Apa itu Maskne ?

Apa itu Maskne ?

Terjadi perubahan gaya hidup yang drastis selama pandemi COVID-19, salah satunya adalah pemakaian masker setiap hari dengan durasi yang cukup lama setiap harinya. Perubahan tersebut tentunya dapat memberikan dampak besar walaupun tidak secara langsung pada kita, dan yang saat ini sedang menjadi hot topic adalah maraknya maskne pada wajah banyak orang. Maskne merupakan bagian dari acne mechanica atau jerawat yang disebabkan terutama karena adanya trauma mekanik (gesekan antara objek dengan kulit, dalam kasus ini objeknya adalah masker). Akne ini biasanya khas dan dapat dibedakan dari jenis lainnya karena jerawat yang muncul terletak pada area O wajah (area yang paling dominan tertutup oleh masker).

Selain faktor mekanik, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan maskne dapat muncul, yaitu cuaca/suhu di Indonesia yang cenderung panas yang menyebabkan produksi sebum (minyak wajah oleh kelenjar minyak) meningkat. Terjadi juga perubahan derajat asam basa (pH) serta kelembaban kulit di area yang tertutup masker menyebabkan kulit semakin mudah teriritasi. Hal yang tidak kalah penting dan sering tidak disadari adalah pemakaian kosmetik dan skincare yang salah. Pengobatan akne totol / spot acne, seperti benzoyl peroxide, salicylic acid, sulfur, alfa hydroxy acids, dan retinoid, dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan jika dipakai saat menggunakan masker. Pemakaian sunscreen kimia juga meningkatkan sifat komedogenik (pemicu timbulnya komedo), sehingga lebih disarankan memakai masker dengan UPF 50+ sebagai fotoprotektif. Selain faktor-faktor di atas, riwayat genetik akne pada keluarga atau riwayat akne sebelumnya pada diri sendiri juga memiliki peran dalam munculnya maskne.

Berdasarkan faktor-faktor penyebab di atas, maskne dapat dicegah / diminimalisir dengan cara mencuci wajah dengan pembersih wajah yang lembut sebanyak dua kali setiap harinya, menggunakan pelembab yang tidak bersifat oklusif sebelum memakai masker, menjaga kebersihan tangan saat melepas ataupun memasang masker, dan mengganti masker setiap 4 jam sekali dan membiarkan area masker terbuka selama 15 menit selama pergantian masker agar kulit tidak terlalu lembab.

Jika anda mengalami maskne dan  merasa tidak nyaman baiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis Dermatologi & Venereologi atau dokter spesialis kulit dan kelamin

Daftar sekarang

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.