Cyclist’s Palsy, Gejala yang Menghantui Para Pesepeda

Cyclist’s Palsy, Gejala yang Menghantui Para Pesepeda

Olahraga bersepeda merupakan salah satu jenis olahraga yang semakin banyak digemari sejak terjadinya pandemi Covid -19 di Indonesia. Selain untuk menjaga kesehatan, olahraga ini menjadi salah satu alat ekskresi yaitu bersepeda ke tempat-tempat tertentu yang jauh jaraknya. Beberapa pesepeda mempunyai keluhan pada tangan mereka, yang sering muncul saat bersepeda jarak jauh antara lain kekakuan jari tangan, rasa kesemutan pada jari-jari tangan, bahkan rasa kebas/baal pada tangan.

Penelitian mengenai hal ini menemukan bahwa sekitar 31% dari pesepeda pernah merasakan gejala-gejala ini. Keluhan ini dikenal sebagai Cyclist’s palsy atau dikenal juga sebagai handlebar palsy. Istilah terakhir ini berkaitan dengan penyebab dari rasa kesemutan itu sendiri yang terkait dengan posisi tangan saat menggenggam handlebar. Sebenarnya gangguan ini tidak berbahaya dan bersifat sementara, namun cukup mengganggu kenyamanan saat beraktivitas. Keluhan tangan kesemutan pada pesepeda erat kaitannya dengan cara memegang stang sepeda (handlebar), banyaknya tekanan pada tangan dan pergelangan tangan yang juga berhubungan dengan posisi duduk pesepeda dan cara mengayuh sepeda (pedalling).

 

Apa saja gejala utama Cyclist’s palsy?

Gejala yang utama yaitu rasa kebas/baal/ tebal pada ibu jari dan telapak tangan, jari-jari tangan terasa kaku, adanya rasa lemas pada jari-jari tangan. Pada beberapa kasus terdapat gangguan melakukan gerakan motorik halus.

 

Apa penyebab dari masalah ini?

Cyclist’s palsy terutama dirasakan ketika bersepeda jarak jauh, penyebab nya adalah penekanan pada saraf ulnaris yang melewati kanal Guyon (daerah dekat jari kelingking) dan penekanan pada saraf Medianus yang melewati bagian pergelangan tangan (lebih dikenal sebagai Carpal Tunnel Syndrome/CTS).

Penyebab utama adalah getaran terus menerus yang dirasakan oleh tangan. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi jalan yang dilalui (berbatu, berlubang-lubang), melewati jalur turunan saat bersepeda, ban sepeda yang tipis dan kecil, tekanan ban yang berlebihan. Selain itu terlalu banyak tekanan pada tangan sehingga menyebabkan penekanan pembuluh darah dan saraf, ini berkaitan dengan postur yang kurang baik saat bersepeda sehingga pesepeda cenderung membebankan seluruh badannya pada pergelangan tangan, posisi hiperekstensi pergelangan tangan dalam waktu yang lama, pengaturan posisi sadel dan pedal serta stang (handle bar) yang tidak tepat (posisi sadel terlalu tinggi atau handlebar terlalu rendah).

 

Bagaimana cara menghindari gangguan ini?

Berikut ini beberapa cara menghindari Cyclist’s palsy:

  1. Memakai sarung tangan khusus dengan bantalan (padding), sarung tangan dengan padding akan membantu menyerap keringat pada telapak tangan, sehingga mencegah tangan tergelincir dari handle bar. Selain itu akan membantu menyerap getaran yang mengenai tangan dan pergelangan tangan selama bersepeda.
  2. Memilih tipe handlebar yang tepat, pilih handlebar yang dilapisi foam yang cukup tebal untuk membantu meredam getaran serta memilih ukuran handlebar yang tepat
  3. Mengubah-ubah posisi tangan saat memegang handle bar. Hal ini penting untuk menghindari tekanan yang terus menerus pada pergelangan tangan, telapak tangan dan ibu jari selama bersepeda.
  4. Mengatur posisi duduk saat bersepeda, posisi yang nyaman saat duduk di sadel akan membantu mengurangi tekanan pada tangan dan pergelangan tangan. Cara yang bisa dilakukan adalah merendahkan sadel dan memasangnya pada posisi sedikit ke belakang
  5. Melakukan bike fitting untuk mengatur/ menentukan posisi komponen-komponen sepeda (handlebar, seatpost) yang tepat sesuai dengan postur pengendaranya
  6. Rutin melakukan stretching (peregangan) saat bersepeda, khususnya saat bersepeda jarak jauh. 

 

Tatalaksana Cyclist’s Palsy

  • Istirahatkan
  • Menggunakan splint/brace pada pergelangan tangan  
  • Jika sangat mengganggu, minum obat pereda nyeri (golongan NSAID/ non-steroidal anti-inflammatory drugs), misalnya asam mefenamat, ibuprofen
  • Obat injeksi mengandung kortikosteroid bisa diberikan pada kasus-kasus tertentu

 

Jangan lupa konsultasikan dengan dokter Hermina jika keluhan tidak membaik dalam waktu 1 minggu untuk pengobatan yang tepat dan sesuai kondisi kesehatan anda.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.