Apakah Air Fryer Bermanfaat bagi Kesehatan?
Metode memasak dengan cara menggoreng adalah pengolahan yang banyak digunakan dalam pengolahan makanan. Hal ini karena proses pengolahan tersebut lebih mudah, serta memiliki sifat sensori yang banyak disukai, baik dari tekstur, rasa, hingga penampilan.
Akan tetapi, makanan yang diolah dengan cara digoreng terkenal memiliki kandungan kalori dan lemak yang tinggi, dan jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, jantung dan stroke.
Belakangan ini mulai ramai di masyarakat bahkan di media sosial terkait penggunaan air fryer. Apa itu air fryer?
Air fryer adalah alat elektronik yang digunakan untuk memasak makanan dengan menggunakan media udara. Penggunaan air fryer hanya menambahkan sedikit minyak saja di permukaan bahan makanan atau bahkan tidak sama sekali.
Perbedaannya dengan oven adalah kapasitasnya yang lebih besar, sehingga panasnya kurang terkonsentrasi di sekitar makanan. Jadi, waktu memasaknya lebih lama.
Pada transfer panas, deep fry membutuhkan 1,5 menit untuk mencapai titik didih sedangkan air fryer 5,5 menit.
Air fryer juga membutuhkan daya listrik yang cukup tinggi, serta waktu pemasakan yang lebih lama untuk bias mendapatkan tekstur yang sama seperti makanan yang digoreng.
Hasil olahannya pun tentu akan berbeda. Dari segi mutu sensoris, warna makanan akan berbeda karena terkait dengan laju reaksi kimia yang lebih rendah dan reaksi pencoklatan nonenzimatis. Jika ingin menyamakan warna, maka butuh waktu penggorengan yang lebih lama. Sementara deep frying menghasilkan kerenyahan, aroma, rasa, dan warna yang lebih baik.
Kandungan lemak menurun sekitar 70%, pada deep frying turun 7 gram/100 gram, sedangkan pada air fry 2 gram/100 gram.
Kandungan vitamin E lebih tinggi pada deep frying, karena di dalam minyak yang digunakan untuk menggoreng terkandung vitamin E.
Kandungan vitamin C pada deep frying turun dari 6,75/100 gram jadi 1/100 gram, tetapi masih lebih tinggi daripada air frying.
Air fryer memiliki kualitas yang lebih baik dari segi kandungan zat gizi, sedangkan deep frying lebih unggul dalam mutu sensorisnya. Namun, belum ada penelitian lebih lanjut terkait penggunaan air fryer terhadap kondisi penyakit tertentu.
Akan tetapi, percuma jika menggunakan air fryer untuk mengolah makanan siap saji olahan yang cederung tinggi kalori karena tetap dapat menyebabkan surplus kalori.
Oleh karena itu, yang terpenting adalah memperhatikan kuantitas makanan yang kita konsumsi serta kualitas bahan makanan yang kita pilih.
Referensi:
Azmi, M.M.Z., Taip, F.S., Kamal, S.M.M. and Chin, N.L. Effects of temperature and time on the physical characteristics of moist cakes baked in air fryer. Journal of Food Science and Technology. 2019, 56:4616-4624.
Santos, C.S.P., Cunha, S.C., and Casal, S. Deep or air frying? A comparative study with different vegetable oils. European Journal of Lipid Science and Technology, 2017. https://doi.org/10.1002/ejlt.201600375
Sun, Yangbo, et al. Association of Fried Food Consumption with All Cause, Cardiovascular, and Cancer Mortality: Prospective Cohort Study. BMJ, 2019, doi:10.1136/bmj.k5420.