Berkenalan Dengan Gejala Psikosis

Berkenalan Dengan Gejala Psikosis

Anda mungkin pernah bertemu dengan orang yang dapat mendengar suara yang tidak dapat didengar orang lain atau melihat sesuatu yang tidak dapat terlihat orang lain. Atau mendengarkan cerita orang yang punya pemikiran yang aneh dan mempertahankannya dengan teguh.

Mari pertimbangkan, apakah mungkin kondisi tersebut berkaitan dengan psikosis?

Beberapa pengalaman yang dapat dialami orang dengan psikosis adalah waham, halusinasi, perubahan kemampuan proses pikir, hingga perubahan perilaku. Waham ditandai dengan adanya keyakinan yang tidak sesuai dengan pengetahuan atau budaya setempat dan ia tetap mempertahankan keyakinan tersebut meskipun telah diberikan bukti-bukti yang membantah keyakinannya. Seseorang dapat menginterpretasikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada seperti seolah-olah ada, misalnya ia mendengar ada yang mengajaknya berbicara namun orang lain tidak dapat mendengarnya. Fenomena ini disebut sebagai halusinasi, kondisi panca indera salah menerima informasi dari luar diri. Terganggunya hubungan antara ide atau kalimat atau kata yang satu dengan lainnya menjadi tanda adanya gangguan proses pikir. Hal ini menyebabkan informasi yang disampaikan sulit dimengerti. Perilaku yang ditunjukkan cenderung tidak terorganisasi dengan baik, seperti tertawa tanpa alasan yang jelas, melakukan tindakan tanpa tujuan, atau memakai pakaian yang tidak sesuai pada tempatnya. Tentunya, gambaran ini perlu tampak menetap dalam suatu periode waktu tertentu.

Psikosis merupakan suatu gejala yang timbul karena adanya otak mengalami gangguan saat memroses informasi. Perubahan ini menyebabkan seseorang kehilangan daya nilai realita sehingga ia mampu berpikir, mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu yang tidak nyata. Otak terdiri atas sel saraf bertugas untuk menerima, memroses, mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diterima baik dari dalam diri maupun luar diri. Selama proses kerja, sel saraf otak berkomunikasi melalui senyawa kimiawi yang disebut sebagai neurotransmiter. Pakar neurosains berpendapat bahwa perubahan senyawa kimiawi di otak yang menjadi kontributor utama dalam terjadinya gambaran psikosis, selain mempertimbangkan kontribusi perkembangan psikologis ataupun lingkungan sosial.

Pengalaman psikosis ini dapat dialami sejak usia remaja atau dewasa muda. Sampai saat ini belum ditemukan adanya penyebab pasti dari kondisi ini. Beberapa faktor risiko yang berpotensi menimbulkan psikosis adalah genetik, zat psikoaktif, trauma psikologis, serta cedera atau penyakit fisik. Psikosis juga dapat ditemukan pada beberapa gangguan mental, seperti skizofrenia atau gangguan afektif bipolar.

Kondisi ini dapat ditangani dengan bantuan obat agar kinerja otak dapat optimal dan mengurangi gejala psikosis. Apabila kondisi psikosis tidak ditangani dengan baik, penderita dapat semakin sulit membedakan realita yang sesungguhnya dan akan menganggu aktivitas kesehariannya. Maka, segera periksakan diri bila mengalami kondisi yang menyerupai kondisi psikosis.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.