahkan kepala, terlentang ke duduk, membungkuk ke depan \n \n \n Tidak disebabkan oleh penyakit lainnya \n Pemeriksaan neurologis :\n \n Nistagmus \n \n Kanal posterior : upbeat & torsional top pole beating toward downward ear \n Kanal horisontal : horisontal geotropic/ horisontal apogeotropic direction changing \n Kanal anterior : downbeat possibly with a slight torsional component \n \n \n Dix hallspike \n \n \n \n\n Terapi BPPV \n\n \n Komunikasi dan informasi: \n\n \n Karena gejala yang timbul hebat, pasien menjadi cemas dan khawatir akan adanya penyakit berat seperti stroke atau tumor otak. Oleh karena itu, pasien perlu diberikan penjelasan bahwa BPPV bukan sesuatu yang berbahaya dan prognosisnya baik serta hilang spontan setelah beberapa waktu, namun kadang-kadang dapat berlangsung lama dan dapat kambuh kembali. \n Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam mencari penyebab vertigo dan mengobatinya sesuai penyebab. \n Mendorong pasien untuk teratur melakukan latihan vestibular. \n \n \n Terapi BPPV kanal posterior: \n \n Manuver Epley \n Prosedur Semont \n Metode Brand Daroff \n \n \n \n\n \n\n Kewenangan Pelayanan Kesehatan Tingkat Peratama \n\n \n Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer \n\n \n BPPV dilayani di faskes primer, dirujuk jika :\n\n \n Tidak terdapat perbaikan pada vertigo vestibular setelah diterapi farmakologik dan non farmakologik. \n Vertigo vestibular tipe sentral \n \n \n \n \n PPK 2 (RS tipe B dan C) : \n Tatalaksana emergensi dan medis vertigo termasuk vertigo sentral sesuai dengan ketersediaan fasilitas \n PPK 3 (RS tipe A) : \n Talaksana emergensi dan medis komprehensif vertigo tipe sentral yang memerlukan CT/MRI \n \n\n Kesimpulan \n\n \n Vertigo adalah gejala bukan diagnosis \n Cegah gejala vertigo menjadi kronis karena menyebabkan penurunan ADL \n Penanganan vertigo secara tetap dan cepat à dengan cara menetapkan diagnosis secepatnya \n Identifikasi secepatnya adanya yellow flag ( psikis, gangguan tidur ) dan redflag ( vertigo sentral, gangguan cardiovascular atau cerebrovascular ) \n Memberikan KIE yang tepat kepada pasien dan keluarga pasien setelah mendapatkan diagnosis yang tepat \n \n\n Menerapkan sistem rujukan sesuai dengan kewenangan tingkat pelayanan kesehatan \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 30 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala dan Penyebab Kejang<\/a><\/h3>
<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 29 March 2022<\/li><\/ul><\/div>
Spina Bifida<\/a><\/h3>
<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 22 June 2021<\/li><\/ul><\/div>
How to Prevent Recurring Migraine<\/a><\/h3>
<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 18 June 2021<\/li><\/ul><\/div>
CARPAL TUNNEL SYNDROME<\/a><\/h3>
Kesemutan merupakan keluhan yang sering kali disampaikan oleh pasien yang datang ke poliklinik saraf. Kesemutan merupakan gejala yang dirasakan seseorang akibat adanya gangguan atau kerusakan pada saraf tepi. Meski terlihat ringan dan dapat hilang dengan sendirinya, kondisi ini tidak dapat disepelekan karena bisa saja menjadi tanda adanya penyakit tertentu. \nKesemutan bisa disebabkan oleh gangguan yang bersifat sistemik (misalnya penyakit Diabetes, Hipertensi, atau gangguan ginjal), efek pemakaian obat (misalnya obat anti tuberkulosis atau kemoterapi), stroke, tumor, serta gangguan yang bersifat lokal/mekanik (misalnya adanya saraf terjepit). Salah satu penyebab kesemutan yang disebabkan karena jepitan saraf adalah SIndrom Terowongan Karpal (STK)/ Carpal Tunnel Syndrome (CTS). \n\n \nCTS merupakan gangguan saraf yang terjadi ketika saraf yang mempersarafi telapak tangan (saraf Medianus) terhimpit atau tertekan saat melewati pergelangan tangan (lorong karpal). Umumnya disebabkan saat lorong karpal menjadi sempit akibat jaringan yang mengelilinginya membengkak sehingga menekan saraf Median yang lewat. Keadaan ini dapat diderita pada pasien usia muda maupun lanjut, namun wanita lebih berisiko mengalami penyakit ini dibandingkan laki-laki. Risiko akan meningkat pada keadaan hamil, kegemukan, penderita diabetes mellitus atau pada profesi tertentu yang banyak menggunakan pergelangan tangan pada pekerjaannya. \n\n \nPada kondisi CTS, pasien akan mengeluh kesemutan pada telapak tangan terutama area ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan separuh jari manis. Apabila kondisinya memberat, pasien bahkan sampai merasakan nyeri di telapak tangan seperti ditusuk-tusuk dan panas seperti terbakar, atau bahkan bisa menimbulkan otot telapak tangan mengecil (atrofi) dan kelumpuhan. Beberapa pasien mengatakan apabila naik sepeda motor telapak tangan terasa kesemutan, namun apabila telapak tangan dikibas-kibaskan kesemutan akan berkurang. \nDiagnosis CTS dapat ditegakkan dari keluhan pasien, pemeriksaan fisik (Tes Phalen dan Tes Tinel yang positif) dan pemeriksaan saraf tepi (pemeriksaan elektromiografi). \n\n Penanganan CTS yang pertama adalah modifikasi gaya hidup dengan mengurangi aktivitas pada pergelangan tangan dan pemasangan bidai / wrist support pada pergelangan tangan. Terapi dengan obat-obatan yang bersifat memperbaiki selubung saraf dan obat untuk mengurangi nyeri neuropatik dapat diberikan bersamaan dengan tindakan fisioterapi. Obat-obatan untuk mengurangi gejala CTS juga dapat dilakukan dengan cara penyuntikan pada area pergelangan tangan. Penyuntikan ini bertujuan untuk memasukkan obat anti peradangan langsung ke dekat saraf Medianus yang mengalami gangguan, sehingga memberikan efek anti nyeri yang lebih cepat. Di RS Hermina Balikpapan, kami sudah dapat mengerjakan injeksi ini dengan alat pandu Ultrasound (USG-Guided Injection), sehingga dengan alat pandu USG ini diharapkan jarum injeksi dapat lebih tepat ke area dekat saraf yang dituju. Apabila dengan terapi konservatif keluhan masih tidak membaik, atau otot telapak tangan sudah mengalami pengecilan (atrofi), maka pilihan tindakan selanjutnya adalah dilakukan pembedahan yang dikerjakan oleh dokter bedah orthopedi. \n\n \nJadi apabila ada keluhan kesemutan, segeralah datang konsultasi ke dokter spesialis saraf, agar dapat sesegera mungkin diketahui penyebabnya, sehingga dapat dilakukan tata laksana yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
- 18 June 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 June 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 29 March 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 16 June 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 June 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 July 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 July 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 16 August 2023<\/li><\/ul><\/div>