5 Cara Jaga Kesehatan Mental Orangtua Selama Isolasi Mandiri

5 Cara Jaga Kesehatan Mental Orangtua Selama Isolasi Mandiri

Saat orangtua terinfeksi virus corona, mereka otomatis harus berpisah dengan sang buah hati. Momen perpisahan tersebut menjadi salah satu hal yang membuat sebagian orangtua merasa stres, bahkan frustasi. Terlebih jika dibayangkan tidak tahu kapan mereka bisa bertemu kembali. Rasa stres hingga frustasi muncul saat orangtua merasa kesepian dan menginginkan kehadiran anak.

 

Selama ini orangtua selalu hidup bersama anak, dapat memeluk dan merasakan kasih sayang, baik secara fisik maupun emosional. Namun, saat isolasi mandiri, orangtua tidak lagi bisa merasakan keduanya. Hal tersebut otomatis akan menimbulkan rasa kesepian yang berdampak pada kesehatan mental orangtua. Gangguan secara psikologis akan berujung pada berdampaknya kesehatan fisik.

 

Jika sudah begitu, alih-alih cepat sembuh, orangtua pengidap corona justru akan semakin kehilangan momen berharga bersama anak. Pasalnya, saat mengalami gangguan psikis, sistem kekebalan tubuh pun perlahan akan menurun, sehingga tubuh lebih sulit untuk melawan virus. Lantas, bagaimana cara menjaga kesehatan mental selama isolasi mandiri? Sahabat Hermina dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

1. Menjaga Komunikasi dengan Keluarga

Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental selama isolasi mandiri adalah menjaga komunikasi dengan keluarga. Selama isolasi mandiri, orangtua dipersilahkan untuk menggunakan ponsel. Para orangtua bisa menggunakan momen ini untuk berkomunikasi dengan keluarga lewat video call atau telepon. Jika memiliki banyak waktu, bisa juga memutuskan untuk menemaninya sekolah online secara virtual.

2. Lakukan Permainan Secara Virtual

Berpisah dari anak bukan berarti tidak bisa bermain bersama. Langkah selanjutnya untuk menjaga kesehatan mental selama isolasi mandiri adalah dengan melakukan permainan secara virtual.

3. Lakukan Kegiatan yang Disukai

Selain melakukan komunikasi dengan keluarga, orangtua juga bisa melakukan hal-hal yang disukai. Jika belum bisa bepergian, bisa juga berbelanja online, menonton drama, atau hal-hal menyenangkan lainnya. Jika suka menulis, tuliskan pengalaman yang sudah dilalui selama masa isolasi mandiri. Hal tersebut bisa menjadi referensi orang lain yang memiliki kondisi yang sama.

4. Berolahraga Secara Teratur

Jangan lupa berolahraga secara teratur agar kesehatan fisik dan mental tetap terjaga dengan baik selama isolasi mandiri. Olahraga secara teratur mampu melepaskan hormon bahagia dalam tubuh, sehingga akan merasa lebih rileks.

5. Berpikir Positif

Salah satu hal yang paling berbahaya bagi kesehatan mental adalah memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan berusaha untuk berpikir positif, dan tidak memikirkan hal yg tidak perlu. Isolasi mandiri membuat pasien tidak memiliki banyak kegiatan seperti biasanya, sehingga terkadang pikiran melayang tinggi pada hal-hal yang tidak penting. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya lakukan hal-hal seperti yang telah disebutkan pada poin 1–4.

 

Nah Sahabat Hermina, itulah cara menjaga kesehatan mental selama isolasi mandiri. Sebagai orangtua, ibu dan ayah perlu tetap semangat. Pasalnya, masa-masa sulit seperti ini pasti akan berlalu.

 

 

 

 

Referensi:

WHO. Diakses pada 2020. Mental health and psychosocial considerations during the COVID-19 outbreak.

Waterford.org. Diakses pada 2020. How to Focus on Family Mental Health During the Coronavirus Quarantine.

Health Central. Diakses pada 2020. Taking Care of Your Mental Health While Self-Isolating

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.