Brain Fog

Brain Fog

Pernahkah Anda tiba-tiba lupa apa yang ingin diucapkan saat sedang membicarakan sesuatu dengan orang lain? Kondisi lupa sesaat yang disebut brain fog ini tak hanya terjadi ketika Anda ingin berbicara, tetapi juga ketika Anda mendadak tidak ingat harus melakukan sesuatu.

Brain fog bukan sebuah kondisi medis, namun gejala dari penyakit lain yang dapat memicunya.

Dengan memahami apa penyebab brain fog, Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Sederet Penyebab Brain Fog

Ketika mengalami brain fog, seseorang bisa mengalami gangguan fungsi kognitif, seperti sulit berpikir jernih, konsentrasi buruk, ketidakmampuan untuk fokus, dan mudah lupa. Keluhan ini cenderung muncul sesekali, dan orang yang mengalaminya bisa kembali berpikir dengan normal seperti biasa setelah beberapa waktu.

Namun, pada kasus tertentu, brain fog muncul lebih sering hingga mengganggu aktivitas dan kehidupan penderitanya.

Ada beragam penyebab brain fog yang perlu Anda ketahui, antara lain:

1. Kurang istirahat

Kurang tidur, sering begadang, atau kualitas tidur yang kurang baik bisa berdampak pada fungsi otak. Akibatnya, kurang tidur atau masalah tidur lainnya bisa memperburuk konsentrasi dan membuat Anda sulit untuk berpikir. Riset pun membuktikan bahwa orang yang sering kurang tidur atau tidur kurang nyenyak lebih rentan mengalami brain fog.

Agar otak dapat bekerja secara optimal, pastikan Sahabat Hermina mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap hari. Bila Anda termasuk pribadi yang susah tidur atau mengalami insomnia, cobalah untuk menerapkan sleep hygiene, menjauhi gawai, dan menghindari konsumsi minuman berkafein sebelum tidur.

2. Perubahan hormon

Perubahan hormon, seperti ketika wanita mengalami menopause, juga bisa memicu timbulnya brain fog. Saat terjadi menopause, kadar hormone progesteron dan estrogen di tubuh wanita akan mengalami perubahan. Hal ini dapat mempengaruhi memori dan fungsi otak selama beberapa saat, sehingga wanita yang mengalaminya pun bisa menjadi pelupa atau lebih rentan terkena brain fog.

3. Stres dan depresi

Merasa banyak pikiran dan tertekan sesekali adalah hal yang wajar dan normal dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bila Anda merasa gelisah, sedih, atau putus asa hingga berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, kemungkinan besar Anda mengalami stres kronis.

Perlu diketahui bahwa stres kronis dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, mulai dari tekanan darah tinggi, daya tahan tubuh melemah, hingga gangguan mental tertentu, seperti depresi, dan penurunan fungsi otak.

Fungsi otak yang terganggu karena stres bisa menimbulkan keluhan sulit berpikir jernih, mudah lupa, dan sulit untuk berkonsentrasi. Inilah alasannya mengapa stres berat dapat menimbulkan brain fog.

4. Kekurangan asupan tertentu

Pola makan yang kurang sehat bisa menyebabkan tubuhmu kekurangan nutrisi tertentu. Hal ini bisa meningkatkan risiko untuk mengalami brain fog.

Riset menunjukkan bahwa orang yang kekurangan asupan gizi tertentu, seperti protein, zat besi, vitamin B kompleks, vitamin E, antioksidan, dan omega-3, berisiko lebih tinggi untuk mengalami pikun dan brain fog. Selain itu, reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu juga disebut bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena brain fog.

5. Efek samping obat-obatan

Setiap obat tentu memiliki efek sampingnya tersendiri. Beberapa jenis obat-obatan, seperti obat antikolinergenik, obat penenang, antidepresan, dan obat tidur, diketahui bisa memengaruhi kinerja saraf otak dan zat kimia di otak (neurotransmitter). Efek ini bisa memicu munculnya brain fog dan keluhan lain, seperti mudah mengantuk dan perubahan mood. Obat-obatan lain, misalnya kemoterapi, juga sering menyebabkan brain fog.

Jika Anda merasakan brain fog setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, berkonsultasilah dengan dokter, agar Anda bisa beralih ke obat jenis lainnya atau mendapatkan dosis yang lebih rendah guna mencegah kambuhnya gejala tersebut.

6. Kondisi medis tertentu

Ada banyak kondisi medis atau penyakit yang bisa menimbulkan gejala brain fog, misalnya penyakit autoimun, penuaan, kelelahan, dan gangguan mental. Selain itu, penyakit lain, seperti sindrom kelelahan kronis, anemia, demensia, dan infeksi virus korona atau COVID-19, juga bisa menjadi penyebab terjadinya kabut otak.

 

Cara Mengatasi Brain Fog

Perawatan brain fog sangat tergantung dari apa penyebabnya. Bila kabut otak yang Anda alami disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti anemia, pengobatan untuk anemia dengan pemberian suplemen zat besi bisa menjadi solusinya.

Selain itu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan di rumah untuk mengatasi brain fog, yaitu:

  • Usahakan untuk mendapatkan tidur yang cukup 7–9 jam per hari
  • Kelola stres dengan baik
  • Batasi atau jauhi minuman berkafein dan beralkohol
  • Tetap aktif berolahraga secara rutin
  • Jaga fungsi dan kesehatan otak dengan melakukan senam otak, misalnya bermain puzzle atau bermain musik
  • Konsumsi makanan bergizi yang kaya akan antioksidan, vitamin dan mineral, protein, serta omega-3, misalnya buah dan sayuran, kacang-kacangan, ikan, telur, dan susu

 

Brain fog yang terjadi sesekali masih bisa dibilang wajar. Namun, jika hal ini sering terjadi atau semakin memburuk hingga membuatmu sulit bekerja, belajar, atau menjalani aktivitas sehari-hari, sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter.

Brain fog yang demikian mungkin bisa disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius. Kondisi ini sebaiknya segera diobati oleh dokter agar tidak semakin parah dan sulit diatasi.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.