ADHD Pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Penanganannya

ADHD Pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Penanganannya

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang menyerang anak. Akibat gangguan ini, anak bisa menjadi hiperaktif, kurang fokus, dan impulsif. Gejala-gejala ini nantinya dapat memengaruhi proses belajar anak hingga cara bersosialisasinya, Kondisi ini dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah. Sayangnya, gejala ADHD bervariasi pada setiap anak dan terkadang sulit dikenali.

 

PENYEBAB ADHD

Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko anak terkena ADHD, antara lain faktor genetik dan lingkungan. ADHD juga diduga berkaitan dengan gangguan pada pola aliran listrik otak atau gelombang otak.

Ada pula yang menganggap bahwa gangguan perilaku hiperaktif pada anak disebabkan oleh sugar rush atau konsumsi gula berlebihan. Namun, hal ini belum terbukti benar.

Setiap anak mungkin mengalami banyak gejala ADHD. Jadi, untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter anak harus mengevaluasi anak menggunakan beberapa kriteria. ADHD umumnya didiagnosis pada anak-anak usia 7 tahun atau remaja. Jika orangtua khawatir Si Kecil mengalami ADHD, berikut beberapa gejala yang bisa diketahui. 

 

GEJALA ADHD

Ada beberapa gejala ADHD yang dapat orangtua ketahui:

1. Asik dengan Dirinya Sendiri

Anak yang mengalami ADHD biasanya tidak mampu mengenali kebutuhan dan keinginan orang lain. Mereka cenderung lebih fokus dengan dirinya sendiri dan tidak memedulikan orang lain. Misalnya, ketika disuruh untuk menunggu giliran, anak dengan ADHD cenderung sangat tidak sabar dan bahkan bisa mengganggu anak lain. 

2. Suka Menginterupsi

Perilaku berfokus pada diri sendiri dapat menyebabkan seorang anak dengan ADHD mengganggu orang lain saat mereka berbicara atau terlibat dalam percakapan atau permainan yang bukan bagian mereka.

3. Sulit Mengendalikan Emosi

Anak yang mengidap ADHD mungkin kesulitan mengendalikan emosinya. Mereka bisa meluapkan amarahnya di waktu yang tidak tepat.

4. Selalu Gelisah

Kebanyakan anak yang mengidap ADHD sering kali tidak bisa duduk diam. Mereka mungkin mencoba untuk bangun dan berlari, gelisah, atau menggeliat di kursinya ketika dipaksa untuk duduk. Kegelisahan dapat menyulitkan anak-anak dengan ADHD untuk bermain dengan tenang atau melakukan aktivitas santai.

5. Tidak Mampu Menyelesaikan Tugas

Seorang anak dengan ADHD sering menunjukkan minat pada banyak hal berbeda, tetapi ujung-ujungnya mereka sulit atau tidak menyelesaikannya sama sekali. Misalnya, mereka bermain permainan menyusun atau melakukan pekerjaan rumah, ketika sedang mengerjakannya, Si Kecil bisa tiba-tiba beralih ke hal berikutnya yang menarik minat mereka sebelum menyelesaikan tugas sebelumnya.

6. Kurang Fokus

Anak yang mengidap ADHD cenderung sulit memperhatikan sesuatu, bahkan ketika ada seseorang yang sedang berbicara langsung kepada mereka. Si Kecil mungkin akan berkata bahwa ia mendengarkan perkataan ibu, tetapi ketika disuruh untuk mengulangi, anak tidak akan bisa. 

7. Sering Melakukan Kesalahan

ADHD dapat membuat Si Kecil sulit mengikuti instruksi atau melaksanakan sebuah rencana. Hal ini kemudian dapat membuat anak ceroboh dan menyebabkan kesalahan. Namun, kesalahan yang dibuatnya bukan karena ia malas atau tidak cerdas, melainkan karena kondisi ADHD yang dimilikinya. 

8. Melamun

Tidak semua anak yang mengidap ADHD selalu ribut dan berisik. Sebagian anak mungkin justru lebih pendiam dan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Ia bisa saja lebih suka melamun dan mengabaikan apa yang terjadi di sekitarnya.

9. Sulit Mengatur

Anak dengan ADHD seringkali sulit mengatur tugas dan aktivitasnya. Hal ini dapat menimbulkan masalah di sekolah, karena mereka merasa sulit untuk memprioritaskan pekerjaan rumah, proyek sekolah, dan tugas lainnya.

10. Pelupa

Anak dengan ADHD bisa jadi pelupa dalam aktivitas sehari-hari. Mereka mungkin lupa mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah dan sering kehilangan barang, seperti mainan.

 

Apa yang perlu dilakukan orangtua jika anak alami ADHD?

Anak yang alami ADHD sebenarnya sama saja seperti anak pada umumnya. Mereka butuh cinta dan kasih sayang dari orangtuanya. Hanya saja, mereka butuh perhatian lebih dan pendekatan yang berbeda. Berikut beberapa tips membesarkan anak yang alami ADHD:

  1. Beritahu Anak tentang Kondisinya

Sebaiknya, jangan rahasiakan tentang ADHD pada anak. Beritahu dan jelaskan pada anak soal kondisi yang mereka alami. Jelaskan bahwa ini bukanlah karena kesalahan atau kenakalan mereka. Dengan begitu, anak akan mengerti dan mulai berusaha mengontrol hal tersebut.

  1. Jangan Menuntut Anak

Anak yang alami ADHD mungkin lebih tidak konsisten, dibanding anak-anak pada umumnya. Bisa saja hari ini nilai ujian mereka 95, besoknya hanya 60. Hindari menuntut anak menjadi lebih baik, apalagi mempertanyakan mengapa kemarin nilainya bagus, hari ini jelek. Anak yang alami ADHD sebenarnya cerdas. Mereka tentu tahu apa yang harus dilakukan, namun terkadang mereka tidak tahu bagaimana harus memulainya. Inilah yang sering kali disalahartikan orang pada umumnya tentang anak ADHD.

  1. Tetap Ajarkan Tanggung Jawab

ADHD dapat membuat anak jadi lebih sulit melakukan sesuatu, orangtua tetap perlu tegas dan mengajarkan anak tentang tanggung jawab. Misalnya, jika anak merajuk tidak ingin mengerjakan PR dengan dalih ia anak ADHD, bersikaplah tegas. Beri pemahaman pada anak bahwa PR adalah suatu tanggung jawab yang perlu dikerjakan. Meski sulit, beritahu anak bahwa ia tetap harus melakukannya. 

  1. Terapkan Aturan dan Konsekuensi secara Perlahan-lahan

Bagi anak yang alami ADHD, orangtua akan lebih mudah menerapkan aturan dan konsekuensi secara verbal dan tertulis. Misalnya, orangtua dapat menempel daftar tanggung jawab anak-anak dan aturan di dalam rumah. 

Jika ingin memberi rewards pada anak, boleh saja. Namun, jangan memberi iming-iming hadiah pada anak untuk sesuatu yang masih lama, seperti: “Mama akan beliin kamu sepeda kalau kamu juara” Anak yang alami ADHD memiliki masalah untuk merencanakan waktu yang akan datang, sehingga tidak masuk akal kalau menjanjikan hadiah yang baru akan diberikan tahun depan. Sebaiknya, belikan hadiah yang bisa diberikan dalam waktu dekat, seperti diberi izin main game di luar jadwal yang sudah ditentukan.

Orangtua juga perlu menjelaskan tentang konsekuensi pada anak secara jelas. Lalu, terapkan konsekuensi yang sudah dibuat secara perlahan-lahan, tetapi tetap bersikap tegas. Mungkin terkadang, orangtua merasa frustrasi dan lelah menghadapi anaknya. Namun, usahakanlah jangan mendidik anak dengan marah-marah.

  1. Bantu Anak Menemukan Kelebihannya

Anak yang mengalami ADHD sering dikucilkan. Hal ini dapat membuatnya merasa tidak punya harga diri dan rentan depresi. Anak mungkin akan merasa dirinya tidak bisa melakukan sesuatu yang berguna dan selalu salah. Kemudian jadi mudah kehilangan semangat.

Jika hal ini terjadi, orangtua perlu membangkitkan kembali semangat anak. Cobalah amati dan cari tahu apa yang diminati anak. Selama itu positif, dorong ia untuk menekuninya hingga benar-benar ahli. Jangan lupa berikan pemahaman pada anak bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lalu, ajak ia bersama-sama menemukan kelebihannya. 

  1. Jangan Overprotektif

Seiring berjalannya waktu, anak yang alami ADHD tentu akan beranjang dewasa. Jadi, mereka perlu belajar untuk mandiri. Meski ingin memastikan semua urusan anak lancar, sesekali, biarkan ia mengambil keputusan dan menyelesaikan masalahnya sendiri, selama itu tidak berbahaya.

Lalu, Bagaimana cara penanganan dan pencegahannya?

Penanganan ADHD bisa dengan obat-obatan atau psikoterapi. Perlu diketahui bahwa orang tua, keluarga, pengasuh, dan guru di sekolah juga membutuhkan bimbingan untuk menghadapi anak dengan ADHD.

ADHD tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi penanganan yang diberikan dapat meredakan gejala dan membantu penderita untuk menjalani hidup dengan normal.

Kemunculan ADHD pada anak memang tidak dapat dicegah. Namun, ibu hamil dapat mengurangi risiko terjadinya ADHD pada anak dengan menjauhi rokok, minuman beralkohol, dan NAPZA, terutama pada masa kehamilan. Selain itu, jauhkan anak dari asap rokok dan paparan zat beracun.

Berikut adalah beberapa gejala dan cara menangani anak penderita ADHD yang dapat diketahui oleh orangtua. Jika orangtua menemui tanda-tanda ini pada sang anak, orangtua dapat langsung membawa anak ke Psikiater atau Psikolog untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.