Apa itu Dermatofitosis?

Apa itu Dermatofitosis?

Menurut dr. Anggana Rafika, SpDV, dokter kulit dan kelamin RS Hermina Bitung, dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofit yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti stratum korneum kulit, rambut dan kuku pada manusia dan hewan. Penyakit dermartofitosis ini sangat mudah dijumpai karena tingginya angka pertumbuhan jamur di Indonesia yang disebabkan oleh iklim dan letak geografis yang sangat mendukung.

 

Penyakit ini bersifat kronik dan residif yang dapat mengganggu kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup. Insidensi penyakit di Indonesia berkisar 2,93-27,6 persen. Dermatofitosis adalah infeksi jamur dermatofit yang menyerang epidermis bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan rambut.

 

Golongan jamur ini bersifat mencernakan keratin, dermatofita termasuk kelas fungi imperfecti. Gambaran klinik jamur dermatofita menyebabkan beberapa bentuk klinik yang khas, satu jenis dermatofita menghasilkan klinis yang berbeda tergantung lokasi anatominya.

 

Dermatofita merupakan kelompok taksonomi jamur kulit superfisial yang terdiri dari 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Kemampuannya untuk membentuk ikatan molekuler terhadap keratin dan menggunakannya sebagai sumber makanan menyebabkan mereka mampu berkolonisasi pada jaringan keratin.

 

Dermatofitosis tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi berbeda-beda pada tiap Negara.12Penelitian World Health Organization (WHO) terhadap insiden dari infeksi dermatofit menyatakan 20 persen orang dari seluruh dunia mengalami infeksi kutaneus dengan infeksi tinea korporis merupakan tipe yang paling dominan dan diikuti dengan tinea kruris, pedis, dan onikomikosis.

 

 

Bagaimana cara penularannya?

 

Penularan melalui kontak langsung dengan agen penyebab. Sumber penularan dapat berasal dari manusia (jamur antropofilik), binatang (jamur zoofilik) atau dari tanah (jamur geofilik) yang penyebarannya sering terjadi ketika bertukar pakaian, alat olahraga, handuk, atau sprei dengan orang yang membawa jamur.

 

 

Apa saja gejala dermatofitosis?

 

Keluhan pada sebagian besar infeksi dermatofita, pasien datang dengan bercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak dengan orang yang mengalami dermatofitosis.

 

 

Apa saja faktor risikonya?

 

Ada beberapa faktor risiko dermatofitosis, yaitu:

  • Lingkungan yang lembab dan panas
  • Imunodefisiensi
  • Obesitas
  • Diabetes Melitus

 

Jamur dermatofitosis di tubuh biasanya berada di titik berikut:

1. Kepala

2. Wajah

3. Dagu/jenggot

4. Badan

5. Area genetalia

6. Tangan

7. Kaki

 

 

Apa saja gejala yang muncul saat tertular Dermatofosis?

 

Saat tertular jamur dermatofosis, biasanya akan muncul gejala seperti:

1. Munculnya bercak kemerahaan yang dirasa meluas dan makin gatal jika berkeringat.

2. Bila gejala di kepala akan terjadi kerontokan pada rambut dan terlihat sisik seperti ketombe yang menebal atau nanah kekuningan.

3. Bila gejala di kaki terutama di sela jari kaki akan ada warna keputihan atau kemerahan.

 

 

Bagaimana cara penanganan untuk dermatofitosis?

 

Untuk menangani dermatofitosis, Sahabat Hermina dapat melakukan:

1. Jangan biarkan kulit terlalu lembap karena jamur akan mudah tumbuh 

2. Jangan lupa mandi 2 kali sehari 

3. Jaga kesehatan tubuh dan lingkungan 

4. Makan makanan yang bergizi dan minum air mineral 8-12 gelas sehari untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. 

5. Menjaga kebersihan dan pemakaian handukpakaian secara bersamaan harus dihindari.

6. Gunakan pakaian yang longgar. Ganti kaos kaki dan pakaian dalam setidaknya sehari sekali.

7. Jagalah kulit Anda agar tetap bersih dan kering, serta selalu keringkan tubuh Anda setelah mandi.

8. Jika Anda memiliki kaki atlet, gunakan kaos kaki sebelum memakai pakaian dalam, sehingga jamur tidak tersebar dari kaki ke selangkangan Anda.

 

Dermatofosis sangat menggganggu dan dapat menyebar di bagian tubuh lainnya, sahabat hermina harus waspada dan turut serta dalam pencegahan dermatofosis dengan cara:

1. Pakailah pakaian pelindung ketika harus melakukan pekerjaan yang berisiko terpapar.

2. Hindari kulit kering. untuk mencegah kulit kering dapat dengan mmebersihkan diri dengan mandi yang bersih jangan teralu cepat karena sabun juga dapat menempel yang membuat kulit kering hindari dari air yang sangat panas

3. Gunakan pembersih yang lembut dan tidak berbusa. Pilih pembersih yang tidak mengandung deterjen dan parfum karena zat tersebut bisa membuat kulit kering.

4. Keringkan tubuh dengan lembut. Setelah mandi, tepuk lembut kulit dengan handuk lembut.

5. Gunakan pelembab saat kulit masih basah, oleskan minyak, krim atau lotion untuk melembapkan kulit.

 

 

Jadi, bila Sahabat Hermina Bitung mengalami gejala seperti ini dapat langsung dikonsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin agar dapat segera menerima penanganan.

 

Menurut dr. Anggana Rafika, SpDV, dokter kulit dan kelamin RS Hermina Bitung, dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofit yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti stratum korneum kulit, rambut dan kuku pada manusia dan hewan. Penyakit dermartofitosis ini sangat mudah dijumpai karena tingginya angka pertumbuhan jamur di Indonesia yang disebabkan oleh iklim dan letak geografis yang sangat mendukung.

 

Penyakit ini bersifat kronik dan residif yang dapat mengganggu kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup. Insidensi penyakit di Indonesia berkisar 2,93-27,6 persen. Dermatofitosis adalah infeksi jamur dermatofit yang menyerang epidermis bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan rambut.

 

Golongan jamur ini bersifat mencernakan keratin, dermatofita termasuk kelas fungi imperfecti. Gambaran klinik jamur dermatofita menyebabkan beberapa bentuk klinik yang khas, satu jenis dermatofita menghasilkan klinis yang berbeda tergantung lokasi anatominya.

 

Dermatofita merupakan kelompok taksonomi jamur kulit superfisial yang terdiri dari 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Kemampuannya untuk membentuk ikatan molekuler terhadap keratin dan menggunakannya sebagai sumber makanan menyebabkan mereka mampu berkolonisasi pada jaringan keratin.

 

Dermatofitosis tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi berbeda-beda pada tiap Negara.12Penelitian World Health Organization (WHO) terhadap insiden dari infeksi dermatofit menyatakan 20 persen orang dari seluruh dunia mengalami infeksi kutaneus dengan infeksi tinea korporis merupakan tipe yang paling dominan dan diikuti dengan tinea kruris, pedis, dan onikomikosis.

 

 

Bagaimana cara penularannya?

 

Penularan melalui kontak langsung dengan agen penyebab. Sumber penularan dapat berasal dari manusia (jamur antropofilik), binatang (jamur zoofilik) atau dari tanah (jamur geofilik) yang penyebarannya sering terjadi ketika bertukar pakaian, alat olahraga, handuk, atau sprei dengan orang yang membawa jamur.

 

 

Apa saja gejala dermatofitosis?

 

Keluhan pada sebagian besar infeksi dermatofita, pasien datang dengan bercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak dengan orang yang mengalami dermatofitosis.

 

 

Apa saja faktor risikonya?

 

Ada beberapa faktor risiko dermatofitosis, yaitu:

  • Lingkungan yang lembab dan panas
  • Imunodefisiensi
  • Obesitas
  • Diabetes Melitus

 

Jamur dermatofitosis di tubuh biasanya berada di titik berikut:

1. Kepala

2. Wajah

3. Dagu/jenggot

4. Badan

5. Area genetalia

6. Tangan

7. Kaki

 

 

Apa saja gejala yang muncul saat tertular Dermatofosis?

 

Saat tertular jamur dermatofosis, biasanya akan muncul gejala seperti:

1. Munculnya bercak kemerahaan yang dirasa meluas dan makin gatal jika berkeringat.

2. Bila gejala di kepala akan terjadi kerontokan pada rambut dan terlihat sisik seperti ketombe yang menebal atau nanah kekuningan.

3. Bila gejala di kaki terutama di sela jari kaki akan ada warna keputihan atau kemerahan.

 

 

Bagaimana cara penanganan untuk dermatofitosis?

 

Untuk menangani dermatofitosis, Sahabat Hermina dapat melakukan:

1. Jangan biarkan kulit terlalu lembap karena jamur akan mudah tumbuh 

2. Jangan lupa mandi 2 kali sehari 

3. Jaga kesehatan tubuh dan lingkungan 

4. Makan makanan yang bergizi dan minum air mineral 8-12 gelas sehari untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. 

5. Menjaga kebersihan dan pemakaian handukpakaian secara bersamaan harus dihindari.

6. Gunakan pakaian yang longgar. Ganti kaos kaki dan pakaian dalam setidaknya sehari sekali.

7. Jagalah kulit Anda agar tetap bersih dan kering, serta selalu keringkan tubuh Anda setelah mandi.

8. Jika Anda memiliki kaki atlet, gunakan kaos kaki sebelum memakai pakaian dalam, sehingga jamur tidak tersebar dari kaki ke selangkangan Anda.

 

Dermatofosis sangat menggganggu dan dapat menyebar di bagian tubuh lainnya, sahabat hermina harus waspada dan turut serta dalam pencegahan dermatofosis dengan cara:

1. Pakailah pakaian pelindung ketika harus melakukan pekerjaan yang berisiko terpapar.

2. Hindari kulit kering. untuk mencegah kulit kering dapat dengan mmebersihkan diri dengan mandi yang bersih jangan teralu cepat karena sabun juga dapat menempel yang membuat kulit kering hindari dari air yang sangat panas

3. Gunakan pembersih yang lembut dan tidak berbusa. Pilih pembersih yang tidak mengandung deterjen dan parfum karena zat tersebut bisa membuat kulit kering.

4. Keringkan tubuh dengan lembut. Setelah mandi, tepuk lembut kulit dengan handuk lembut.

5. Gunakan pelembab saat kulit masih basah, oleskan minyak, krim atau lotion untuk melembapkan kulit.

 

 

Jadi, bila Sahabat Hermina Bitung mengalami gejala seperti ini dapat langsung dikonsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin agar dapat segera menerima penanganan.

 

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.