Gangguan Darah Akibat Kemoterapi Pada Anak

Gangguan Darah Akibat Kemoterapi Pada Anak

Kanker atau keganasan pada anak merupakan suatu sindrom yang melibatkan proliferasi sel dan jaringan tubuh abnormal yang berkembang pada anak sebelum usia 18 tahun. Hal ini selanjutnya mengarah pada infiltrasi dan proliferasi sel-sel ke sistem tubuh lainnya. Kanker yang paling umum pada masa kanak-kanak adalah leukemia yang merupakan sepertiga dari jenis kanker pada masa kanak-kanak. Keganasan umum lainnya pada masa kanak-kanak adalah limfoma dan keganasan sistem saraf pusat.

Terapi multimodal seperti kemoterapi, pembedahan, dan radioterapi telah berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup anak dengan keganasan. Terapi dapat meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan umum anak, tetapi terdapat beberapa efek samping yang dapat terjadi. Agen terapeutik ini tidak dapat secara selektif membedakan antara sel-sel kanker dan sel-sel tubuh normal sehingga terjadi juga destruksi dari sel-sel normal. Akibatnya terdapat beberapa efek sitotoksik dan toksisitas obat spesifik pada organ yang terlihat pada anak-anak yang menjalani kemoterapi, salah satunya sumsum tulang.

Efek samping kemoterapi dapat mempersulit sumsum tulang untuk memproduksi sel darah seperti biasanya (supresi sumsum tulang). Penurunan jumlah sel darah bervariasi tergantung agen mana yang digunakan untuk pengobatan kanker anak. Sel darah merah yang membawa oksigen, sel darah putih yang melawan infeksi, dan trombosit yang mengontrol perdarahan biasanya dapat rendah akibat kemoterapi. Risiko anemia, kelelahan, infeksi, dan perdarahan meningkat dengan supresi sumsum tulang. Beberapa istilah dan gejala penurunan jumlah sel darah antara lain :

  1.  Anemia adalah istilah penurunan jumlah sel darah merah

Gejala :

  • Kelelahan yang tidak membaik dengan istirahat
  • Lemas
  • Pucat pada kulit, bibir, dan kuku
  • Peningkatan denyut jantung
  • Pusing
  • Nafas pendek

2. Neutropenia adalah penurunan jumlah neutrofil (jenis sel darah putih sebagai pertahanan pertama infeksi bakteri)

Gejala :

  • Demam dan menggigil
  • Ruam
  • Diare
  • Nyeri tenggorokan
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Batuk atau napas pendek
  • Tanda infeksi lain (bengkak, terdapat nanah, kemerahan, bagian tubuh hangat)

3. Trombositopenia adalah istilah penurunan jumlah trombosit

Gejala :

  • Mudah lebam
  • Pendarahan pada hidung, gusi, atau mulut
  • Bintik merah kecil pada kulit (petechiae)
  • Darah pada urine
  • Buang air besar berwarna hitam atau merah

4. Pansitopenia adalah istilah penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit

Saat anak menjalani perawatan kemoterapi, kadar sel darah ini akan sering dipantau.

Tatalaksana supresi sumsum tulang akibat kemoterapi akan bergantung pada gejala, usia, tingkat keparahan, dan kesehatan umum anak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah efek samping supresi sumsum tulang pada anak, antara lain :

  • Tidak melakukan aktivitas terlalu berat
  • Menghindari mencukur area tubuh
  • Tidak makan sayuran atau makanan mentah yang keras, kasar dan dapat memicu luka pada tubuh
  • Gunakan obat kumur antiseptik bebas alkohol
  • Mencuci tangan dengan sabun
  • Menutup dan mengobati luka
  • Menghindari keramaian dan sumber penularan infeksi
  • Seimbang antara istirahat dan aktivitas fisik
  • Makan makanan berprotein tinggi
  • Minum banyak air
  • Memantau suhu tubuh anak secara berkala

Apabila terdapat demam yang tidak kunjung turun, pendarahan yang sulit berhenti, gejala yang tidak membaik bahkan semakin berat, atau gejala baru yang mengkhawatirkan segera datang ke penyedia layanan kesehatan untuk ditangani lebih lanjut.

 

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.