Deteksi Penyakit Jantung dengan Melakukan Pemeriksaan Ini

Deteksi Penyakit Jantung dengan Melakukan Pemeriksaan Ini

Sahabat Hermina,  Penyakit jantung adalah suatu kondisi kesehatan yang mengganggu kerja organ jantung dalam melaksanakan fungsinya. Penyakit jantung terdiri dari berbagai macam, seperti pnyakit jantung bawaan, penyakit jantung rhematik (yang sebagian besar mengensi katup-katup), penyakit jantung hipertensif, penyakit jantung koroner (kelainannya disebabkan penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah yang memberi makan otot jantung), penyakit jantung paru, penyakit jantung kardiomiopati, dan gangguan irama/ kelistrikan jantung. 

Pada dasarnya, Penyakit jantung akan lebih mudah ditangani jika terdeteksi lebih awal. Itulah mengapa, menangani secepat mungkin perlu dilakukan agar otot jantung yang rusak tidak bertambah banyak. Menurut Kemenkes RI, Deteksi dini penyakit jantung sangat dianjurkan pada orang-orang usia di atas 40 tahun dan juga pada kelompok risiko tinggi, misalnya pada mereka yang memiliki hipertensi atau diabetes. 

Terdapat beberapa faktor risiko penyebab penyakit jantung yang tidak dapat dihindari diantaranya faktor keturunan atau riwayat keluarga, jenis kelamin (pria dilaporkan memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan wanita), stress yang berkelanjutan, kurang melakukan aktivitas fisik, dan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok. Lantas, bagaimana langkah diagnosis penyakit jantung? Jika diketahui serangkaian gejalanya, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis penyakit jantung dengan beberapa prosedur atau skrining dengan pemeriksaan berikut ini.

  1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Anamnesis adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien (auto anamnese) atau pada orang tua atau sumber lain (Allo anamnese). 80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari anamnese. Sedangkan, pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat diagnosis penyakit. Hasilnya dicatat dalam rekam medis yang digunakan untuk menegakkan diagnosis dan merencanakan perawatan lanjutan. 

  1. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat penyakit pada pasien. Untuk mendeteksi penyakit jantung biasanya dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan berikut ini.

  • Test Laboratorium, Tes darah untuk mengetahui adanya risiko seseorang mengidap penyakit jantung meliputi pemeriksaan kolesterol baik (HDL), kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida. Semua orang yang ingin melakukan pemeriksaan ini diharuskan untuk melakukan puasa sebelum tes dilakukan.
  • Foto Rontgen Dada (CT Scan), alias pemindaian tomografi terkomputerisasi merupakan pemeriksaan jantung yang bertujuan menemukan penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah pada penderita penyakit jantung. CT scan efektif untuk mendeteksi penyumbatan yang terjadi akibat tumpukan lemak sebelum gejala berkembang. Pemeriksaan CT scan menghasilkan gambar tiga dimensi. Dokter akan membaca gambar itu untuk mengetahui tingkat keparahan sumbatan yang berisiko menimbulkan masalah kardiovaskular.
  • Rekam Jantung (Elektrokardiografi), adalah alat rekam jantung dengan menggunakan alat pendeteksi impuls listrik yang diberi nama Elektrokardiograf. Dengan alat tersebut, aliran listrik yang dihasilkan tiap kali jantung berdetak akan diterjemahkan menjadi grafik yang akan ditampilkan pada layar monitor. Penting dipahami, alat ini tidak hanya dipakai untuk mendeteksi ketidakteraturan detak jantung seseorang, tetapi juga berbagai keluhan yang berkaitan dengan organ tersebut.
  • Ekokardiografi atau USG Jantung, adalah sebuah cara atau metode pemeriksaan  kondisi (kesehatan) jantung menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (ultrasonic) untuk menangkap gambaran struktur organ jantung. 
  • Tes Treadmill Jantung, adalah bagian dari stress test untuk menguji kinerja jantung saat beraktivitas fisik. Dalam tes ini, Anda berjalan di atas treadmill yang membuat jantung bekerja semakin keras. Sementara itu, elektrokardiogram (EKG) memantau ritme kelistrikan jantung. Dokter juga mengukur tekanan darah dan memantau apakah Anda memiliki gejala seperti nyeri dada atau kelelahan. Kelainan pada tekanan darah, detak jantung, atau gejala fisik dapat menjadi tanda penyakit arteri koroner. Penyakit arteri koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah di sekitar jantung tersumbat atau menyempit akibat timbunan lemak sehingga mengganggu aliran darah dan oksigen ke jantung. Tes treadmill bertujuan mengetahui apakah ada pembuluh darah yang mengandung timbunan lemak hingga 70 persen atau lebih. Dokter biasanya membutuhkan pemeriksaan jantung lain untuk mengkonfirmasi hasil tes treadmill.
  • Holter Monitoring, adalah pemeriksaan untuk memantau dan merekam aktivitas listrik jantung selama 24 jam, dengan bantuan perangkat kecil yang disebut monitor Holter. Holter monitoring dilakukan pada pasien yang mengalami keluhan nyeri dada dan gangguan irama jantung.
  • MSCT Koronarografi, MSCT jantung atau kepanjangan dari Multi Sliced Computed Tomography Scan adalah tes pemindaian jantung. Tes kesehatan ini mengandalkan sinar X khusus untuk memberikan gambaran jantung sehingga memudahkan dokter dalam mendeteksi sekaligus mengukur plak jantung yang mengandung kalsium pada pembuluh arteri.
  • Scan Perfusi Jantung, adalah tes pemeriksaan untuk mengukur jumlah darah dalam otot jantung ketika beristirahat dan selama berolahraga. Pemindaian ini untuk mencari tahu penyebab nyeri dada.
  • MRI Jantung, Menurut Heart Foundation, magnetic resonance imaging (MRI) juga bisa dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung. Alat ini menggunakan gelombang magnet dan gelombang radio untuk memproduksi gambar yang detil dan jelas dari jantung Anda. Bahkan, alat ini dapat memproduksi gambar diam ataupun bergerak. Meski begitu, alat ini tidak melibatkan radiasi dalam prosesnya. Namun, saat menjalani pemeriksaan ini, Anda akan mendengar berbagai suara yang cukup bising dan mengganggu. Biasanya, pewarna khusus juga akan digunakan agar gambar dari jantung dan pembuluh arteri terlihat lebih jelas.
  • Katerisasi Jantung, adalah prosedur yang bertujuan untuk mendeteksi dan mengatasi berbagai penyakit jantung dengan menggunakan kateter, yaitu sebuah alat menyerupai selang tipis panjang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah, kemudian diarahkan menuju jantung.
  • Studi elektrofisiologi, atau studi EP, adalah pengujian untuk mengetahui apakah denyut jantung Anda bermasalah (irama jantung) dan untuk mengetahui cara menanganinya. Pada uji ini, dokter memasukkan satu atau beberapa tabung fleksibel, yang disebut kateter, ke dalam nadi, biasanya di selangkangan atau leher.

Nah Sahabat Hermina, selain melakukan pengecekan kesehatan jantung secara berkala melalui beragam skrining, Anda juga diharapkan dapat menerapkan pola hidup sehat dan mengatur asupan makan sehari-hari. Pencegahan yang dilakukan sejak dini diimbangi dengan skrining berkala merupakan kunci jantung sehat kini dan nanti.  Salam sehat.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.