Deteksi Dini Keterlambatan Perkembangan Bahasa dan Bicara

Deteksi Dini Keterlambatan Perkembangan Bahasa dan Bicara

Deteksi dini tumbuh kembang anak merupakan kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.

 

Dengan ditemukan secara dini masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi/terapi akan lebih mudah dilakukan. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Contoh yang sering terdapat di rawat jalan misalnya keterlambatan perkembangan Bahasa dan bicara.

 

Tumbuh atau pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sementara itu, kembang atau perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bahasa dan bicara serta sosialisasi dan kemandirian (4 aspek perkembangan anak). Pada deteksi dini, keempat aspek perkembangan inilah yang dipantau.

 

Bicara adalah produksi verbal dari bahasa. Bahasa adalah proses komunikasi konseptual, meliputi bahasa reseptif (pemahaman) dan bahasa ekspresif (kemampuan menyampaikan informasi, perasaan, pikiran, dan gagasan).

 

Keterlambatan bahasa terjadi ketika keterampilan bahasa anak diperoleh dalam urutan yang seharusnya, tetapi tertinggal atau lebih lambat dari tonggak perkembangan bahasa anak seusianya. Gangguan Bahasa ditandai dengan penguasaan bahasa yang atipikal yang secara bermakna mengganggu komunikasi sehari-hari. Keterlambatan bahasa dapat berupa keterlambatan bahasa reseptif, bahasa ekspresif ataupun keduanya.

 

Penyebab keterlambatan perkembangan bahasa:

  • Kelainan neurologis: meningitis, cerebral palsy
  • Gangguan telinga: infeksi, gangguan saraf pendengaran
  • Psikologis, lingkungan seperti pola asuh
  • Gabungan dari 2 atau 3 penyebab diatas.

 

 

Faktor risiko keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara

 

Sebuah penelitian pada 2019 menunjukkan faktor risiko yang ditemukan untuk keterlambatan bahasa dan bicara  adalah gangguan kejang, asfiksia lahir, deformitas oro-faringeal, lingkungan keluarga multilingual, terdapat riwayat keluarga, pendidikan orangtua dan stimulasi yang tidak adekuat.

 

Bila terdapat keterlambatan atau gangguan perkembangan bahasa dan bicara, perlu dilakukan penilaian yang meliputi:

  • Anamnesis: riwayat kehamilan, kelahiran, penyakit yang pernah diderita, faktor risiko, riwayat perkembangan, gangguan perilaku
  • Pemeriksaan: antropometri, neurologis, kelainan bentuk muka, telinga, rongga mulut
  • Mencari keterlambatan perkembangan di aspek perkembangan lain
  • Menilai jenis keterlambatan perkembangan bahasa (pemahaman, pengucapan, atau keduanya atau gangguan bicara)
  • Setelah deteksi dini, perlu segera dilakukan intervensi dini.

 

 

Dampak jangka panjang gangguan perkembangan bahasa dan bicara dapat memengaruhi perkembangan kognitif atau kecerdasan pada anak usia 1-3 tahun. Selain itu, dapat terjadi gangguan kesehatan mental, sosial dan gangguan luaran akademik di kemudian hari. Orangtua harus kawatir bila ada gejala “red flag” atau tidak boleh ditunggu seperti pada tabel berikut:

Umur (bulan)

Bahasa / kognitif

Baru lahir

Tidak respon terhadap bunyi keras

2

Tidak respon terhadap suara

4

Tidak ada cooing

6

Tidak menoleh kearah suara

9

Tidak ada babbling dengan konsonan

12

Tidak respon terhadap namanya, tidak mengerti kata “jangan”

15

Tidak menyebut kata “mama, papa, dada”

18

Tidak menggunakan minimal 6 kata

24

Tidak mampu membuat kalimat terdiri 2 kata yang berarti

Tidak mampu mengikuti instruksi sederhana

36

Tidak mampu membuat kalimat terdiri 3 kata

 

 

 

Sementara itu, gejala “red flag” untuk anak pengidap autisme adalah:

  • Tidak ada babbling pada usia 12 bulan
  • Tidak ada gestur (menunjuk, melambai) pada usia 12 bulan
  • Tidak ada 1 kata bermakna pada usia 16 bulan
  • Tidak dapat membuat kalimat sendiri yang terdiri 2 kata pada usia 24 bulan
  • Kemunduran kemampuan bahasa atau sosial pada usia berapapun

 

 

Orangtua dapat memantau mandiri tumbuh kembang anak dengan memanfaatkan Buku KIA versi 2020 yang dapat diunduh dari www.kesga.kemkes.go.id atau menggunakan Primaku yang dapat di unduh dari AppStore.

 

Kedua perangkat ini berisi cara-cara menstimulasi anak sesuai dengan usianya dan dapat digunakan untuk mengenal gejala keterlambatan bahasa dan bicara serta aspek perkembangan lainnya sebelum konsultasi ke dokter anak tumbuh kembang.

Namun, jika Anda merasa adanya gejala keterlambatan bahasa dan bicara serta aspek lainnya segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak tumbuh kembang di RS Hermina Kemayoran.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.