4 Persiapan untuk Sebelum Jalani Bedah Katarak

4 Persiapan untuk Sebelum Jalani Bedah Katarak

Katarak adalah suatu kondisi ketika lensa mata berubah menjadi keruh dan penglihatan jadi seburam kaca yang berembun. Pada kebanyakan kasus katarak, kondisi ini terjadi seiring proses penuaan. Namun, katarak dapat terjadi juga pada bayi yang baru dilahirkan.

Kondisi ini terjadi secara perlahan. Mulanya kekeruhan pada lensa terasa tipis saja, tetapi kemudian lama kelamaan menjadi semakin tebal.

Ketika katarak sudah menebal, keluhan akan penglihatan yang kabur pun semakin terasa. Misalnya, mata silau jika melihat cahaya yang terang, warna jadi terlihat pudar, melihat objek jadi seperti berganda, dan banyak lagi.

 

Apa Itu Bedah Katarak?

Dalam bedah katarak, lensa pasien yang keruh akan diganti dengan lensa buatan. Prosedur ini dilakukan oleh dokter spesialis mata yang umumnya termasuk tindakan medis yang aman Teknik bedah katarak dengan metode Fakoemulsifikasi merupakan teknik bedah katarak yang paling canggih saat ini. Teknik bedah modern ini memungkinkan pasien dapat pulang ke rumah setelah tindakan bedah di hari yang sama tanpa harus menjalani rawat inap (One Day Surgery).

 

Apa Saja Persiapan Untuk Menjalani Bedah Katarak?

1. Lakukan Serangkaian Pemeriksaan Awal

Rangkaian pemeriksaan dan tes harus dilakukan sekitar 1-2 minggu sebelum bedah katarak dilakukan. Selain untuk meminimalisir terjadinya risiko, pemeriksaan dan tes ini juga dilakukan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan bedah katarak. Terutama, untuk menentukan pilihan lensa yang terbaik untuk menggantikan lensa alami yang terkena katarak.

Contoh rangkaian pemeriksaan dan tes adalah:

- EKG (electrokardiogram) – pemeriksaan jantung untuk mendeteksi jika ada kelainan.

- Retinometri – memeriksa kondisi syaraf mata

- Specular Microscope – untuk mengetahui kondisi kornea

- Biometri IOL (introokular) Master – untuk mengetahui ukuran dan jenis lensa mata yang bisa ditanamkan

2. Melakukan konsultasi dengan dokter mengenai jenis tindakan bedah katarak

3. Memilih jenis lensa yang sesuai

Lensa mata implan yang digunakan umumnya terbuat dari silikon atau akrilik yang kemudian dilapisi oleh materi khusus untuk menangkal sinar UV. Ada 4 jenis lensa implan yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien, yaitu:

- Lensa Monofokal

Lensa monofokal adalah jenis lensa implan yang paling umum dan tradisional. Lensa ini hanya memiliki satu fokus — fokus jarak dekat, menengah, maupun jauh tergantung daripada keinginan pasien. Umumnya lensa jenis ini dipilih untuk membantu fokus jarak jauh. Fokus jarak dekat, seperti saat membaca, akan dibantu dengan menggunakan kacamata baca. Lensa jenis ini juga merupakan jenis lensa yang terbaik apabila pengguna sering berkendara di malam hari karena memiliki efek silau yang lebih kecil dibandingkan lensa jenis lainnya.

- Lensa Multifokal

Lensa ini memiliki dua titik fokus, yaitu fokus jarak dekat dan fokus jarak jauh. Lensa ini didesain sedemikian rupa sehingga otak dapat memilih titik fokus yang sesuai untuk penglihatan yang diinginkan. Lensa multifokal memiliki harga yang jauh lebih mahal dibandingkan monofokal.

- Lensa Akomodatif

Kebutuhan untuk mendapatkan penglihatan terbaik dalam segala situasi menyebabkan terciptanya lensa akomodatif. Lensa ini dibuat secara khusus untuk dapat berhubungan dengan otot siliaris (otot mata yang mengatur kemampuan untuk mencembung dan memipihkan lensa mata) sehingga lensa dapat berpindah ke depan maupun ke belakang untuk menyesuaikan fokus berdasarkan letak benda.

Relaksasi otot siliar akan menyebabkan lensa bergerak ke belakang dan meningkatkan penglihatan jarak jauh. Sebaliknya, kontraksi dari otot siliar akan menyebabkan lensa bergerak ke arah depan dan membantu untuk penglihatan jarak dekat.

- Lensa Torik

Berbeda dengan lensa jenis lainnya yang membantu untuk mengatasi minus dan plus pada mata, lensa jenis ini diperuntukkan untuk mengatasi mata silinder (astigmatisme). Penggunaan lensa torik memberikan hasil terbaik dalam mengatasi mata silindris dibandingkan dengan berbagai macam teknik lainnya, seperti pengurangan luas area operasi ataupun metode limbal relaxing incision.

4. Pemberian obat tetes mata

Obat tetes mata antibiotik akan diresepkan oleh dokter mata 1-2 hari sebelum bedah katarak dilaksanakan. Selain itu, terdapat juga beberapa pantangan dan kewajiban yang harus dipatuhi, yaitu:

  • Berhenti mengkonsumsi obat-obatan pengencer darah untuk sementara
  • Berpakaian nyaman, tidak memakai perhiasan, makeup dan parfum yang berlebihan di hari operasi
  • Mengatur dengan baik cara untuk pulang ke rumah seusai operasi, karena menyetir sendiri sangat tidak dianjurkan.

 

Tindakan Lanjutan Setelah Bedah Katarak

Setelah Bedah Katarak dilaksanakan, kemungkinan besar penglihatan hanya mulai membaik setelah beberapa hari (tidak langsung). Rasa gatal atau tidak nyaman juga dapat terjadi. Pasalnya, mata yang dioperasi tersebut sedang dalam proses pemulihan dan penyesuaian.

Tidak jarang juga mata seperti berair, atau jadi sangat sensitif terhadap cahaya. Segala ketidaknyamanan ini biasanya berhenti dalam hitungan hari pasca operasi. Namun jika rasanya berlebihan, dokter bisa saja memberi perawatan lebih.

Pasca operasi, dokter akan memberikan obat tetes mata khusus yang dapat membantu pemulihan dan mengurangi risiko infeksi. Kacamata atau pelindung mata juga dapat disarankan untuk menambah proteksi pada mata yang telah dioperasi.

Selain itu, berikut beberapa tips yang biasanya disarankan:

  • Tidak memegang atau mengucek mata
  • Tidak mengangkat benda berat
  • Sudah dapat berjalan, membaca, dan sebagainya, tetapi tetap berhati-hati

 

Hal-hal ini sebaiknya didiskusikan lebih lanjut bersama dengan dokter spesialis mata yang akan melakukan operasi Anda agar mendapatkan hasil akhir terbaik.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.