Atasi Nyeri Haid

Atasi Nyeri Haid

Nyeri haid atau dismenore umum dialami setiap wanita selama menstruasi. Penyebab nyeri haid bermacam-macam. Namun, Anda perlu waspada bila nyeri haid yang muncul tak tertahankan dan tak kunjung hilang, karena bisa jadi ini menandakan adanya penyakit atau gangguan tertentu.

 

Nyeri Haid umumnya dialami wanita pada awal masa menstruasi Rasa sakit di perut bagian bawah ini tidak begitu menyiksa pada sebagian wanita, sehingga mereka tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

 

Namun, beberapa wanita mungkin merasakan nyeri haid yang tidak tertahankan hingga tidak mampu melakukan apa pun. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami nyeri haid yang lebih parah, di antaranya:

  • Riwayat menstruasi pertama kali saat berusia 11 tahun atau lebih awal
  • Berusia di bawah 30 tahun
  • Pendarahan berlebihan selama menstruasi dalam waktu lebih dari 7 hari (menorrhagia)
  • Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol
  • Berat badan berlebih atau kurang
  • Riwayat keluhan nyeri haid parah di keluarga
  • Pendarahan tidak teratur (metrorrhagia)

 

 

Berbagai Penyebab Nyeri Haid

 

Nyeri haid yang dialami wanita saat menstruasi bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Kondisi atau penyakit tertentu

Nyeri haid atau dismenore terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer adalah rasa nyeri yang umum dialami wanita, terutama di masa awal menstruasi.

 

Sementara itu, dismenore sekunder merupakan rasa nyeri yang disebabkan oleh beberapa penyakit atau kondisi, seperti:

  • Endometriosis 
  • Radang Panggul
  • Adenomiosis
  • Fibroid atau miom, yaitu tumor di dinding rahim yang tidak bersifat kanker
  • Efek samping penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim atau intrauterine device (IUD)

 

Selain itu, nyeri haid juga bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti masalah pada kandung kemih atau saluran indung telur (tuba Falopi) dan penyempitan leher rahim.

 

Nyeri haid akibat dismenore sekunder biasanya terjadi lebih awal dari nyeri haid biasa dan berlangsung lebih lama.

 

Selain nyeri haid, dismenore sekunder umumnya juga dapat disertai gejala lain, seperti menstruasi tidak teratur, keputihan yang kental dan berbau, perdarahan di antara masa menstruasi, serta nyeri saat melakukan hubungan seksual.

 

2. Kontraksi otot pada rahim

Saat menstruasi, dinding rahim akan meluruh dan berkontraksi lebih kencang untuk mengeluarkan sel telur yang tidak dibuahi. Keluarnya sel telur dan jaringan dinding rahim inilah yang tampak menyerupai darah haid.

 

Kontraksi ini dapat menekan pembuluh darah yang mengelilingi rahim, sehingga memutus suplai darah dan oksigen ke rahim. Kondisi tersebut menyebabkan jaringan rahim melepaskan bahan kimia yang menimbulkan rasa nyeri, seperti prostaglandin

 

Prostaglandin dapat membuat otot rahim berkontraksi semakin kencang, sehingga menimbulkan nyeri haid. Zat ini juga dapat menimbulkan beberapa keluhan lain saat haid, seperti mual, mulas, lemas, dan sakit kepala.

 

Setelah menstruasi selesai, jumlah prostaglandin akan berkurang, sehingga nyeri haid dan gejala lainnya pun bisa mereda dengan sendirinya.

 

 

Cara Mengatasi Nyeri Haid yang Tidak Tertahankan

 

Jika Anda merasakan nyeri haid yang mengganggu, ada beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk meringankan keluhan tersebut, antara lain:

  • Memberikan kompres hangat di perut bagian bawah yang terasa nyeri atau kram
  • Memperbanyak aktivitas fisik atau olahraga
  • Melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan
  • Membatasi konsumsi makanan berlemak dan minuman yang mengandung kafein serta alkohol
  • Mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih
  • Mengonsumsi teh herbal, seperti teh chamomile dan jahe
  • Mengurangi stres
  • Menggunakan obat peredang nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol

 

Nyeri haid yang muncul sesekali bukanlah hal yang berbahaya. Namun, Anda perlu waspada jika nyeri haid terasa sangat parah dan muncul setiap kali datang bulan.

 

Begitu pula jika nyeri haid muncul beserta keluhan lain, seperti perdarahan berlebih, periode menstruasi lebih lama dari biasanya, keputihan tidak normal, nyeri terasa intens di area panggul, serta demam.

 

Jika berbagai cara di atas tidak mampu mengurangi nyeri haid yang Anda rasakan, cobalah periksakan diri ke dokter. Setelah memeriksa kondisi Anda dan menentukan penyebab nyeri haid yang Anda rasakan, dokter dapat memberikan pengobatan yang sesuai.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.