Cegah Gangguan Pertumbuhan dengan Deteksi Dini Hipotiroid Kongenital

Cegah Gangguan Pertumbuhan dengan Deteksi Dini Hipotiroid Kongenital

Dalam rangka mencegah adanya berbagai risiko masalah kesehatan serius pada bayi yang baru lahir, Dante Saksono Harbuwono selaku Wakil menteri Kesehatan kembali mengingatkan mengenai bahaya kelainan hormon tiroid atau Hipotiroid Kongenital (HK) pada bayi lahir.

Hipotiroid kongenital sangat di anjurkan untuk dideteksi sedini mungkin, yaitu saat bayi baru lahir. Deteksi dini hipotiroid kongenital melalui skrining pada bayi baru lahir adalah strategi terbaik saat ini. Selain untuk mencegah gangguan pertumbuhan, deteksi dini hipotiroid kongenital dengan pemeriksaan skrining juga dapat mencegah anak mengalami gangguan intelektual di kemudian hari.

Hipotiroid kongenital adalah gangguan fungsi kelenjar tiroid yang dialami sejak lahir (kongenital), sehingga bayi memiliki kadar hormon tiroid yang rendah (hipotiroid). Kondisi ini ditemukan pada 1 dari 2000-3000 bayi yang lahir di Indonesia. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan hipotiroid kongenital.

Skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir dilakukan dengan memeriksa TSH. Pemeriksaan TSH pada bayi aterm dilakukan pada usia 2 – 4 hari atau saat akan keluar dari rumah sakit. Skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir dinyatakan positif jika kadar TSH ≥ 20 mU/L. Bayi dengan hasil skrining positif harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan ulang serum TSH dan FT4. Diagnosis hipotiroid kongenital ditegakkan bila kadar TSH tinggi dan FT4 rendah. Pada bayi yang tidak dilakukan skrining diagnosis ditegakkan melalui gejala klinis dan pemeriksaan serum TSH dan FT4.

 

Pemberian terapi awal 2 minggu pertama menunjukkan hasil bermakna dalam outcome intelektual. Berat ringannya hipotiroid kongenital ditentukan dari kadar T4 (makin tinggi makin baik).

Pemantauan yang perlu dilakukan :

1. Laboratorium

  • Menentukan cukup tidaknya dosis obat yg diberikan (FT4 atau t4 total & TSH berkala)

  • Darah diambil paling cepat 4 jam setelah pemberian tiroksin

  • Dilakukan 2 minggu setelah terapi awal levotiroksin

  • Pemantauan selanjutnya 1-3 bulan sampai usia 12 bulan, 2-4 bulan di usia 1-3 th, usia 3 th sampai pertumbuhan berhenti teratur setiap 3-12 bulan

  • Jika ada perubahan dosis levotiroksin TSH dan FT4 diulang 4-6 minggu

2. Target pemeriksaan

  • Kadar TSH < 5 mU/L dalam 2 minggu setelah terapi dimulai

  • Kadar FT4 dalam kadar nilai rentang sesuai usia

3. Reevaluasi hipotiroid kongenital

  • Dilakukan usia 3 th

  • Evaluasi berupa pemeriksaan fungsi tiroid lanjut & radiologi  rujuk konsultan endokrin

4. Jadwal dan pemantauan kunjungan rawat jalan

5. Edukasi

  • Penyebab hipotiroid kongenital

  • Pentingnya skrining awal, diagnosis dan terapi dini

  • Pentingnya minum obat secara teratur sesuai jadwal

  • Tidak menghentikan pengobatan tanpa instruksi dokter

 

Jika Sahabat Hermina mendapati buah hati gejala seperti di sampaikan jangan tunggu nanti, silahkan langsung konsultasi ke Dokter Spesialis Anak RS Hermina Podomoro.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.