Adiksi Internet pada Anak dan Remaja
Teknologi informasi, khususnya internet, yang ada saat ini telah mengubah cara orang untuk bersosialisasi, belajar, bekerja, belanja, mencari pekerjaan, dan memanfaatkan waktu luangnya. Internet mempunyai dampak dalam kehidupan kita baik itu dampak positif maupun negatif.
Dampak positif Internet di antaranya membantu anak belajar mengeksplorasi, melatih kognitif, meredakan ketegangan atau memberi hiburan, dan. berafiliasi dengan teman sebaya.
Sedangkan dampak negatif yang dapat terjadi ketika menggunakan internet berlebihan adalah mengganggu kehidupan keluarga, pekerjaan, pendidikan, tidur, hobi, dan hubungan sosial.
Meningkatnya waktu yang digunakan untuk menggunakan internet dan game oleh anak dan remaja dapat meningkatkan kemungkinan menjadi suatu gangguan pada sebagian orang. Remaja lebih rentan mengalami kecanduan internet karena remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan bagian otak yang berfungsi untuk mengendalikan perilaku masih dalam proses perkembangan. Sehingga beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebanyak 31,4% remaja mengalami kecanduan internet.
Jenis-jenis kecanduan internet yang dapat dialami dapat berupa media sosial, cybersex & cyberporn, online shop, judi, serta games online. Istilah lain kecanduan internet adalah "adiksi internet". Kecanduan internet ditandai dengan penggunaan internet berlebihan akibat kurangnya kemampuan dalam pengendalian diri, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, misalnya bolos kelas, penurunan prestasi sekolah dan berkurangnya jam tidur. Melihat fenomena semakin banyaknya masalah yang berkaitan dengan internet, khususnya game, yang dialami oleh masyarakat di berbagai belahan dunia, maka pada tahun 2015 Internet Gaming Disorder (IGD) telah dimasukkan kedalam "Kondisi yang Memerlukan Penelitian" dalam The 5th edition of Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Pada pertengahan tahun 2019 akhirnya WHO resmi memasukan adiksi perilaku termasuk adiksi game kedalam ICD 11.
Konsekuensi negatif kecanduan internet dapat berupa:
1. Perubahan mood/emosi termasuk iritabilitas, kemarahan dan kebosanan
2. Gangguan pola tidur dan kualitas tidur yang buruk
3. Depresi dan cemas serta resiko bunuh diri
4. Masalah kondisi fisik, yang menyebabkan buruknya kondisi kesehatan secara umum akibat gizi buruk dan konsumsi caffeine yang berlebihan
5. Kehilangan teman di dunia nyata
6. Konflik dengan anggota keluarga, seperti perpisahan dan perceraian
7. Rusaknya produktifitas dan kehilangan pekerjaan yang dapat mengakibatkan masalah finansial
Tidak semua orang yang memakai internet atau bermain game online menjadi kecanduan. Ada berbagai faktor yang menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan mengalami kecanduan internet atau game. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi:
- Gender, laki-laki lebih rentan menjadi pecandu game
- Komorbiditas atau gangguan jiwa lain yang menyertai (depresi, cemas, ADHD)
- Capaian akademik yang rendah, dan rendahnya minat terhadap hal lain
- Usia, remaja lebih rentan menjadi pecandu game
- Kekurangan dalam regulasi emosi dan membuat keputusan
- Citra diri yang rendah dan tidak percaya diri
Sedangkan factor eksternal meliputi:
- Pengaruh teman sebaya
- Lingkungan saat bermain game
- Pengaruh keluarga
- Trauma
Penanganan untuk kecanduan internet tentunya memerlukan kolaborasi diantara para professional di bidang kesehatan jiwa serta keluarga. Terapi yang diberikan bias berupa konseling, psikoterapi, dan pada kasus-kasus gejala gangguan jiwa yang berat bisa juga diberikan obat.
Untuk pencegahan beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu: membatasi penggunaan gadget atau internet atau game untuk anak yaitu tidak lebih dari 2 jam seperti yang disebutkan dalam American Academy of Pediatrics 2011, mendorong anak menggunakan internet untuk hal yang produktif, mendorong anak untuk melakukan kegiatan lain khususnya kegiatan fisik dan aktifitas lain diluar rumah, mengurangi akses terhadap internet dengan tidak menggunakan gadget menjelang. Orang tua juga bisa menggunakan teknologi dalam memantau penggunaan gadget atau internet misalnya dengan mengaktifkan fitur parental lock.
Sahabat Hermina, kecanduan internet tentu dapat mengganggu keseharian siapa pun. Jangan ragu untuk menemui ahlinya agar dapat segera ditangani dan sebelum berdampak lebih parah. Salam sehat.