Aman Bersepeda saat Pandemi
Pandemi COVID-19 memunculkan kebijakan Work From Home (WfH). Hal tersebut menjadikan ada lebih banyak waktu atau kesempatan untuk berkegiatan di luar pekerjaan, termasuk bersepeda.
Masyarakat juga didorong untuk menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus corona. Bersepeda menjadi salah satu pilihan berolahraga untuk tetap menjaga imunitas tubuh.
Bagaimana tips aman bersepeda di tengah pandemi COVID-19?
dr. Tuko Srimulyo Sp.JP M.Kes menjelaskan, olahraga fisik bermanfaat untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dan sistem imun tubuh, termasuk bersepeda.
Bersepeda di luar rumah itu sifatnya rekreasi, menimbulkan rasa gembira sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh.
Agar bersepeda di luar rumah tetap aman dari paparan virus corona, penting agar masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Dengan begitu dapat meminimalkan risiko penularan COVID-19.
Saat bersepeda, masyarakat diharapkan tetap memakai masker. Selain itu, juga bersepeda dengan intensitas ringan. Sebab, saat olahraga dilakukan dengan intensitas berat pasokan oksigen dalam tubuh menurun ditambah penggunaan masker mengurangi masuknya oksigen ke paru-paru.
Olahraga dengan intensitas berat yang berkelanjutan ini dapat menimbulkan terjadinya hypoxia atau kekurangan oksigen jaringan. Hal itu dapat memperlambat kerja jantung dan juga menimbulkan saluran nafas terjepit yang tak jarang mengakibatkan kematian mendadak saat olahraga.
Olahraga bersepeda di luar rumah itu tujuannya rekreasi untuk senang-senang, lakukan dalam intensitas ringan saja. Kalau saat bersepeda berbicara sudah tidak jelas atau tersendat-sendat tandanya intensitasnya berat dan ini berbahaya apalagi jika kegiatan bersepeda nya tidak rutin hanya terpengaruh oleh teman sekitar.
Terkecuali untuk orang-orang yang memang terbiasa bersepeda sejak sebelum pandemi terjadi, untuk mereka olahraga dengan intesitas berat diperbolehkan.
Karena jantung dan paru-paru orang yang memang terbiasa bersepeda jarak jauh sudah terlatih dan sudah bisa beradapatasi.
Berikutnya, melengkapi diri dengan alat pelindung seperti helm untuk keselamatan saat bersepeda. Lalu, tetap menjaga jarak antar pesepeda sekitar 6 meter untuk menghindari risiko penularan dan menjaga keselamatan saat bersepeda di jalanan.
Para pesepeda juga diharapkan membawa minuman sendiri untuk menjaga kecukupan asupan cairan. Di samping itu, dengan menyiapkan minum sendiri harapannya pesepeda tidak mampir di warung untuk membeli minuman yang bisa berisiko terjadi penularan. Biasanya karena terbawa suasana pertemanan akhirnya pada pesepeda malah berkumpul dalam jarak dekat, mengobrol tanpa memakai masker dengan alasan “Agar Guyub Rukun”, padahal sejatinya itu sangat rentan terjadi penularan COVID-19.
Saat bersepeda jangan juga berjajar-jajar karena berbahaya. Pilihlah jalan yang sepi atau aman dari kendaraan bermotor. Hormati hak pengendara yang lain. Mobil, bis dan truk memang lebih berhak berada di jalan raya dan mereka tidak bisa mengendalikan kendaraan nya dengan baik bila para pesepeda tidak tertib. Sementara ini pemerintah belum menyiapkan sepenuhnya sarana untuk pehobi sepeda agar aman dan nyaman bersepeda.
Dengan mematuhi langkah-langkah tersebut, bersepeda di luar rumah diharapkan bisa berlangsung aman sekaligus bisa meningkatkan imunitas. Disarankan masyarakat untuk bersepeda statis di dalam rumah. Selain lebih aman, juga bisa menjadikan badan tetap bugar saat menjalankan aktivitas sehari-hari karena dilakukan dengan kecepatan mengayuh tetap (50 rpm) dangan beban yang disesuaikan dengan intensitas sedang yaitu 60-80 persen dengan denyut nadi maksimum (220-usia).
Demikian, selamat bersepeda didalam maupun diluar rumah dengan aman.