Apa itu Hepatitis B?

Apa itu Hepatitis B?

Hepatitis B adalah peradangan pada organ hati yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. Menurut data World Health Organization (WHO), sebanyak 2 miliar orang di dunia yang telah terinfeksi oleh virus hepatitis B. Pada banyak kasus, infeksi hepatitis B ini dapat menetap di dalam tubuh hingga menjadi kronis dan menyebabkan terjadinya kanker hati dan sirosis. Maka dari itu, penting bagi masyarakat untuk tetap selalu waspada akan bahaya hepatitis B.

 

 

Penyebab Hepatitis B

 

Penyakit hepatitis B tidak dapat menular bila hanya berbagi alat makan atau berpelukan dengan penderitanya. Penularan virus hepatitis B ini terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom dan berbagi jarum suntik dengan para penderita hepatitis B, karena virus hepatitis B berada di dalam darah dan cairan tubuh, seperti cairan serebrospinal, cairan pleura, cairan amnion, cairan peritoneum, cairan vagina, dan cairan tubuh lainnya. Hepatitis B juga dapat ditularkan dari ibu yang sedang hamil kepada janin dalam kandungannya.

 

 

Gejala Umum Hepatitis B

 

Pada orang yang tertular dan terinfeksi hepatitis B biasanya akan muncul gejala awal yang tidak terlihat. Dalam berbagai kasus, bahkan gejalanya sama sekali tidak terlihat walaupun telah terinfeksi cukup lama selama 30 tahun. Berikut adalah gejala yang terlihat apabila jika seseorang yang terinfeksi sudah kronis, antara lain:

  • Mengalami lemas
  • Mual, muntah-muntah, dan tidak nafsu makan
  • Mengalami demam yang tidak terlalu tinggi
  • Mata berwarna kuning atau jaundice yang hilang timbul secara bergantian
  • Perut mengalami pembuncitan yang berisi cairan dan bengkak pada kaki
  • Mengalami penurunan kesadaran dan disertai sesak

 

 

Pengobatan Hepatitis B

 

Penderita hepatitis B yang sudah kronis, pilihan untuk pengobatannya yang biasa dilakukan adalah dengan mengonsumsi obat antivirus seperti telbivudin, tenofovir, lamivudin, dan entecavir, serta suntikan interferon.

 

Pengobatan tersebut juga membutuhkan kedisplinan dari pasien untuk kontrol secara rutin ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit dan mengevaluasi pengobatan yang diberikan. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan kerusakan pada hati yang cukup parah, dokter mungkin akan menganjurkan pasien melakukan prosedur transplantasi hati.

 

 

Pencegahan Hepatitis B

 

Langkah pertama dalam mencegah penyakit hepatitis B adalah dengan melakukan vaksinasi. Maka dari itu, vaksin hepatitis B menjadi vaksin yang wajib diberikan kepada anak-anak dan diulang rutin pada saat dewasa.

 

Selain itu, Sahabat Hermina bisa mulai menerapkan pola hidup sehat, hindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau sudah dipakai orang lain, serta hindari melakukan hubungan seks yang aman. Selain itu, jangan menggunakan sikat gigi dan pisau cukur bersama.

Hepatitis B adalah peradangan pada organ hati yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. Menurut data World Health Organization (WHO), sebanyak 2 miliar orang di dunia yang telah terinfeksi oleh virus hepatitis B. Pada banyak kasus, infeksi hepatitis B ini dapat menetap di dalam tubuh hingga menjadi kronis dan menyebabkan terjadinya kanker hati dan sirosis. Maka dari itu, penting bagi masyarakat untuk tetap selalu waspada akan bahaya hepatitis B.

 

 

Penyebab Hepatitis B

 

Penyakit hepatitis B tidak dapat menular bila hanya berbagi alat makan atau berpelukan dengan penderitanya. Penularan virus hepatitis B ini terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom dan berbagi jarum suntik dengan para penderita hepatitis B, karena virus hepatitis B berada di dalam darah dan cairan tubuh, seperti cairan serebrospinal, cairan pleura, cairan amnion, cairan peritoneum, cairan vagina, dan cairan tubuh lainnya. Hepatitis B juga dapat ditularkan dari ibu yang sedang hamil kepada janin dalam kandungannya.

 

 

Gejala Umum Hepatitis B

 

Pada orang yang tertular dan terinfeksi hepatitis B biasanya akan muncul gejala awal yang tidak terlihat. Dalam berbagai kasus, bahkan gejalanya sama sekali tidak terlihat walaupun telah terinfeksi cukup lama selama 30 tahun. Berikut adalah gejala yang terlihat apabila jika seseorang yang terinfeksi sudah kronis, antara lain:

  • Mengalami lemas
  • Mual, muntah-muntah, dan tidak nafsu makan
  • Mengalami demam yang tidak terlalu tinggi
  • Mata berwarna kuning atau jaundice yang hilang timbul secara bergantian
  • Perut mengalami pembuncitan yang berisi cairan dan bengkak pada kaki
  • Mengalami penurunan kesadaran dan disertai sesak

 

 

Pengobatan Hepatitis B

 

Penderita hepatitis B yang sudah kronis, pilihan untuk pengobatannya yang biasa dilakukan adalah dengan mengonsumsi obat antivirus seperti telbivudin, tenofovir, lamivudin, dan entecavir, serta suntikan interferon.

 

Pengobatan tersebut juga membutuhkan kedisplinan dari pasien untuk kontrol secara rutin ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit dan mengevaluasi pengobatan yang diberikan. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan kerusakan pada hati yang cukup parah, dokter mungkin akan menganjurkan pasien melakukan prosedur transplantasi hati.

 

 

Pencegahan Hepatitis B

 

Langkah pertama dalam mencegah penyakit hepatitis B adalah dengan melakukan vaksinasi. Maka dari itu, vaksin hepatitis B menjadi vaksin yang wajib diberikan kepada anak-anak dan diulang rutin pada saat dewasa.

 

Selain itu, Sahabat Hermina bisa mulai menerapkan pola hidup sehat, hindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau sudah dipakai orang lain, serta hindari melakukan hubungan seks yang aman. Selain itu, jangan menggunakan sikat gigi dan pisau cukur bersama.

Hepatitis B adalah peradangan pada organ hati yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. Menurut data World Health Organization (WHO), sebanyak 2 miliar orang di dunia yang telah terinfeksi oleh virus hepatitis B. Pada banyak kasus, infeksi hepatitis B ini dapat menetap di dalam tubuh hingga menjadi kronis dan menyebabkan terjadinya kanker hati dan sirosis. Maka dari itu, penting bagi masyarakat untuk tetap selalu waspada akan bahaya hepatitis B.

 

 

Penyebab Hepatitis B

 

Penyakit hepatitis B tidak dapat menular bila hanya berbagi alat makan atau berpelukan dengan penderitanya. Penularan virus hepatitis B ini terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom dan berbagi jarum suntik dengan para penderita hepatitis B, karena virus hepatitis B berada di dalam darah dan cairan tubuh, seperti cairan serebrospinal, cairan pleura, cairan amnion, cairan peritoneum, cairan vagina, dan cairan tubuh lainnya. Hepatitis B juga dapat ditularkan dari ibu yang sedang hamil kepada janin dalam kandungannya.

 

 

Gejala Umum Hepatitis B

 

Pada orang yang tertular dan terinfeksi hepatitis B biasanya akan muncul gejala awal yang tidak terlihat. Dalam berbagai kasus, bahkan gejalanya sama sekali tidak terlihat walaupun telah terinfeksi cukup lama selama 30 tahun. Berikut adalah gejala yang terlihat apabila jika seseorang yang terinfeksi sudah kronis, antara lain:

  • Mengalami lemas
  • Mual, muntah-muntah, dan tidak nafsu makan
  • Mengalami demam yang tidak terlalu tinggi
  • Mata berwarna kuning atau jaundice yang hilang timbul secara bergantian
  • Perut mengalami pembuncitan yang berisi cairan dan bengkak pada kaki
  • Mengalami penurunan kesadaran dan disertai sesak

 

 

Pengobatan Hepatitis B

 

Penderita hepatitis B yang sudah kronis, pilihan untuk pengobatannya yang biasa dilakukan adalah dengan mengonsumsi obat antivirus seperti telbivudin, tenofovir, lamivudin, dan entecavir, serta suntikan interferon.

 

Pengobatan tersebut juga membutuhkan kedisplinan dari pasien untuk kontrol secara rutin ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit dan mengevaluasi pengobatan yang diberikan. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan kerusakan pada hati yang cukup parah, dokter mungkin akan menganjurkan pasien melakukan prosedur transplantasi hati.

 

 

Pencegahan Hepatitis B

 

Langkah pertama dalam mencegah penyakit hepatitis B adalah dengan melakukan vaksinasi. Maka dari itu, vaksin hepatitis B menjadi vaksin yang wajib diberikan kepada anak-anak dan diulang rutin pada saat dewasa.

 

Oleh karena itu, Sahabat Hermina bisa mulai menerapkan pola hidup sehat, hindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau sudah dipakai orang lain, serta hindari melakukan hubungan seks yang tidak aman. Selain itu, jangan menggunakan sikat gigi dan pisau cukur bersama.

 

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.