Cegah Malnutrisi dan Stunting Pada Anak dengan Perbaikan Pola Makan

Cegah Malnutrisi dan Stunting Pada Anak dengan Perbaikan Pola Makan

Sahabat Hermina, stunting masih menjadi fokus masalah kesehatan anak terutama di negara berkembang. Stunting adalah perawakan pendek yang disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang bukan karena keturunan, genetik, masalah hormonal/endokrin. Anak stunting berisiko mengalami infeksi akut berulang, penurunan kemampuan intelektual, penurunan produktivitas dikemudian hari, dan peningkatan risiko penyakit metabolik.

Optimalisasi intervensi untuk pencegahan dan tata laksana stunting saat ini berfokus dalam 1000 hari pertama kehidupan untuk memperbaiki malnutrisi atau penyakit penyerta. 

Berikut adalah beberapa hal yang harus diketahui orangtua untuk mencegah anak mengalami stunting, yaitu aturan pemberian makan (feeding rules), strategi makan yang sehat, hal yang perlu diperhatikan, serta tahapan perkembangan makan anak berdasarkan usia.

Aturan pemberian makan (feeding rules)

  • Jadwal

Jadwal makanan utama dan selingan (snack) yaitu 3x makan utama dan 2x makanan kecil diantara makan utama. Susu dapat diberikan 2-3 kali sehari. Pemberian makan tidak boleh lebih dari 30 menit dan hanya boleh mengonsumsi air putih diantara waktu makan.

  • Lingkungan

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan dan tidak ada paksaan. Hindari menggunakan mainan, gawai, dan televisi agar tidak ada distraksi saat makan. Biarkan anak duduk saat makan dan fokus terhadap makanan. Hindari membawa anak berjalan-jalan saat makan atau makan ditempat terbuka atau tempat yang membuat perhatian anak jadi teralihkan dari makanan. Jangan jadikan makanan sebagai hadiah.

  • Prosedur

Motivasi anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda-tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan dengan natural yaitu tanpa membujuk atau memaksa, namun apabila setelah 10-15 menit anak masih tidak mau makan, akhiri proses makan. 

Strategi Makan Yang Sehat

  • Matikan TV, komputer, dan gawai saat jam makan berlangsung.
  • Jangan menyerah untuk memperkenalkan jenis makanan baru. Ibu bisa jadi harus menawarkan 10-15 kali sesi makan untuk satu jenis menu makanan sebelum anak mau memakannya.
  • Jangan paksa anak untuk makan. Hal ini sering mengakibatkan anak menolak untuk makan, dan susah menghabiskan makanan.

Hal Hal yang Harus Diperhatikan

Dalam proses makan dan selama MPASI, Si Kecil masih harus intensif diperhatikan sesuai tumbuh kembangnya sehingga pemberian makan juga harus memperhatikan:

  • Protein hewani diberikan sejak usia 6 bulan.
  • Telur, daging, dan ikan diberikan dalam keadaan benar-benar matang.
  • Lemak yang berasal dari minyak goreng, mentega, atau santan wajib diberikan.
  • Pemberian jus buah tidak disarankan untuk anak berusia dibawah 1 tahun (sebaiknya buah potong).
  • Gula dan garam boleh diberikan dalam jumlah yang sedikit hanya untuk menimbulkan rasa dari menu makanan, bukan rasa manis atau asin.
  • Madu diberikan setelah anak berusia 1 tahun.
  • Pastikan kebersihan tangan anak sebelum memulai makan.
  • Perhatikan kebersihan tangan dan peralatan dalam mempersiapkan MPASI.

Usia, Perkembangan Anak, dan Tahapan Mpasi

Terdapat tahapan pemberian makan yang sesuai dengan perkembangan anak berdasarkan usianya yang dapat disimak pada informasi dibawah ini.

  • Usia 0-6 bulan: Asi Ekslusif

Usia 4-6 bulan: sudah mulai bisa didudukkan, menunjukkan respon membuka mulut ketika sendok didekatkan. Sudah mulai tertarik dengan makanan 

  • Usia 6-9 bulan

Perkembangan anak bayi pada usia ini adalah sudah dapat memindahkan makanan dari satu sisi mulut ke sisi lainnya. Gigi depan bayi mulai tumbuh. Bayi dapat menelan makanan dengan tekstur yang lebih kental.

  1.  Tekstur MPASI: Puree (saring) dan  mashed (lumat).
  2.  Frekuensi MPASI: 2-3 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan.
  3.  Banyaknya MPASI per porsi: 3 sendok makan hingga setengah  mangkuk ukuran 250ml.
  • Usia 9-12 bulan

Perkembangan anak bayi pada usia ini adalah dapat menggigit makanan dengan tekstur lebih kasar.

  1.  Tekstur MPASI: minced (cincang halus), chopped (cincang kasar), dan finger foods.
  2.  Frekuensi MPASI: 3-4 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan.
  3.  Banyaknya MPASI per porsi: setengah mangkuk ukuran 250ml.
  • Usia 12-23 bulan

Perkembangan anak di usia ini yaitu sudah dapat beradaptasi dengan segala macam tekstur dan menu makanan keluarga.

  1.  Tekstur MPASI: makanan keluarga.
  2.  Frekuensi MPASI: 3-4 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan.
  3.  Banyaknya MPASI per porsi: tiga perempat hingga satu mangkok penuh ukuran 250ml.

Nah Sahabat Hermina, untuk pencegahan malnutrisi dan stunting pada anak, pastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup dengan cara menjalankan aturan pemberian makan (feeding rules) yang benar dan komposisi makanan yang sehat dan seimbang. Salam sehat.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.