Anak Makan sambil Main Gadget?  Pahami Dampak Bagi Kesehatannya

Anak Makan sambil Main Gadget? Pahami Dampak Bagi Kesehatannya

 

Memberikan tontonan di gawai saat memberi makan balita adalah kebiasaan baru bagi banyak orang tua di masa saat ini, karena dapat membuat balita diam dan “seolah” menikmati makanannya. Namun ternyata kemudahan tersebut akan menjadi malapetaka bagi orang tua. Menonton gawai di usia balita 1-5 tahun berhubungan dengan kebiasaan makan yang tidak sehat. Menurut penelitian oleh Pearson et al tahun 2018, balita yang makan sambil menonton gawai menunjukkan konsumsi rendah buah dan sayuran serta peningkatan asupan makanan tidak sehat seperti snack, biskuit, coklat karena balita lebih mudah makan makanan tersebut saat menonton gawai dan ternyata kesemuanya adalah tinggi kadar gula, garam dan lemak. Pada penelitian ini juga disebutkan bahwa orang tua menjadi contoh yang kuat bagi balita untuk mengadopsi gaya makannya.

Makanan yang dimakan saat menonton gawai akan tidak disadari oleh balita sehingga balita akan terus merasa tidak kenyang. Secara tidak langsung kebiasaan ini akan membuat balita menjadi obesitas. Selain itu, balita terkasih ini akan mencontoh gaya makan dari orang tuanya. Bila orang tua sering terlihat oleh anaknya makan sambil memegang gawai, maka secara tidak langsung balita akan mengikuti.

Apakah dampak makan sambil menonton gawai hanya berupa penambahan berat badan berlebih atau obesitas saja?

Ternyata, dari penelitian Jusiene et al tahun 2019, dijelaskan bahwa anak kurang dari 5 tahun yang memiliki kebiasaan makan sambil menonton gawai memiliki dampak negatif yang luas. Di antaranya adalah keterlambatan perkembangan dari berbicara, memiliki kemampuan sosialisasi yang rendah, tidak mampu mengontrol atau mengekspresikan emosi serta menurunnya kemampuan akademik di masa yang akan datang. Penggunaan gawai juga akan menghambat perkembangan sensoris. Oleh karenanya orang tua seharusnya memberikan kesempatan bagi balitanya untuk lebih banyak beraktivitas fisik, seperti mengajak jalan-jalan, bermain di rumah ataupun di luar rumah. Hal ini akan membuat balita cepat merasa lapar. Balita yang lapar kemungkinan besar akan makan dengan lahap tanpa bantuan gawai. Ketika balita kondisinya tidak lapar hal ini akan membuat konsumsi menonton gawai menjadi meningkat. Peran orang tua dalam hal ini menjadi sangat penting. Orang tua harus dapat menyediakan kegiatan yang positif bagi balita dengan mengajaknya bermain, menyediakan makanan yang sesuai dengan usianya agar mudah dicerna. Dan tidak lupa, balita akan menjadi “cermin” dari orang tuanya, sehingga jadilah orang tua yang dapat memberi panutan bagi anaknya dengan tidak makan sambil memegang gawai.

Lalu apa saja yang dapat dilakukan orang tua?

1. Lakukan apa yang Anda ajarkan kepada balita. Jangan hanya membuat balita tidak menonton gawai saat makan, sedangkan orang tuanya tidak memberi contoh yang benar. Terapkan aturan di dalam rumah agar tidak ada yang memegang gawai saat makan.

2. Terapkan aturan tidak ada gawai atau televisi menyala saat makan. Jangan menyalakan televisi saat makan, dan tidak boleh menaruh gawai di atas meja makan. Balita dapat diikutkan perannya sebagai pengingat semua anggota keluarga untuk setuju dengan peraturan ini. Hal ini akan membuat balita senang karena dilibatkan dalam kedisiplinan saat makan.

3. Saat makan berikan perhatian penuh kepada balita. Upayakan tidak ada percakapan yang tidak melibatkan balita Anda.

4. Buat sesi makan menjadi hal yang menyenangkan. Dengan cara diskusi antar keluarga mengenai pengalaman sehari-harinya, membicarakan beberapa topik yang menyenangkan sehingga gawai benar-benar tidak dibutuhkan saat sesi makan berlangsung.

5. Buat jadwal makan yang tetap. Berikan balita jadwal makan besar 3 kali sehari dan 2 makanan snack di antaranya. Jadwal makan yang tetap akan membuat kebiasaan yang baik ke depannya.

6. Pastikan balita pada kondisi lapar. Kondisi lapar akan membuat balita fokus untuk makan. Jauhkan makanan snack saat sesi makan besar.

7. Masak makanan yang disukai balita. Walaupun begitu masakan harus tetap bervariasi.

8. Buat balita menikmati setiap makanan yang dihidangkan. Hal ini dapat diupayakan dengan mengajak balita ke tempat perbelanjaan, serta libatkan juga balita saat masak agar balita dapat lebih menghormati makanan yang telah disajikan.

9. Jangan memberikan tekanan pada balita. Jangan memaksa balita untuk menghabiskan makanannya. Pastikan durasi maksimal setiap sesi makan besar adalah 30 menit. Biarkan tubuhnya sendiri yang menentukan apakah ia sudah kenyang atau belum.

Selalu jaga kesehatanya Si Kecil dan berikan edukasi nyata oleh orang tuanya  seperti memberi contoh makan tidak sambil menggenggam gadget.

Dibuat oleh :dr. Irfan Abdurraafi, MARS

Ditinjau oleh :dr Erman SpA

Referensi :

Pearson, N, dkk. 2018. Clustering and correlates of screen-time and eating behaviours among young children. Pearson et al. BMC Public Health (2018) 18:753

Jusiene, R, dkk. 2019. Screen Use During Meals Among Young Children: Exploration of Associated Variables. Medicina (Kaunas), 2019 Oct; 55(10): 688.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.