Gangguan Kognitif pada Anak Akibat Anemia Kekurangan Zat Besi

Gangguan Kognitif pada Anak Akibat Anemia Kekurangan Zat Besi

Anemia kekurangan zat besi masih merupakan masalah kesehatan terutama di negara berkembang. Anemia kekurangan zat besi pada anak adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi pada tubuh anak, dan sangat berbahaya karena mempunyai dampak pada hampir seluruh organ tubuh pada anak, yaitu menurunnya daya tahan tubuh anak.

 

Zat besi merupakan nutrien yang penting tidak hanya untuk pertumbuhan normal, kesehatan dan kelangsungan hidup anak, tetapi juga untuk perkembangan mental, motorik dan fungsi kognitif. Anemia kekurangan besi terjadi karena kurangnya asupan besi ke dalam sumsum tulang.

 

Kurangnya kadar besi pada masa pasca natal (lahir) mengakibatkan terjadinya gangguan kognitif yaitu hilangnya kemampuan menguasai pengetahuan tentang suatu kenyataan atau teori dan cara menggunakannya.. Maka dari itu, zat besi harus ditransfer ke sel-sel otak dengan pengaturan yang baik karena otak memiliki kebutuhan zat besi yang tinggi dibandingkan dengan organ lain.

 

Beberapa faktor penyebab kekurangan zat besi pada anak yaitu konsumsi zat besi yang rendah dalam nutrisi yang dikonsumsi anak untuk menunjang pertumbuhan seorang anak. Selain itu, penyakit infeksi kronis pada anak juga dapat menghambat proses metabolisme zat besi di dalam tubuh. Lalu, pada beberapa kasus kekurangan zat besi disebabkan oleh kombinasi dari faktor di atas. 

 

Anemia sendiri terjadi karena kurangnya zat besi sebagai bahan utama pembuatan darah. Gejala anemia berupa pucat, lesu, cengeng, anoreksia, aktifitas menurun, dan sesak nafas.  

 

Sedangkan gejala karena kurangnya zat besi di jaringan berupa gangguan fungsi imunitas, gangguan pertumbuhan, serta gangguan perkembangan kognitif dan tingkah laku. Kekurangan zat besi pada otak sendiri dapat menimbulkan hipomielinasi syaraf di otak dan gangguan fungsi dopaminergik yang menyebabkan  keterlambatan maturitas  sehingga  dapat terjadi gangguan mental dan motorik yang akan menetap sampai dewasa, anak juga jadi mudah stres dan akhirnya menimbulkan perubahan tingkah laku yang menyebabkan gangguan proses belajar.  Terlebih lagi apabila perhatian orang tua kurang dalam mendukung perkembangan si anak itu sendiri.

 

Untuk mencegah terjadinya kekurangan besi maka kebutuhan zat besi anak pada masa pertumbuhan harus dipenuhi. Kebutuhan besi yang direkomendasikan oleh Committee on Nutrition of the American Academy of Pediatric adalah 1 mg/kg BB/ hari untuk bayi cukup bulan, 2 mg/kg BB/ hari dan 10 mg/hari untuk anak berumur 4-10 tahun kemudian meningkat 18 mg/hari pada umur 11 tahun ke atas. Asupan besi ini dapat terpenuhi melalui nutrisi yang diberikan orang tua setiap hari pada anaknya.

 

Setelah mengetahui dampak dari kekurangan zat besi, orangtua sebaiknya mulai memperhatikan kebutuhan besi pada anak, agar pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil dapat lebih optimal.

 

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.