Apakah betul pasien Covid-19 varian Omicron lebih cepat sembuh dibanding varian lain termasuk Delta? Mengapa?
Saat ini COVID-19 varian Omicron sudah mewabah di hampir seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Rata-rata orang yang terpapar COVID-19 varian Omicron hanya mengalami gejala ringan hampir mirip flu, seperti demam, sakit kepala, hingga badan lemas. Lalu apakah covid 19 varian omicron lebih cepat sembuh dari varian covid-19 lain ?
Jawabannya Ya, karena memang dari data yg ada baik di dalam maupun luar negeri, orang yg terinfeksi varian omicron cenderung ringan bahkan tanpa gejala, dan pemulihan lebih cepat dibandingkan pendahulunya, varian delta
Akan tetapi tetap harus waspada, karena pada orang-orang dengan daya tahan tubuh yg buruk dan komorbid, varian ini menjadi pencetus perburukan penyakit komorbid yg sudah ada sebelumnya.
Mengapa lebih ringan?
Kelihatannya ada hubungan juga dengan daya tahan tubuh orang yg terinfeksi. Ingat, saat ini cakupan imunisasi di seluruh dunia sudah cukup tinggi, lebih dari 50%
Selain mungkin karakter virus yg bermutasi tersebut, tentu saja yg ini perlu penelitian lebih lanjut.
berdasarkan laporan kasus Omicron di Amerika Serikat akhir 2021 data pasien bergejala ringan lebih banyak dari bergejala berat
mengalami: batuk 89%, fatigue 65%,
hidung tersumbat 59%, demam 38%, mual atau muntah 22%,
sesak napas 16%, diare 11% anosmia 8%
Sedangkan data di dalam negeri, yg dikumpulkan didapatkan
sebanyak 65% bergejala ringan, batuk kering 63%,
nyeri tenggorokan 54%, pilek 27%, sakit kepala 36%
demam 18%
Pasien yg dirawat di RS hanya yg bergejala sedang, dan berat, atau gejala ringan dengan pemberatan komorbidnya
Apa itu kriteria sedang?
Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat
Anak-anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas cepat atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat).
Kriteria napas cepat :
Usia kurang dari 2 bulan, napas lebih dari 60x/menit
Usia 2–11 bulan, napas lebih dari 50x/menit
Usia 1–5 tahun,napas lebih dari40x/menit
Usia lebih dari 5 tahun, napas lebih dari 30x/menit.
Sedangkan kriteria Berat /Pneumonia Berat
Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas lebih dari 30 x/menit, distres pernapasan berat
Pada pasien anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini : Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang sangat berat)
Tanda bahaya umum: ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang.
Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea:
usia kurang dari 2 bulan, lebih dari60x/menit
usia 2–11 bulan, lebih dari 50x/menit
usia 1–5 tahun, lebih dari 40x/menit
usia lebih dari 5 tahun, lebih dari 30x/menit.
Dan Kritis:
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok sepsis, atau kondisi lainnya yang membutuhkan alat penunjang hidup seperti ventilasi mekanik atau terapi vasopresor
Walaupun hasil PCR masih positif, pasien dengan persyaratan dapat berobat jalan dan dirawat di rumah, dapat pulang ke rumah, tentu saja dengan mematuhi protokol kesehatan yg ada.
Berikut adalah 4 kriteria sembuh untuk pasien Omicron, sebagaimana diatur dalam SE terbaru Menkes:
1. Pada kasus konfirmasi Covid-19 yang tidak bergejala, isolasi dilakukan minimal 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
2. Pada kasus konfirmasi Covid-19 dengan gejala, isolasi dilakukan selama 10 hari sejak muncul gejala ditambah sekurang-kurangnya 3 hari bebas gejala demam dan pernapasan. Jika masih terdapat gejala setelah hari ke-10, maka isolasi tetap dilanjutkan sampai gejala hilang ditambah 3 hari.
- Pada kasus konfirmasi Covid-19 yang sudah mengalami perbaikan klinis saat isolasi, dapat dilakukan pemeriksaan NAAT termasuk pemeriksaan RT-PCR pada hari ke-5 dan ke-6 dengan selang waktu 24 jam. Jika hasil negatif berturut-turut, pasien dapat dinyatakan sembuh dan isolasi selesai.
- Pada kasus konfirmasi Covid-19 yang sudah mengalami perbaikan klinis saat isolasi, tetapi tidak melakukan pemeriksaan NAAT termasuk pemeriksaan RT-PCR pada hari ke-5 dan ke-6 dengan selang waktu 24 jam, maka pasien masih harus melaksanakan isolasi sesuai dengan ketentuan pada poin nomor 2.
Apa saja ciri-ciri pasien varian Omicron yang sudah sembuh baik secara fisiologis maupun medis?
Ciri2 pasien yg sudah sembuh tentu saja hilangnya semua gejala infeksi yang ada sebelumnya, dan pada pemeriksaan swab PCR/ Antigen sudah negatif
Mengingat pandemik belum usai dan varian baru virus ini lebih cepat menyebar daripada sebelum nya, pastinya kamu khawatir dengan keluargamu terpapar virus yang dapat terbawa secara sadar maupun tidak sadar oleh dirimu pada saat kamu melakukan aktivitas di luar. Lalu apa saja yang perlu dilakukan agar terhindar dari penularan Covid-19 selain penerapan protokol kesehatan?
Tingkatkan pertahanan tubuh baik pertahanan spesifik maupun pertahanan non spesifik terhadap virusnya,
Pertahanan spesifik adalah dengan vaksinasi covid-19 , ini akan merangsang tubuh membentuk antibodi spesifik virus covid-19 dan yang dapat mencegah infeksi covid-19. Kalaupun sakit akan ringan-ringan saja.
Adapun pencegahan yg umum tentunya adalah
1. Patuhi protokol kesehatan
2. Tidak merokok
3. Olahraga
4. Berpikir positif
5. Makan teratur, makanan yg bergizi terutama buah dan sayur serta protein (pada kondisi penyakit tertentu mungkin dibatasi), boleh ditambahkan vitamin dan mineral. Beberapa suplemen yang dapat membantu daya tahan tubuh bisa dikonsumsi, tetapi tidak boleh berlebihan. Zat-penting yg bisa ditambahkan seperti Vit C, Vit D, Vit E dan Zn. Juga probiotik.
6. Tidak keluar rumah bila tak perlu, agar terhindar dari paparan virus/ jumlah virus yg masuk ke tubuh kita minimal.
7. Vaksinasi lainnya seperti flu dan pneumonia, yang ini, konsultasikan dengan dokter anda.
8. Perbanyak doa dan ibadah