7 Kebiasaan yang Harus Dihindari Demi Menjaga Kesehatan Telinga

7 Kebiasaan yang Harus Dihindari Demi Menjaga Kesehatan Telinga

Telinga merupakan organ manusia yang memiliki fungsi selain sebagai indra pendengaran dan keseimbangan juga memperindah tampilan manusia. Fungsinya yang vital sebagai modal komunikasi antar sesama dan alarm pendeteksi sumber arah bahaya menyadarkan kita bahwa kesehatan yang prima dari telinga adalah modal yang amat sangat penting untuk kualitas hidup sampai usia senja. Kesehatannya dapat terganggu akibat aktifitas sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat berefek buruk untuk telinga kita, berikut rangkuman dari berbagai kebiasaan buruk yang harus dihindari untuk kesehatan telinga:

 

  1. Mengorek telinga

Sering kali tanpa disadari aktifitas membersihkan telinga dapat berakibat buruk pada telinga anda. Kotoran telinga atau biasa disebut serumen/ear wax pada dasarnya adalah produk yang rutin dihasilkan oleh kelenjar sebasea dan seruminosa di telinga luar yang berguna untuk melembabkan saluran telinga, menghambat debu, kuman dan bakteri, serta baunya yang khas tidak disukai oleh serangga atau hewan kecil lain yang dengan aromanya dapat mencegah mahluk tersebut masuk ke dalam liang telinga.

Banyak masyarakat belum paham bahwa pada dasarnya tubuh kita memiliki mekanisme self cleaning terhadap kotoran telinga, seperti saat tidur miring, Gerakan mengunyah, dan pergantian kulit di saluran telinga itu sendiri.

Mengorek telinga dapat menyebabkan beberapa kondisi masalah seperti luka lecet, perdarahan, bengkak saluran telinga, infeksi telinga, terdorongnya serumen semakin dalam di telinga, tertinggal/ lepasnya kapas cotton bud di liang telinga, luka bakar penggunaan ear candle, serta robeknya gendang telinga akibat terlalu dalam mengorek telinga.

Mengingat resiko yang dapat ditimbulkan, oleh sebab itu membersihkan telinga sebaiknya dilakukan petugas/dokter yang ahli dan berpengalaman demi menghindarkan dari kejadian dan hal yang tidak diinginkan.

 

  1. Menggunakan sembarang tetes telinga

Pengobatan diri sendiri atau self medication terutama penggunaan tetes telinga tanpa resep obat dapat menyebabkan masalah telinga. Produk Tetes telinga yang tersedia di pasaran memiliki kandungan yang sesuai untuk kegunaannya, antara lain tetes telinga untuk kasus infeksi bakteri, infeksi jamur, peradangan, membersihkan telinga, melunakan kotoran telinga.

Penggunaan tetes telinga yang tidak sesuai dengan peruntukan serta berkepanjangan dapat berakibat negatif pada telinga. Seperti alergi, tersumbatnya liang telinga, gatal, nyeri telinga, infeksi yang memburuk dan timbulnya jamur pada saluran telinga.

 

  1. Tindik telinga di sembarang tempat

Menggunakan asesoris anting dapat meningkatkan penampilan seseorang utamanya wanita. Namun sebaiknya anda mulai selektif dalam menentukan lokasi atau layanan pembuat lubang anting/ tindik telinga mengingat resiko infeksi yang dapat muncul saat prosesnya. Pilihlah fasilitas yang menjamin kebersihan alat dan proses penindikan telinga yang baik serta petugas yang berpengalaman, jika tidak maka bersiaplah dengan resiko infeksi daun telinga yang mengintai telinga kita.

 

  1. Mendengarkan musik melalui earphone

Penggunaan earphone sebaiknya digunakan dengan bijak, ikuti aturan 60-60, yaitu penggunaan maksimal volume 60% selama 60 menit, jika lebih baiknya telinga anda beristirahat sejenak lepas earphone anda. Dampaknya mungkin akan baru terasa bertahun kemudian ketika anda merasakan gangguan penurunan pendengaran akibat syaraf telinga yang rusak karena terpapar suara yang direct dan intens. Jangan lupa gunakan bahan earphone yang lembut dan ukuran yang sesuai dengan dimeter lubang telinga agar tidak lecet dan menyebabkan nyeri dan infeksi saluran telinga.

 

  1. Mendengar suara keras

Suara yang keras atau bising dapat menyebabkan kerusakan permanen syaraf telinga yang berakibat tuli. Resiko tuli tersebut sebanding dengan kenaikan kekuatan suara atau intensitas dengan satuan decibel (dB) serta  waktu lamanya terpajan suara. Secara umum suara dengan intensitas 30-50 dB merupakan range suara yang aman didengar suara manusia. WHO menetapkan dikatakan bising jika diatas 85 dB. Pengukuran ini dapat diketahui menggunakan alat Sound Level meter.

Nilai Ambang Batas bising bahkan sudah ditetapkan oleh kementrian tenaga kerja untuk melindungi pekerja yang terpapar bising di tempat kerja dengan nilai 85 dB terpapar selama 8 jam kerja/hari dengan catatan tetap menggunakan alat pelindung telinga.

 

  1. Membiarkan batuk pilek berkepanjangan

Ketika anda atau anggota keluarga terkena batuk dan pilek. Jangan biarkan kondisi tersebut berlangsung lama karena ada resiko infeksi tersebut menjalar dan berefek pada telinga. Di belakang hidung dan tenggorokan ada saluran pengatur tekanan udara yang mengarah ke telinga yang bernama tuba eustachius. Jika infeksi radang batuk pilek menjalar ke saluran ini maka telinga akan mengalami infeksi yang dinamakan Otitis Media dengan gejala telinga terasa penuh, nyeri, berair bahkan menyebabkan berlubangnya gendang telinga dan menurunkan pendengaran. Resiko kejadian  meningkat pada anak-anak mengingat masih kecil, pendek dan landainya ukuran dari tuba eustachius. Segera berobat jika batuk pilek tidak mereda dalam waktu 3 hari.

 

  1. Penggunaan helm kendaraan yang terlalu sempit

Bagi anda pengendara kendaraan bermotor roda dua, pelindung kepala atau helm merupakan hal wajib. Gunakan selalu helm SNI dengan kualitas busa yang baik dan ukuran yang pas dengan diameter kepala. Hindari penggunaan helm yang terlalu sempit karena dapat mengakibatkan terhimpitnya daun telinga dan jika berlangsung lama maka kondisi kesehatan daun telinga dapat terganggu yang menyebabkan penyakit daun telinga seperti radang perikondritis, infeksi abses daun telinga yang dapat berkomplikasi mengecilnya daun telinga secara permanen (cauliflower ear) suatu kondisi yang dapat berdampak pada estetik telinga dan wajah.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.