Arti Mata Kedutan Dari Sisi Medis

Arti Mata Kedutan Dari Sisi Medis

Arti Mata Kedutan Dari Sisi Medis

Mata kedutan alias tic palpebra merupakan kondisi yang memicu pergerakan berulang pada kelopak mata bagian atas. Umumnya, gerakan muncul secara spontan dan terjadi tanpa diawali tanda tertentu. Kedutan pada mata bisa berlangsung selama beberapa detik atau bertahan hingga satu menit atau lebih. Bukan mitos, nyatanya ada fakta medis di balik kedutan pada mata.

Mata kedutan sering dikaitkan dengan mitos, misalnya ada orang lain yang sedang membicarakan kita atau akan ada peristiwa yang membuat kita menangis. Padahal, mata kedutan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan atau penyakit yang perlu diwaspadai. Mata kedutan bukanlah keluhan yang berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, bila sering terjadi, kondisi ini tentu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab Gangguan Tic

Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti dari gangguan tic. Beberapa pemicunya, yakni mutasi gen spesifik dan perubahan bahan kimia otak, seperti glutamat, serotonin, dan dopamin.

Faktor Risiko Gangguan Tic

Faktor yang meningkatkan risiko gangguan, meliputi:

  • Genetika. Seorang anak berisiko tinggi mengalaminya ketika memiliki orang tua dengan kondisi yang sama.
  • Jenis kelamin. Pria berisiko lebih tinggi terpengaruh ketimbang wanita.
  • Trauma. Contohnya, cedera kepala, keracunan, infeksi, dan operasi.
  • Gangguan medis. Contohnya, penyakit Huntington atau penyakit Creutzfeldt-Jakob.

Gejala Gangguan Tic

Gejala yang muncul diklasifikasikan berdasarkan bagian yang terkena. Misalnya: 

  • Motorik. Gejalanya, yakni gerakan kepala dan bahu yang tak terkendali, berkedip, menyentak, atau menyentuh benda atau orang lain. Tics motorik biasanya muncul sebelum tics vokal.
  • Vokal. Gejalanya, yakni mengeluarkan suara, seperti batuk, berdehem atau mendengus, atau mengulangi kata dan frasa.

Tics juga diklasifikasikan ke dalam kategori:

  • Tics sederhana. Gangguan ini terjadi tiba-tiba dan singkat, terdiri dari beberapa kelompok otot. Misalnya, hidung berkedut, gerakan mata tak terkendali, atau berdehem.
  • Tics kompleks. Gangguan ini melibatkan gerakan terkoordinasi menggunakan beberapa kelompok otot. Misalnya, melompat atau melangkah dengan cara tertentu, memberi isyarat, atau mengulangi kata dan frasa.

Mata berkedut bisa menyerang siapa saja dan terjadi pada salah satu atau kedua mata. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, tetapi bisa sangat mengganggu. Kedutan pada mata umumnya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa saat. Pada beberapa kasus, kedutan pada kelopak mata bisa hilang timbul dalam jangka waktu tertentu, misalnya hingga berbulan-bulan. 

Jika dilihat dari segi medis, kedutan mata bisa muncul akibat gangguan pada kondisi fisik dan mental. Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh tengah kelelahan, misalnya akibat kurang tidur atau kurang beristirahat. Selain itu, mata sering berkedut juga bisa muncul akibat stres atau perasaan tertekan. Faktor gaya hidup juga bisa meningkatkan risiko mata berkedut, seperti konsumsi minuman beralkohol, kafein berlebih, serta aktif merokok. 

Mata kedutan umumnya tidak memerlukan penanganan khusus dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika tidak kunjung membaik,  dapat mencoba mengurangi atau menghilangkan mata kedutan dengan cara-cara berikut ini:

  • Cukupi waktu istirahat.
  • Batasi konsumsi minuman berkafein dan minuman beralkohol.
  • Hentikan kebiasaan merokok.
  • Jaga permukaan mata agar tetap lembap menggunakan obat tetes air mata buatan.
  • Berikan kompres hangat ketika mata kedutan mulai terasa.

Batasi waktu saat menatap layar alat elektronik, seperti komputer, laptop, atau ponsel. Jika bekerja menggunakan alat eletronik tersebut, istirahatkan mata sejenak setiap mata mulai terasa lelah atau tidak nyaman.

Penanganan mata kedutan dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, jika mata kedutan tidak kunjung reda konsultasikan ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai, baik dengan obat-obatan maupun operasi.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.