Apa Itu Osteoporosis? Klasifikasinya, Faktor Risiko, Gold Standar Pemeriksaan, dan Pencegahannya

Apa Itu Osteoporosis? Klasifikasinya, Faktor Risiko, Gold Standar Pemeriksaan, dan Pencegahannya

Apa Itu Osteoporosis? Klasifikasinya, Faktor Risiko, Gold Standar Pemeriksaan, dan Pencegahannya

Pengertian Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan kualitas jaringan tulang, yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini sering disebut sebagai “silent disease” karena tidak menimbulkan gejala signifikan hingga terjadi patah tulang. Osteoporosis paling sering terjadi pada lansia, terutama pada wanita pasca-menopause, meskipun dapat menyerang pria dan orang muda dalam kondisi tertentu.

Klasifikasi Osteoporosis

Osteoporosis diklasifikasikan menjadi dua kategori utama:

  1. Osteoporosis Primer:
    • Jenis yang paling umum, yang biasanya terjadi akibat proses penuaan alami. Terdapat dua subtipe utama:
      • Tipe I (Osteoporosis pasca-menopause): Biasanya terjadi pada wanita setelah menopause akibat penurunan kadar estrogen, yang berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang.
      • Tipe II (Osteoporosis senilis): Terjadi pada pria dan wanita lanjut usia (di atas 70 tahun), akibat proses penuaan alami yang menyebabkan penurunan massa tulang.
  2. Osteoporosis Sekunder:
    • Disebabkan oleh kondisi medis lain atau penggunaan obat-obatan tertentu yang mempengaruhi metabolisme tulang, seperti penggunaan glukokortikoid jangka panjang, hipertiroidisme, hipogonadisme, atau penyakit ginjal.

Faktor Risiko Osteoporosis

Ada beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan kemungkinan seseorang terkena osteoporosis, antara lain:

  • Usia
  • Jenis Kelamin
  • Keturunan
  • Kebiasaan Gaya Hidup
  • Nutrisi
  • Penggunaan Obat

Gold Standar Pemeriksaan Osteoporosis

Metode yang paling diakui secara klinis untuk mendiagnosis osteoporosis adalah Dual-energy X-ray absorptiometry (DXA), yang merupakan gold standard dalam pemeriksaan kepadatan tulang. DXA mengukur densitas mineral tulang (bone mineral density/BMD) pada beberapa lokasi di tubuh, seperti tulang panggul dan tulang belakang, untuk menilai risiko patah tulang.

Skor T yang dihasilkan dari pemeriksaan DXA digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan osteoporosis:

  • Normal: Skor T lebih dari -1.
  • Osteopenia (penurunan kepadatan tulang yang belum mencapai osteoporosis): Skor T antara -1 hingga -2.5.
  • Osteoporosis: Skor T kurang dari -2.5.

Pencegahan Osteoporosis

Mencegah osteoporosis sejak dini adalah hal yang penting, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah osteoporosis:

  1. Konsumsi Kalsium dan Vitamin D yang Cukup: Asupan kalsium yang cukup sangat penting untuk membangun dan mempertahankan tulang yang kuat. Sumber-sumber kalsium meliputi produk susu, sayuran hijau, dan suplemen kalsium. Vitamin D juga diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium, dan sumbernya bisa berasal dari paparan sinar matahari atau suplemen.
  2. Olahraga Rutin: Latihan beban dan olahraga yang melibatkan kekuatan otot, seperti berjalan, berlari, atau angkat beban, dapat membantu menjaga kekuatan tulang dan memperlambat hilangnya massa tulang.
  3. Hindari Kebiasaan Buruk: Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol karena keduanya dapat mempercepat hilangnya massa tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.
  4. Perawatan Hormonal: Pada beberapa wanita pasca-menopause, terapi hormon estrogen dapat membantu menjaga kepadatan tulang, meskipun ini harus dibicarakan dengan dokter karena dapat menimbulkan risiko kesehatan lainnya.
  5. Penggunaan Suplemen: Jika sulit mendapatkan nutrisi dari makanan sehari-hari, suplemen kalsium dan vitamin D dapat digunakan untuk memastikan asupan yang memadai.

Nah Sahabat Hermina, Osteoporosis adalah penyakit yang umum tetapi sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang. Dengan mengetahui faktor risiko, diagnosis dini dengan pemeriksaan DXA, serta menerapkan gaya hidup sehat yang melibatkan nutrisi seimbang dan olahraga teratur, risiko osteoporosis dapat diminimalisir. Pencegahan sejak dini sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang jangka panjang dan menghindari komplikasi di kemudian hari.

Referensi:

  1. National Osteoporosis Foundation. (2021). "What is Osteoporosis?" Retrieved from https://www.nof.org
  2. International Osteoporosis Foundation. (2021). "Risk Factors for Osteoporosis." Retrieved from https://www.osteoporosis.foundation
  3. NHS UK. (2021). "Osteoporosis - Symptoms, Diagnosis, and Treatment." Retrieved from https://www.nhs.uk
Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.