Belum Hamil? Mungkin Gangguan Kesuburan Penyebabnya

Menurut WHO 1 dari setiap 4 pasangan di negara berkembang mengalami permasalah kesuburan.

Masalah kesuburan atau infertilitas adalah penyakit karena konsekuensinya sangat luas selain masalah medis bahkan bisa depresi.

 

Gangguan kesuburan-Sub-fertilitas

Masyarakat awam sering mengungkapkan kata mandul terkait kondisi pasangan suami istri yang sulit hamil. Padahal yang disebut sub fertilitas, itu bukan mandul tetapi perlu bantuan untuk kehamilan.

Ketidakmampuan satu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur selama 1-2 tahun tanpa kontrasepsi. Bagi pasangan yang sudah berhubungan 3x perminggu, tidak menggunakan kontrasepsi dan sudah 1 tahun bisa mencari pengobatan.

 

Gangguan kesuburan dapat dibedakan menjadi dua, yakni: infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer dialami pasangan suami-istri yang belum pernah mempunyai janin yang viabel(sampai lahir). Wanita yang pernah hamil tapi mengalami keguguran juga masuk dalam kategori infertilitas primer.

Sementara itu, infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang sudah mempunyai anak sebelumnya tetapi belum memiliki anak lagi sesudah satu tahun berhubungan seksual rutin tanpa memakai alat kontrasepsi atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.

 

Menurut penelitian 75% pasangan hamil pada 6 bulan pertama. 10-15% pasangan belum memiliki keturunan setelah 1 tahun berhubungan teratur dan tidak menggunakan kontrasepsi itu sebabnya pasangan yang baru menikah tidak perlu terburu buru ke dokter jika pernikaha baru 1 atau 2 bulan hanya karena desakan dari orang tua atau mertua.

 

Kapan datang ke dokter lebih awal?

Dengan tidak adanya riwayat penyakit atau temuan fisik tertentu, evaluasi dan pengobatan dapat dimulai pada 12 bulan pada perempuan <35 tahun dan pada 6 bulan pada usia >35 tahun.

 

Usia >40 tahun, evaluasi dan pengobatan yang lebih segera mungkin diperlukan. Jika sudah menikah diatas 40 tahun jangan menunggu 1 tahun dulu langsung segera konsultasi.

 

Diagnosis penyebab dan tatalaksana harus segera dimulai pada kondisi:

1. Siklus menstruasi tidak teratur, lama siklus <24 hari/>38 hari, intermenstrual bleeding, oligomenore, atau amenore
2. Dicurigai adanya masalah pada uterus/endometrium/tuba, atau endometriosis

Nyeri haid yang sangat berat setiap bulan, jangan pernah meremehkan nyeri haid karena jika ada nyeri haid yang hebat sampai membutuhkan obat sampai tidak bisa kerja, itu pasti ada masalah. Jangan sampai ke dokter sudah menjadi kista.

3. Kecurigaan adanya subfertilitas pria dapat disebabkan oleh gangguan sperma, varikokel kerusakan testis akibat bawaan, cedera dan infeksi.
4. Disfungsi seksual yaiutu gangguan fisik atau psikologis yang membuat seorang atau pasangannya kesulitan berhubungan seksual, seperti ejakulasi, gairah rendah, vaginismus dan lain-lain.
5. Kondisi genetik atau didapat yang menjadi predisposisi penurunan cadangan ovarium (misalnya kemoterapi, paparan radiasi, premutasi FMR1, Turner mozaik, dan lain-lain)

 

Penyebab Infertil

Kasus Infertil disebabkan 50% faktor pria dan 50% kasus wanita. Sehingga jika mencari pengobatan harus bersama sama, tidak boleh hanya istri saja yang datang. Apalagi jika ada pernikahan yang kedua. Pada pernikahan sebelumnya suami sudah punya anak, saat pernikahan kedua belum tentu kualitas spermanya masih sama, jadi tetap konsultasinya harus sama-sama.

 

Penyebab infertil pada wanita

1. Gangguan ovulasi
2. Infertilitas Tuba
3. Endometriosis
4. Gangguan rahim
5. Infertil yang tidak ketahui penyebabnya

 

Pemeriksaan Dasar Infertilitas

1. Analisis sperma (konsentrasi, motilitas, morfologi)
2. Konfirmasi ovulasi (siklus haid 21-35 hari, USG TV,  pemeriksaan hormon)
3. HSG (evaluasi saluran telur)

 

Apabila Sahabat Hermina sedang mengalami masalah kesuburan, Anda bisa melakukan konsultasi bersama dengan Dokter Sspesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Rumah Sakit Hermina Bekasi. 

 

Unduh aplikasi Halo Hermina untuk membuat janji temu dengan dokter-dokter spesialis di Rumah Sakit Hermina Bekasi.