Bagaimana Cara Mencegah Sidroma Metabolik?

Bagaimana Cara Mencegah Sidroma Metabolik?

Sindroma metabolik adalah gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan. Gangguan itu meliputi, tekanan darah tinggi, penumpukan lemak di perut, peninggian gula darah, serta peninggian lemak tubuh.

 

Sidroma metabolik dapat mengenai semua usia, tetapi lebih sering ditemukan pada orang dewasa. Faktor-faktor yang meningkatkan seseorang mengidap sindrom metabolik antara lain:

 

1. Usia. Risiko sindrom metabolik akan meningkat seiring meningkatnya usia seseorang. Sindrom ini lebih sering terjadi pada 40 persen orang-orang yang berusia di atas 60 tahun.

 

2. Penyakit lain. Risiko sindrom metabolik juga akan jadi lebih tinggi jika Anda pernah memiliki penyakit jantung, penyakit perlemakan hati nonalkoholik, atau sindrom ovarium polikistik (PCOS).

 

3. Diabetes. Anda akan memiliki risiko sindrom metabolik jika selama kehamilan mengalami diabetes. Kondisi ini bisa juga terjadi karena memiliki riwayat keluarga yang memiliki diabetes tipe 2 alias kencing manis.

 

 

Sindroma metabolik muncul akibat peningkatan resistensi insulin dan kelainan deposisi lemak. Seseorang dapat dikatakan mengalami sindroma metabolik jika ia mengalami sedikitnya tiga dari lima kondisi, sebagai berikut:

  • Lingkar pinggang yang besar, yaitu lebih dari 90 cm pada pria dan lebih dari 80 cm pada wanita
  • Kadar HDL dalam darah kurang dari 50 mg/dl
  • Kadar TG dalam darah lebih dari 150 mg/dl
  • Tekanan darah lebih atau sama 140/90 mmhg
  • Kadar gula darah puasa ≥100 mg/dl

 

 

Gejala dari sindroma metabolik sangat bervariasi, mulai dari tidak bergejala sampai dengan yang bergejala. Sering orang tidak menyadari bahwa ia sudah mengalami penyakit ini. Adapun gejala yang sering muncul bisa berupa gejala dari kelima kondisi di atas, seperti perut buncit, sering merasa haus, sakit kepala, dan lain-lain.

 

Prevalensi sindroma metabolik di Indonesia adalah 28% pada pria dan 24% pada wanita. Sering kali seseorang tidak menyadari bahwa dirinya sudah mengalami sindrom metabolik, karena gejalanya tidak muncul atau dianggap sesuatu yang biasa terjadi. Waspadai penyakit hipertensi, diabetes, obesitas, hiperkolesterolemia, dan trigliserida tinggi dengan rutin kontrol ke dokter, sehingga masing-masing penyakit dapat terdeteksi sejak dini.

 

Sindroma metabolik dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sampai 2x lipat dan dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes sampai 5x lipat, sehingga, kondisi ini cukup berbahaya. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan stroke dan gangguan pembuluh darah lainnya.

 

Apakah sidroma metabolik dapat dicegah? Tentu saja bisa, untuk mencegahnya kita dapat merubah gaya hidup menjadi lebih sehat, dengan cara:

 

1. Menurunkan berat badan, sehingga dapat mencapai berat badan ideal

Mempunyai berat badan ideal, tentu merupakan dambaan semua orang. Berat badan ideal setiap orang berbeda-beda. Jadi, kita tidak bisa membandingkan berat badan kita dengan berat badan orang lain. Berat badan ideal merupakan perwujudan upaya untuk memiliki tubuh yang sehat, sehingga orang yang memiliki tubuh yang sehat dapat beraktifitas dan berkarya lebih maksimal. Menghitung berat badan ideal dapat menggunakan rumus Broca atau bisa juga melalui BMI (Body Mass Index). Adapun beberapa tips untuk menurunkan berat badan disamping olahraga:

  • Minum air sebelum makan

Minum air sebelum makan dapat membuat tubuh lebih cepat kenyang, sehingga keinginan untuk melahap makanan dalam jumlah banyak dapat berkurang.

  • Konsumsi makanan yang tepat

Disarankan untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengandung protein dan serat. Makanan yang mengandung protein tinggi bisa membantu tubuh untuk membakar lemak dan menjadi sumber energi. Disamping itu, makanan serat dapat membuat rasa kenyang lebih lama.

  • Makanan dalam porsi kecil

Makanan dengan piring kecil dapat membuat kita terbiasa makan dengan porsi sedikit, sehingga jumlah kalori yang masuk ketubuh juga akan berkurang.

  • Makan secara perlahan

Makan secara perlahan dapat membuat tubuh mengirim sinyal kenyang ke otak.

  • Tidur yang cukup

Jika kurang tidur, produksi hormon ghrelin yang merangsang nafsu makan dapat meningkat.

 

2. Olahraga merupakan bagian integral dalam penanggulangan obesitas dan penyakit penyertanya Olaharaga tidak saja meningkatkan pengeluaran energi tetapi juga untuk memperbaiki kebugaran kardiorespirasi. Olahraga yang disarankan adalah olahraga jenis yang sedang yang dilakukan selama 30 menit dalam 5 hari perminggu dan dapat ditingkatkan sampai 60 menit dalam 5 hari perminggunya. Olahraga yang dianjurkan, seperti berjalan, bersepeda, aerobik, dan lain-lain.

 

3. Melaksanakan diet sehat dengan mengatur pola makan

Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti: sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Pada wanita, dianjurkan mengkonsumsi setidaknya 25 gram serat perhari. Sedangkan pada pria, dianjurkan untuk mengkonsumsi serat sebanyak 38 gram perharinya. Makanan berserat akan membantu pengidap sindroma metabolik menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Serat dapat menurunkan LDL yang dikenal sebagai kolesterol jahat dan serat juga dapat menurunkan gula darah.

 

4. Menghentikan kebiasaan buruk seperti: merokok dan meminum alkohol

Zat kimia beracun pada rokok seperti nikotin akan memasuki sirkulasi darah dan merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, mengakibatkan proses arterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Disamping itu, rokok juga akan meningkatkan denyut jantung sehingga kebutuhan oksigen otot jantung bertambah. Selain itu, kebiasaan meminum alkohol telah terbukti pada kenaikan tekanan darah. Namun, mekanisme yang pasti tentang ini masih belum jelas. Hal ini diduga karena peningkatan kortisol, peningkatan kekentalan darah yang berperan dalam meningkatkan tekanan darah.

 

5. Menghindari stress

Stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, dan hormon ini dapat mengganggu kerja hormon-hormon lain. Jika hormon-hormon tersebut terganggu, rasa lapar dan keinginan berlebih terhadap makanan pun menjadi meningkat.

 

6. Membatasi asupan gula, lemak jenuh, dan garam

Penurunan asupan garam dapat menurunkan tekanan darah atau dapat mencegah kenaikan tekanan darah. Mengkonsumi produk rendah lemak dan garam dapat menurunkan risiko penyakit sindroma metabolic secara bermakna. Lemak yang dianjurkan adalah lemak tak jenuh.

 

7. Mengukur tekanan darah dan melakukan tes darah secara teratur

Selalu pantau tingkat gula darah dan tekanan darah agar terhindar dari penyakit diabetes dan hipertensi.

 

8. Periksakan diri ke dokter secara teratur

Lakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda.

 

 

Jika hal di atas tidak berhasil, maka penderita sindroma metabolik dapat diberikan obat-obatan. Seperti: obat diabetes untuk pengendali gula darah, obat hipertensi untuk pengendalian tekanan darah, ataupun obat kolesterol untuk pengendalian lemak tubuh.

 

Jika Sahabat Hermina mendapatkan keluhan seperti di atas, tidak perlu takut untuk berobat. Segera berkonsultasi dengan dr. Yuanita, Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam) di RS Hermina Podomoro untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.