Bronkopneumonia pada Anak: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan Serta Kemungkinan Komplikasinya
Bronkopneumonia merupakan salah satu tipe peneumonia dimana terjadi inflamasi atau peradangan pada kawasan bronkus (cabang kecil saluran napas) dan jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, ataupun beberapa penyebab lainnya. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak dan dapat terjadi pada semua kelompok usia anak, namun lebih umum terjadi pada anak yang lebih muda. Penyakit tersebut menyumbang sebanyak 85% dari seluruh penyakit sistem pernapasan pada anak di bawah usia dua tahun. Pneumonia pada anak secara keseluruhan sampai saat ini bertanggung jawab atas kematian lebih `dari 800.000 anak di seluruh dunia setiap tahunnya, berdasarkan data PBB (UNICEF).1 Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, pengobatan, pencegahan serta kemungkinan komplikasi bronkopneumonia pada anak.
Penyebab Bronkopneumonia pada Anak
- Infeksi Bakteri dan Virus.
Berikut adalah bakteri dan virus yang paling sering menyebabkan bronkopneumonia yang digolongkan berdasarkan usia:
- Lahir-21 hari: Streptococcus Grup B, E Coli, Listeria Monocytogenes
- Usia 3 minggu - 3 bulan: Chlamydia trachomatis, Streptococcus Pneumoniae, Virus Adeno, Virus Influenza, Virus Parainfluenza, Respiratory Synctial Virus (RSV)
- Usia 4 bulan - 5 tahun: Chlamydia Pneumoniae, Mycoplasma Pneumoniae, Streptococcus Pneumoniae, Haemophilus Influenza, virus Adeno, Virus Influenza, Virus Parainfluenza, Respiratory Synctial Virus (RSV)
- Usia 6 tahun - remaja: Chlamydia Pneumoniae, Mycoplasma Pneumoniae, Streptococcus Pneumoniae
2. Aspirasi Cairan atau Benda Asing:
- Anak-anak yang mengalami aspirasi cairan atau menelan benda asing dapat mengalami bronkopneumonia jika cairan atau benda tersebut mencapai saluran pernapasan.
3. Kelemahan Sistem Kekebalan Tubuh:
- Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi bronkopneumonia.
Gejala Bronkopneumonia pada Anak
- Batuk yang Persisten: Batuk yang tidak kunjung sembuh atau bahkan semakin parah sering disebut di dunia medis sebagai batuk kronik berulang, dapat menjadi tanda bronkopneumonia.
- Sesak napas: Anak-anak dengan bronkopneumonia cenderung mengalami sesak napas bernapas yang ditandai dengan frekuensi napas cepat, posisi anak yang lebih nyaman duduk dengan bertopang pada kedua lutut seperti orang kelelahan, pola napas yang menjadi cepat dan pendek hingga pada kasus yang berat napas dapat terhenti.
- Demam: Dikatakan demam apabila mendapati anak panas atau idealnya terdapat kenaikan suhu tubuh diatas 38°C mengunakan thermometer. Keadaan tersebut merupakan salah satu gejala umum bronkopneumonia.
- Nyeri Dada: Anak-anak dapat mengalami nyeri atau ketidaknyamanan di dada saat bernapas atau batuk.
- Napas Bersuara: Suara napas yang tidak biasa, seperti bunyi "grok-grok", mengi atau bersiul, dapat menjadi tanda bronkopneumonia.
6. Kelelahan dan Kurang Energi: Anak-anak mungkin terlihat lemah, kelelahan, dan kurang berenergi.
Pengobatan Bronkopneumonia pada Anak
1. Antibiotik atau Antiviral: Jika penyebabnya adalah bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik. Jika disebabkan oleh virus, pengobatan antiviral mungkin diperlukan.
2. Pemberian Cairan dan Nutrisi: Penting untuk menjaga anak tetap terhidrasi dan memberikan nutrisi yang adekuat dengan menerapkan 4 sehat 5 sempurna untuk membantu proses penyembuhan.
3. Obat Penurun Demam dan Analgesik (anti nyeri): Pemberian obat penurun demam dan analgesik dapat membantu meredakan gejala seperti demam dan nyeri.
4. Istirahat Cukup: Anak-anak perlu istirahat yang cukup untuk memulihkan energi dan mempercepat proses penyembuhan.
5. Pantauan Medis: Penting untuk memantau perkembangan penyakit anak secara teratur dan kembali menghubungi dokter jika ada perubahan gejala atau kekhawatiran dari orang tua.
Komplikasi yang mungkin timbul
Bronkopneumonia yang tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada anak. Beberapa komplikasi yang mungkin muncul termasuk:
1. Abses Paru: Infeksi yang tidak diobati dengan cepat dapat menyebabkan pembentukan abses paru, yaitu kantong berisi nanah di dalam paru-paru.
2. Efusi Pleura: Infeksi pada paru-paru dapat menyebabkan terkumpulnya cairan di antara lapisan-lapisan selaput pleura yang melapisi paru-paru. Hal ini disebut efusi pleura dan dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
3. Sepsis: Jika infeksi bakteri menyebar ke aliran darah, dapat menyebabkan kondisi serius yang disebut sepsis. Sepsis dapat mengakibatkan syok septik, kegagalan organ, dan dapat menjadi kondisi yang mengancam jiwa.
4. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Bronkopneumonia yang berat dan sering dapat merusak jaringan paru-paru, meninggalkan paru-paru dengan fungsi yang terganggu dan menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis pada masa dewasa.
5. Komplikasi Kardiovaskular: Infeksi yang parah dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular, menyebabkan masalah seperti peradangan pembuluh darah atau gagal jantung.
6. Pneumothorax: Infeksi dan peradangan paru-paru dapat menyebabkan udara mengumpul di antara pleura dan paru-paru, menyebabkan pneumothorax (kebocoran di paru-paru).
7. Penyakit Paru Jangka Panjang: Bronkopneumonia yang sering atau berat pada masa anak-anak dapat meninggalkan paru-paru rentan terhadap infeksi dan dapat meningkatkan risiko penyakit paru kronis di masa dewasa.
8. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan: Komplikasi dan pengobatan yang panjang dapat berdampak pada pertumbuhan yang dapat dilihat dari berat badan yang cenderung menurun atau anak terlihat pendek hingga dapat terjadi gangguan perkembangan mencakup aspek fisik, motorik, kognitif maupun psikososial.
Bronkopneumonia beserta segala komplikasi telah disebutkan di atas pada dasarnya dapat diatasi dengan penanganan yang cepat dan tepat agar tidak menjadi kondisi yang lebih serius. Jika Anda mencurigai bahwa anak Anda mengalami gejala bronkopneumonia, segera hubungi dokter agar mendapatkan evaluasi dan penanganan yang tepat.
Pencegahan Bronkopneumonia pada Anak
Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:
- Imunisasi:
Pastikan anak menerima imunisasi yang dianjurkan sesuai usia. Vaksinasi dapat membantu melindungi anak dari penyakit termasuk bronkopneumonia. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) adalah vaksin yang dirancang untuk memberi perlindungan dari infeksi bakteri yang disebabkan oleh Streptococcus pneumonia yang telah disebutkan menjadi penyebab bronkopneumonia paling sering pada seluruh kelompok usia anak. Imunisasi PCV dapat menurunkan angka perawatan pneumonia hingga 7-60% serta menurunkan 10 hingga 78% angka kematian akibat pneumonia.2 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan untuk diberikan imunisasi PCV pada usia 2, 4, dan 6 bulan dengan booster pada usia 12-15 bulan. PCV saat ini sudah masuk dalam program imunisasi nasional.
- Higiene Tangan:
Anak dan orang tua membiasakan untuk mencuci tangan dengan prosedur 6 langkah secara teratur saat sebelum makan, setelah menggunakan toilet, sebelum menyusui, setelah beraktifitas dan terutama setelah bersentuhan dengan orang yang sakit. Kebiasaan baik tersebut dapat membantu mencegah penyebaran kuman dan penyakit termasuk bronkopneumonia.
- Hindari Paparan Asap Rokok:
Jauhkan anak dari paparan asap rokok, karena asap rokok dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan meningkatkan risiko infeksi.
- Pertahankan Kebersihan Lingkungan:
Jaga kebersihan rumah, terutama di area tidur anak. Hindari debu berlebihan dengan rajin membersihkan permukaan rumah.
- Hindari Kontak dengan Orang yang Sakit:
Batasi kontak anak dengan orang yang sedang sakit, terutama jika orang tersebut memiliki infeksi saluran pernapasan.
- Menjaga Nutrisi dan Kesehatan Umum:
Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. Gizi yang baik dapat membantu tubuh melawan infeksi.
Bronkopneumonia pada anak memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Orang tua atau pengasuh harus tetap waspada terhadap gejala dan segera mencari bantuan medis jika diperlukan. Pencegahan yang telah dibahas diatas dapat mengurangi risiko terkena dan mengurangi tingkat keparahan dari bronkopneumonia.