Apakah Bekas Luka Dapat Hilang?

Apakah Bekas Luka Dapat Hilang?

Setiap pasien dengan luka atau dengan rencana operasi biasanya bertanya-tanya, “Apakah luka ini akan meninggalkan bekas?” atau “Apakah bekas lukanya nanti bisa hilang?”

 

Bekas luka atau parut atau scar adalah hasil akhir dari proses penyembuhan luka. Luka sendiri dapat disebabkan oleh berbagai jenis trauma seperti luka bakar, infeksi, suntikan, tindik, gigitan serangga, atau tindakan operasi. Luka akan mengalami tiga fase penyembuhan yaitu peradangan, pembelahan jaringan, dan maturasi, dengan hasil akhir berupa tertutupnya luka oleh jaringan parut.

 

Untuk memperbaiki luka yang dalam, kulit tubuh kita tidak mengalami regenerasi membentuk jaringan yang serupa 100% dengan kondisi semula, tetapi menutup defek luka dengan jaringan ikat dalam bentuk parut. Dibandingkan jaringan normal, parut berbeda dalam hal penampilan, fungsi pendinginan suhu tubuh, dan kekuatan jaringan. Bahkan parut dapat menarik dan mengganggu fungsi organ sekitarnya.

 

Gejala dan tanda parut berbeda-beda tergantung tahapan maturasinya. Parut yang baru terbentuk setelah luka menutup disebut parut imatur, dan masih menjalani tahap maturasi. Parut imatur berwarna kemerahan, tidak elastis, meninggi dibandingkan kulit sekitarnya, dan dapat disertai gatal atau nyeri.

 

Setelah melalui tahap maturasi selama 6 bulan-1 tahun, parut disebut parut matur. Pada tahap ini, parut dapat bersifat normal atau abnormal. Parut matur disebut normal bila bersifat samar, yaitu berwarna pucat, lunak, rata (tidak meninggi ataupun cekung dibandingkan kulit sekitarnya), dan tidak disertai gatal atau nyeri. Parut inilah yang disebut parut favorable, dan merupakan target optimal dari terapi luka.

 

Parut dikategorikan abnormal bila memiliki salah satu karakteristik berikut:

  • Perbedaan warna. Dibandingkan kulit sekitar, parut abnormal tampak lebih gelap, bahkan dapat berwarna kemerahan atau kecoklatan.
  • Menonjol. Terdapat 2 jenis parut demikian, yaitu parut hipertrofik (parut meninggi tetapi tidak melebar melebihi batas luka awal) dan keloid (parut meninggi dan melebar melebihi batas luka awal).
  • Cekung, yang disebut parut atrofik
  • Konsistensi keras
  • Disertai keluhan gatal/nyeri
  • Menarik organ sekitar, dapat menimbulkan gangguan gerak. Parut demikian disebut kontraktur.

 

Untuk mengenal cara mencegah parut abnormal, kita perlu mengetahui penyebabnya, yang biasanya bersifat multifaktorial. Faktor-faktor ini dapat bersifat tidak dapat dirubah (nonmodifiable) atau dapat diupayakan (modifiable.)

 

Faktor nonmodifiable adalah faktor yang tidak dapat diubah, antara lain:

  • Usia. Pasien lanjut usia memiliki karakteristik kulit yang mengurangi risiko parut hipertrofik, sementara pasien muda dan anak-anak memiliki risiko lebih tinggi.
  • Ras. Kulit ras Asia dan Afrika lebih berisiko menderita parut hipertrofik dan keloid.
  • Riwayat sebelumya. Pasien dengan riwayat parut abnormal sebelumnya lebih berisiko menghasilkan parut abnormal pada luka selanjutnya.
  • Riwayat keluarga. Karena faktor genetik dalam pembentukan parut abnormal, pasien yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat parut abnormal akan lebih berisiko.
  • Karakteristik luka: lokasi, arah, kedalaman dan luas luka.

 

Beberapa area tubuh lebih berisiko menghasilkan parut abnormal. Luka pada area anggota gerak dengan kulit yang lebih tegang lebih berisiko menjadi parut hipertrofik. Sementara area telinga, bahu, dan dada rentan menimbulkan keloid.

Tubuh manusia memiliki garis-garis alami yang menggambarkan ketegangan kulit. Luka yang sejajar garis tersebut akan tampak lebih samar, dan sebaliknya.

Semakin dalam dan luas luka, semakin berisiko menjadi parut yang abnormal.

 

Faktor modifiable. Faktor-faktor ini dapat diupayakan oleh dokter untuk menghasilkan parut yang optimal, di antaranya:

  • Teknik bedah. Perawatan dan penutupan luka dapat dilakukan seoptimal mungkin untuk menghasilkan parut yang samar. Hal ini diterapkan dengan pembersihan luka, kontrol perdarahan, dan teknik penjahitan luka yang adekuat. Khusus untuk luka yang disengaja (luka operasi), desain sayatan dapat dirancang sedemikian rupa untuk menghasilkan lokasi, arah, dan panjang luka yang lebih samar. Pada kasus demikian, upaya mencapai parut yang samar dapat dimulai bahkan sebelum luka terbentuk.
  • Perawatan parut. Optimalisasi pematangan parut dilakukan selama fase maturasi, yaitu sejak luka menutup hingga 6 bulan–1 tahun setelahnya. Perawatan parut dapat dilakukan dengan silikon, taping, pressure garment, dan masase parut.

 

 

Berbagai metode/cara penanganan:

  • Dressing silikon
  • Taping
  • Pressure garment
  • Masase (pemijatan) parut
  • Laser
  • Injeksi obat (kortikosteroid, kemoterapi, toksin botulinum)
  • Cryoterapi
  • Pembedahan
  • Radiasi
  • Fat graft

 

Pilihan metode yang dilakukan tergantung pada tahapan maturasi dan karakteristik parut. Parut matur yang abnormal mungkin memerlukan tata laksana yang lebih invasif. Untuk kasus keloid, beberapa metode dapat dilakukan sekaligus untuk mengurangi risiko kekambuhan.

 

Dengan demikian, target terapi yang realistis dari setiap luka adalah parut yang samar (favorable), bukan tidak adanya parut sama sekali. Mengupayakan hasil akhir parut yang samar dimulai dari perencanaan luka (bila memungkinkan), teknik penutupan luka, hingga perawatan parut luka selama proses maturasi. Konsultasi dengan dokter bedah plastik dianjurkan untuk menentukan metode penanganan yang sesuai.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.