Cedera Otak Traumatik
Traumatic Brain Injury (TBI) atau Cedera Otak Traumatik terjadi bila ada benturan terhadap kepala dan menyebabkan cedera. Hal ini bisa berupa cedera tembus seperti pisau, tembakan atau yang tidak tembus seperti kecelakaan mobil maupun motor.
Terdapat berbagai tingkat keparahan cedera otak ini. Banyak orang bisa sembuh dalam beberapa hari namun ada juga cedera permanen bahkan kematian. Menurut data CDC hampir 3 juta orang datang ke RS baik ke UGD maupun perawatan karena TBI ini.
TBI ini bisa terjadi pada siapapun namun paling sering 80% pada laki – laki. TBI ini juga umum pada lansia dengan usia diatas 65 tahun dimana para lansia sering kehilangan keseimbangan sehingga mudah jatuh. Berbagai profesi seperti atlet, pekerja konstruksi, militer dan polisi juga mempunyai resiko lebih tinggi terkena TBI.
Terdapat beberapa tipe dan keparahan TBI :
- Mild concussion : merupakan yang paling sering terjadi dan diikuti hilangnya kesadaran untuk waktu singkat (dibawah 30 menit) atau adanya gangguan atensi serta memori paska trauma
- Moderate TBI: adanya gangguan kesadaran lebih dari 30 menit tapi dibawah 1 hari. Gangguan atensi dan memori bisa sampai beberapa minggu.
- Severe TBI: hilangnya kesadaran bisa lebih dari sehari disertai adanya kelainan pada CT scan maupun MRI
- Terbuka vs Tertutup : Pada cedera kepala tertutup, duramater atau lapisan terluar dari otak, tetap utuh. Tengkorak pasien dapat mengalami keretakan (fraktur). Di sisi lain, cedera terbuka atau tembus seringkali melibatkan suatu objek yang menusuk ke dalam tengkorak pasien, dimana akan menembus duramater.
Seseorang yang menderita dari cedera kepala traumatis dapat merasakan pusing, mual, bingung, atau depresi. Masalah keseimbangan juga merupakan gejala utama. Otak sendiri terletak dalam sebuah ruangan yang tertutup, sehingga adanya perdarahan akan menyebabkan penambahan isi dalam kepala yang pada akhirnya akan menekan otak. Ini kondisi yang berbahaya dan mengancam nyawa.
Beberapa gejala TBI :
- Perubahan perilaku
- Gangguan atensi dan memori
- Kejang
- Gangguan penglihatan
- Nyeri kepala
- Mual dan muntah
- Gangguan tidur
- Sensitif terhadapa cahaya
Pada anak dan bayi gejala TBI biasanya berupa gangguan makan maupun minum serta menangis terus (agitasi).
Apabila ada yang mengalami TBI maka harus segera berobat ke fasilitas kesehatan. Setelah pemeriksaan fisik akan dianjurkan untuk pemeriksaan penunjang seperti darah lengkap dan pencitraan. Pemeriksaan radiologis yang menjadi pilihan adalah CT scan kepala.
Yang paling dikhawatirkan dari TBI adalah adanya perdarahan di otak. Perdarahan di otak ini bisa berbagai macam mulai dari yang kecil sampai luas. Penanganan awal yang tepat serta keputusan untuk perlu atau tidaknya operasi sangat menentukan harapan hidup pasien.
Pasien dengan gejala ringan langsung konsultasikan dengan dokter dan dapatkan saran yang relevan mengenai kemungkinan perawatan pencegahan dini.