7 Mitos TBC yang Harus Diketahui
Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Indonesia berada di urutan ketiga tertinggi untuk kasus TBC setelah India dan China. Saat ini kasus TBC yang ada di Indonesia sering kali diiringi dengan pemahaman keliru masyarakat. Untuk itulah, perlu dipahami beberapa mitos dan fakta tentang TBC.
Jika penyakit TBC ini ingin di basmi maka hal pertama yang harus dihilangkan adalah mitos-mitos yang menghambat pencegahan dan kontrol terkait penyakit TBC.
Apa saja mitos mitos yang beredar di masyarakat, mari kita simak 7 mitos TBC yang wajib kita ketahui, diantaranya adalah :
- Penyakit keturunan dan Akibat Guna-guna
Faktanya TBC bukan karena keturunan apalagi guna-guna yg dibuat oleh orang lain tetapi dikarenakan penularan bakteri.
Bakteri Myctobacterium tubercolosis lah yang menjadi penyebab utamanya, sehingga jika seseorang menghirup droplet pengidap TBC, terutama saat daya tahan tubuh sedang turun, maka orang tersebut dapat dengan mudah tertular. Bila terdapat beberapa orang yang tinggal dalam satu rumah mengidap TBC dikarenakan penularan bakteri. Jika menemukan seseorang dalam lingkungan rumah mengidap TBC, lakukan perlindungan diri dengan selalu menggunakan masker jika berinteraksi dengannya. Hal ini dilakukan secara dini ketika mengetahui keluarga kita ada yg mulai mengalami gejala batuk lama, demam, keringat malam hari, nafsu makan turun, berat badan turun, lemas, dan terjadi batuk berdarah.
- Hanya menyerang organ paru
Faktanya kebanyakan infeksi TBC memang terjadi di paru, tetapi bisa juga berkembang dan menyebar ke organ tubuh lainnya apabila tidak ditangani segera dengan baik.
Jenis TBC lain yang perlu diwaspadai adalah TBC tulang, TBC kelenjar getah benig, dan TBC usus. Pada kasus yang jarang terjadi, MTB (Mycobacterium Tuberkulosis ) dapat menyerang jantung dan otak manusia. Jenis TB selain TB paru biasanya bersifat tidak menular.
- Penyakit masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah atau orang miskin
Faktanya siapa saja bisa mengidap penyakit TBC baik kaya atau miskin dan berpendidikan atau tidak.
Beberapa kondisi yang memungkinkan terinfeksi TBC terkait mitos ini :
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, contohnya seperti pengidap penyakit diabetes, pasien kemoterapi, atau pengidap HIV/AIDS
- Tinggal di lingkungan yang lembab dan tidak terpapar sinar matahari
- Mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi
- Aktif berhubungan langsung dengan pengidap TBC dalam jangka waktu yang lama
- Perokok aktif
- Menggunakan alkohol dan obat terlarang
- Tidak dapat disembuhkan
Faktanya TBC bisa sembuh dengan pengobatan minimal 6-9 bulan. Meskipun kematian pada TBC cukup tinggi, tetapi TBC dapat disembuhkan. Pengobatan TB memang membutuhkan waktu cukup lama dan harus konsisten serta dengan niat ingin sembuh, yaitu minimal 6-9 bulan.
Jika tidak konsisten dilakukan, maka bakteri ini dapat melemah sesaat dan akan muncul kembali hingga menjadi resisten, kondisi ini di sebut multidrug-resistant tuberculosis atau MDR-TBC.
- Penderita Harus Dirawat di RS
Pasien TBC harus segera dibawa pergi ke rumah sakit atau tempat karantina penderita penyakit TBC (sanatorium) ini merupakan mitos lama.
Setelah pengobatan yang efektif dimulai, maka pasien dengan cepat menjadi bebas kuman (tidak menularkan).
Jika pasien mendapatkan perawatan yang tepat dan melakukan tata laksana tindakan pencegahan saat tinggal di rumah, maka penderita tidak menimbulkan risiko menularkan infeksi kepada anggota keluarganya lainnya.
- TB Menular dari peralatan makan dan hubungan seks
Faktanya TBC adalah penyakit yang ditularkan melalui udara. Penyakit TBC kemungkinan besar menyebar ke orang-orang yang memiliki kontak dekat dan berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi seperti anggota keluarga, teman atau rekan kerja/kantor.
TBC bukanlah penyakit yang dapat disebarkan atau ditularkan dengan berbagi wadah minum, peralatan makan, rokok, atau air liur dari ciuman atau akibat hubungan seksual.
- TB selalu diawali batuk darah
Faktanya Tidak semua gejala TBC diawali batuk darah. Beberapa pasien bahkan tidak mengalami batuk berdarah namun dinyatakan positif terkena TBC.
Jika terjadi batuk darah berarti penyakit TBC yang diidapnya sudah masuk dalam kategori berat dan penyembuhannya pun bisa lebih lama.
Fakta seputar TBC penting sekali dipahami secara benar oleh masyarakat agar kepedulian terhadap penyakit ini dapat semakin ditingkatkan, demikian pula dengan pencegahannya.
TBC merupakan penyakit menular dan berbahaya. Jika kita memiliki keluarga atau teman yang mengidap TBC, beri dukungan terhadap mereka untuk berobat hingga tuntas.
Jangan lupa untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diri serta lingkungan. Sadar diri untuk menutup mulut dan hidung dengan masker, cuci tangan dengan sabun atau handsanitiser.
Jika ditemukan lebih awal, penanganan penyakit tuberkulosis akan lebih cepat dan pasien bisa lebih cepat pulih. Oleh karena itu, jangan ragu untuk konsultasikan kesehatan Sahabat Hermina di RS Hermina Bekasi.