Awas! Osteoporosis Mengintai Perempuan Usia Menopause
Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi rapuh atau keropos sehingga sangat berisiko untuk mengalami keretakan bahkan patah tulang. Masalahnya adalah, seseorang biasanya tidak mengetahui mengenai kondisi kerapuhan tulang tersebut sampai terjadi sesuatu yang menyebabkan patah tulang (fraktur). Osteoporosis bahkan tidak memiliki gejala yang jelas. Hal ini yang membuat osteoporosis disebut dengan silent disease.
Sayangnya osteoporosis masih sering dianggap sepele dan pencegahannya diabaikan. Padahal jika sudah terjadi patah tulang, dapat menyebabkan cacat permanen, membatasi aktivitas dan mengurangi kualitas hidup. Perlu diketahui, bagian yang sering seringkali mengalami patah tulang pada penderita osteoporosis adalah di pergelangan tangan, tulang panggul, dan tulang belakang. Dimana mayoritas penderitanya berusia diatas 40 tahun dan berjenis kelamin perempuan. WHO bahkan memprediksi bahwa di tahun 2050 nanti akan terjadi kenaikan angka kejadian patah tulang pinggul 2-3x lipat pada perempuan. Dan sebanyak 20% orang dengan patah tulang osteoporosis,Os meninggal setelah satu tahun.
Perempuan Lebih Rentan Terkena Osteoporosis
Osteoporosis sering dianggap penyakit khas perempuan dan lansia walaupun faktanya osteoporosis dapat menyerang siapa saja dan dari berbagai usia, bahkan anak-anak. Alasan perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis karena karakteristik berikut ini :
- Tulang lebih kecil
- Kadar hormon estrogen yang berkurang
Estrogen berperan penting dalam memproduksi massa tulang, mengontrol aktivitas pembentuk tulang dan penyerap tulang. Semua aktivitas ini akan mengalami penurunan drastis saat memasuki masa menopause seiring dengan berkurangnya kadar estrogen dalam tubuh.
- Asupan kalsium rendah
Karena diet dan lainnya, asupan kalsium perempuan cenderung rendah. Ditambah dengan kenyataan bahwa kebanyakan perempuan Asia mengalami intoleransi laktosa sehingga tidak dapat mengkonsumsi susu hewani dan produk turunannya.
- Postur tubuh kecil
Karena kerangka tulangnya lebih kecil maka postur tubuh pun kecil. Hal ini berlaku khusus untuk perempuan Asia.
Faktor lain yang membuat seorang perempuan rentan terkena osteoporosis adalah :
- Siklus menstruasi yang tidak teratur.
- Fase menstruasi yang datang di usia muda.
- Memiliki riwayat pemindahan indung telur.
- Mengalami menopause lebih cepat.
Faktor Risiko Osteoporosis
Selain penyebab di atas, terdapat juga beberapa faktor risiko yang mempengaruhi seseorang terkena osteoporosis atau tidak.
- Proses degeneratif atau bertambahnya usia
- Mengalami penurunan kadar hormon
- Mengalami gangguan hormonal
- Pola makan yang kurang baik
- Menderita gangguan pencernaan yang menghambat penyerapan gizi
- Menderita penyakit yang menyerang kelenjar hormon atau mempunyai gangguan hormonal
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu secara jangka panjang
- Merokok dan atau mengonsumsi alkohol
- Gaya hidup tidak aktif, kurang gerak dan jarang berolahraga
- Mempunyai riwayat keluarga pengidap osteoporosis
Apakah osteoporosis bisa disembuhkan? Pada fase awal, ya bisa. Dengan menggunakan obat-obatan penguat tulang dan ditambah dengan suplemen kalsium dan vitamin, kepadatan tulang bisa diperbaiki dan dipertahankan. Dengan rekomendasi dokter tentunya. Namun walaupun begitu tetap selalu lebih baik mencegah daripada mengobati. Maka ada baiknya sejak dini mengambil langkah-langkah pencegahan untuk osteoporosis.
Pencegahan Osteoporosis
Puncak kepadatan tulang ada di sekitar usia 25 tahun. Dan kemudian kemampuan tubuh untuk meregenerasi massa tulang akan mulai berkurang saat sekitar usia 35 tahun. Pada perempuan akan terus berkurang setelah mengalami menopause. Oleh karena itu demi kesehatan tulang sepanjang usia, lakukan pencegahan osteoporosis sejak usia 30 tahun dengan cara :
- Memperbaiki pola makan : Mulai dengan mengonsumsi makanan kaya kalsium dalam menu sehari-hari dan menambahkan suplemen kalsium jika dirasa perlu.
- Memulai gaya hidup sehat : Hentikan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol.
- Menerapkan gaya hidup aktif dan olahraga secara rutin : Tidak perlu langsung melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Cukup mulai dengan berjalan kaki minimal 30 menit setiap hari. Dan lebih aktif bergerak di keseharian.
- Cukup paparan sinar matahari.
- Lakukan tes kepadatan tulang.
Untuk mengetahui kepadatan tulang dan berfungsi sebagai deteksi dini jika terjadi pengeroposan sehingga dapat cepat diberikan penanganan. Khusus bagi perempuan yang sudah mengalami menopause sebaiknya pencegahan ini ditambah dengan kontrol rutin ke RS Hermina terdekat dan mengikuti saran serta rekomendasi dokter. Bagi lansia (diatas 60 tahun) harap berhati-hati menghindari risiko terjatuh. Hindari jalan yang licin dan tidak rata, gunakan alas kaki, dan perhatikan penerangan ruangan.