Bagaimana Pertolongan Pertama bagi Anak yang Mengalami Kejang ?
Sudah tak asing dengan penyakit step atau kejang demam pada anak? Penyakit step ini umumnya dialami oleh anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Demam dan kejang pada anak ini sering kali disebabkan oleh infeksi.
Penyakit step sering kali membuat orangtua merasa khawatir, bahkan ketakutan saat melihatnya. Untungnya, step pada anak biasanya tidak berbahaya, hanya berlangsung beberapa menit, dan biasanya tidak menunjukkan masalah kesehatan yang serius.
Lantas, bagaimana cara memberikan pertolongan pertama bagi anak yang mengalami step?
Pertolongan Pertama Step pada Anak
Ketika anak mengalami penyakit step atau kejang demam, ibu amat dianjurkan tidak panik. Hal sebaliknya, ibu perlu tenang agar dapat memberikan pertolongan pertama dengan baik.
Menurut National Institutes of Health dan National Health Service (NHS) - UK, pertolongan pertama pada anak yang mengalami step, yaitu:
- Jangan menggendong anak atau mencoba menghentikan step atau kejang agar anak tidak bergerak.
- Jangan tinggalkan anak yang mengalami step sendirian.
- Baringkan anak di lantai atau di tempat yang aman. Bersihkan area furnitur atau benda tajam lainnya.
- Selipkan selimut di bawah anak jika lantainya keras.
- Pindahkan anak hanya jika mereka berada di lokasi yang berbahaya
- Kendurkan baju bila ketat, terutama di sekitar leher. Jika memungkinkan, lepaskan pakaian dari pinggang ke atas.
- Jika anak muntah atau jika air liur dan lendir menumpuk di mulut, balikkan anak miring atau tengkurap. Ini juga penting dilakukan jika lidah tampak menghalangi pernapasan.
- Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak untuk mencegahnya menggigit lidah. Hal ini justru dapat meningkatkan risiko cedera.
Nah, itulah beberapa pertolongan pertama ketika si kecil mengalami step. Namun, kapan sebaiknya anak perlu mendapatkan pertolongan medis untuk mengatasi penyakit stepnya?
Kapan Perlu ke Dokter?
Bawa anak yang mengalami step ke rumah sakit terdekat atau hubungi dokter dan mintalah ambulans jika:
- Kejang atau step berlangsung lebih dari 5 menit dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.
- Ibu menduga kejang disebabkan oleh penyakit serius lainnya, misalnya meningitis.
- Kejang berulang terjadi selama penyakit yang sama.
- Step membuat Si Kecil mengalami kesulitan bernapas.
- Menimbulkan gejala gerakan tidak normal, tremor, atau masalah koordinasi, kebingungan, mual, atau ruam (baik sebelum atau setelah kejang).
Untuk membantu dokter mendiagnosis step atau kejang demam pada anak, cobalah perhatikan beberapa hal berikut, yaitu:
- Berapa lama step atau kejang pada anak berlangsung?
- Apa yang terjadi, seperti tubuh kaku, wajah berkedut, lengan dan kaki, tatapan mata, dan kehilangan kesadaran?
- Apakah mereka pernah mengalami kejang sebelumnya?
Nah, bagi ibu yang ingin tahu lebih mengenai penyakit step dan pertolongan pertamanya, ibu dapat bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halo Hermina. Tidak perlu keluar rumah, ibu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Berkaitan dengan Epilepsi?
Menurut NHS UK, kejang demam telah dikaitkan dengan peningkatan risiko epilepsi. Banyak orangtua khawatir jika anak mereka mengalami penyakit step sekali atau lebih, anaknya akan mengembangkan epilepsi saat beranjak dewasa.
Epilepsi merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami kejang berulang tanpa demam, akibat gangguan pada sistem saraf pusat.
Meskipun benar bahwa anak-anak yang memiliki riwayat penyakit step memiliki peningkatan risiko terkena epilepsi, tapi perlu ditekankan bahwa risikonya masih kecil.
Menurut NHS UK, diperkirakan bahwa anak-anak dengan riwayat kejang demam sederhana memiliki 1 dari 50 kemungkinan terkena epilepsi di kemudian hari. Sementara itu, anak-anak dengan riwayat penyakit step kompleks memiliki 1 dari 20 kemungkinan mengembangkan epilepsi di kemudian hari.
Sudah tak asing dengan penyakit step atau kejang demam pada anak? Penyakit step ini umumnya dialami oleh anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Demam dan kejang pada anak ini sering kali disebabkan oleh infeksi.
Penyakit step sering kali membuat orangtua merasa khawatir, bahkan ketakutan saat melihatnya. Untungnya, step pada anak biasanya tidak berbahaya, hanya berlangsung beberapa menit, dan biasanya tidak menunjukkan masalah kesehatan yang serius.
Lantas, bagaimana cara memberikan pertolongan pertama bagi anak yang mengalami step?
Pertolongan Pertama Step pada Anak
Ketika anak mengalami penyakit step atau kejang demam, ibu amat dianjurkan tidak panik. Hal sebaliknya, ibu perlu tenang agar dapat memberikan pertolongan pertama dengan baik.
Menurut National Institutes of Health dan National Health Service (NHS) - UK, pertolongan pertama pada anak yang mengalami step, yaitu:
- Jangan menggendong anak atau mencoba menghentikan step atau kejang agar anak tidak bergerak.
- Jangan tinggalkan anak yang mengalami step sendirian.
- Baringkan anak di lantai atau di tempat yang aman. Bersihkan area furnitur atau benda tajam lainnya.
- Selipkan selimut di bawah anak jika lantainya keras.
- Pindahkan anak hanya jika mereka berada di lokasi yang berbahaya
- Kendurkan baju bila ketat, terutama di sekitar leher. Jika memungkinkan, lepaskan pakaian dari pinggang ke atas.
- Jika anak muntah atau jika air liur dan lendir menumpuk di mulut, balikkan anak miring atau tengkurap. Ini juga penting dilakukan jika lidah tampak menghalangi pernapasan.
- Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak untuk mencegahnya menggigit lidah. Hal ini justru dapat meningkatkan risiko cedera.
Nah, itulah beberapa pertolongan pertama ketika si kecil mengalami step. Namun, kapan sebaiknya anak perlu mendapatkan pertolongan medis untuk mengatasi penyakit stepnya?
Kapan Perlu ke Dokter?
Bawa anak yang mengalami step ke rumah sakit terdekat atau hubungi dokter dan mintalah ambulans jika:
- Kejang atau step berlangsung lebih dari 5 menit dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.
- Ibu menduga kejang disebabkan oleh penyakit serius lainnya, misalnya meningitis.
- Kejang berulang terjadi selama penyakit yang sama.
- Step membuat Si Kecil mengalami kesulitan bernapas.
- Menimbulkan gejala gerakan tidak normal, tremor, atau masalah koordinasi, kebingungan, mual, atau ruam (baik sebelum atau setelah kejang).
Untuk membantu dokter mendiagnosis step atau kejang demam pada anak, cobalah perhatikan beberapa hal berikut, yaitu:
- Berapa lama step atau kejang pada anak berlangsung?
- Apa yang terjadi, seperti tubuh kaku, wajah berkedut, lengan dan kaki, tatapan mata, dan kehilangan kesadaran?
- Apakah mereka pernah mengalami kejang sebelumnya?
Berkaitan dengan Epilepsi?
Menurut NHS UK, kejang demam telah dikaitkan dengan peningkatan risiko epilepsi. Banyak orangtua khawatir jika anak mereka mengalami penyakit step sekali atau lebih, anaknya akan mengembangkan epilepsi saat beranjak dewasa.
Epilepsi merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami kejang berulang tanpa demam, akibat gangguan pada sistem saraf pusat.
Meskipun benar bahwa anak-anak yang memiliki riwayat penyakit step memiliki peningkatan risiko terkena epilepsi, tapi perlu ditekankan bahwa risikonya masih kecil.
Menurut NHS UK, diperkirakan bahwa anak-anak dengan riwayat kejang demam sederhana memiliki 1 dari 50 kemungkinan terkena epilepsi di kemudian hari. Sementara itu, anak-anak dengan riwayat penyakit step kompleks memiliki 1 dari 20 kemungkinan mengembangkan epilepsi di kemudian hari.