Bukan Hanya Orang Dewasa, TBC Juga Menyerang Anak-Anak
TBC atau Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang organ paru-paru. TBC (tuberculosis) merupakan penyakit infeksi yang bisa menyerang segala usia termasuk anak-anak. TBC pada anak cenderung lebih sulit dideteksi yang mengakibatkan anak bisa saja terlambat ditangani, padahal anak lebih rentan untuk terkena infeksi TBC karena daya tahan tubuh yang belum optimal. Penyakit TBC bisa menular kepada anak ketika penderita TB aktif batuk, bicara, bersin, bernyanyi, serta berbicara tanpa masker atau pelindung. Percikan cairan dari saluran pernapasan yang mengandung bakteri penyebab TBC ini dapat terhirup dan masuk ke paru-paru anak.
Data menyebutkan pada 2021, jumlah anak-anak dengan umur 0-14 tahun yang terinfeksi TBC mencapai 36.533. Jumlah ini mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan jumlah kasus TBC pada anak setahun sebelumnya yang mencapai 70.341. Meski demikian hal ini perlu diwaspadai. Dalam laporan WHO, kematian karena infeksi TBC lebih banyak terjadi dibandingkan malaria atau AIDS.
Ada beberapa ciri-ciri TBC pada anak yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Baru kontak erat dengan pengidap TBC
2. Sering demam atau demam berkepanjangan lebih dari dua minggu,
3. Suhu tubuh demam terkait TBC biasanya tidak terlalu tinggi
4. Nafsu makan menurun
5. Berat badan turun atau tidak naik dalam waktu dua bulan berturut-turut
6. Batuk terus-menerus lebih dari tiga minggu dan tidak sembuh setelah diobati
7. Badan tampak lemas dan tidak aktif
8. Berkeringat di malam hari
9. Pembengkakan kelenjar getah bening (biasanya terlihat dari adanya benjolan di sekitar leher atau bawah rahang anak).
Pengobatan TBC
Melakukan diagnosa TBC pada anak sedikit berbeda dengan orang dewasa. Pemeriksaan dahak pada dewasa biasanya dengan dahak namun bila pemeriksaan dahak pada anak biasanya agak sulit dan jika hasilnya negatif ada akses tuberkulin atau foto toraks, pemeriksaan TB anak dilakukan penilaian dengan sistem pembobotan (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang.
TBC anak bisa disembuhkan dengan pengobatan TBC yang tepat. Jika obat tidak diminum dengan disiplin dan sampai tuntas, maka dapat beresiko menjadi TBC resistan atau kebal obat. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan TBC pada anak yaitu:
1.Vaksinasi BCG pada bayi yang baru lahir
2.Pemberian asupan gizi seimbang untuk menjaga imunitas anak
3.Cari sumber penularan, adakah orang yang sakit TBC tinggal serumah atau yang kontak erat dengan anak. Orang yang sakit TBC ini harus mendapat pengobatan TBC yang memadai dan tuntas.
4.Pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) kepada anak yang kontak serumah dengan pasien TBC aktif.
5.Upayakan menjaga lingkungan rumah/ tempat tinggal tetap bersih, tidak lembab dan pastikan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah.
Apabila orangtua mendapati beberapa gejala TBC pada anak di atas, ada baiknya segera memeriksakan buah hatinya ke dokter. Setelah terpapar bakteri TBC, anak lebih rentan mengembangkan kondisi TBC laten menjadi penyakit TBC aktif. TBC laten adalah kondisi ketika bakteri telah berada dalam tubuh, tapi tidak aktif berkembang biak. Terdapat perbedaan pengobatan pada kasus TB laten dan TB aktif.
1. Pengobatan TBC laten pada anak
Anak-anak dengan TBC laten biasanya akan menerima pengobatan dengan isoniazid-rifapentine selama 12 minggu. Obat alternatif yang mungkin dokter berikan untuk mengatasi TB laten pada anak adalah rifampin selama 4 bulan, atau isoniazid selama 9 bulan.
2. Pengobatan penyakit TBC aktif pada anak
Jika TBC laten telah berkembang menjadi penyakit TBC, anak harus menjalani pengobatan selama 6 hingga 9 bulan.Obat TBC yang biasanya dokter berikan tidak berbeda jauh dengan obat-obatan TB laten, seperti isoniazid dan rifampicin.
Penting untuk orangtua ingat bahwa anak harus minum obat sampai habis dan sesuai dengan resep dokter. Jika tidak, anak berisiko mengalami kekambuhan ketika sudah beranjak dewasa, serta berpotensi terkena resistensi obat.