Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatan Pneumonia
Tahukah Sahabat Hermina, Pneumonia merupakan peradangan akut jaringan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur ataupun parasit. Infeksi akut pada paru ini menyebabkan peradangan dan penumpukan lendir atau mukus. Pneumonia dapat menyerang siapa saja, baik anak, dewasa muda atau orang tua. Pneumonia dibagi menjadi 3 yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP) dan ventilator associated pneumonia (VAP). Pneumonia yang sering terjadi dan bersifat serius adalah pneumonia komunitas, berkaitan dengan penyebab kematian dan kesakitan terbanyak 0qdi dunia. Di Amerika Serikat pneumonia menjadi penyebab kematian utama diantara penyakit infeksi, tiap tahun terdapat 5-6 juta kasus pneumonia komunitas dengan 1,1 juta pasien yang dirawat dan 45 ribu pasien mengalami kematian akibat pneumonia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, prevalensi pneumonia di Indonesia sebesar 2%. Pneumonia dapat menyerang semua kelompok umur, akan tetapi angka kematian lebih tinggi pada kelompok usia lebih dari 60 tahun dibandingkan usia 50 tahun yaitu 2-4 kali lebih tinggi. Sedangkan pada balita pneumonia merupakan penyebab kematian utama 87 balita di dunia, diperkirakan mencapai 2 juta kematian balita akibat pneumonia dari 9 juta kematian pada balita
Penyebab
Penyebab pneumonia adalah mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur ataupun parasit. Pada pneumoniakomunitas kuman penyebab yang paling banyak ditemukan adalah Streptococcus pneumonia yang menjadi penyebab pada dua per tiga kasus pneumonia. Beberapa kuman penyebab lain yaitu Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia, staphylococcus aureus,Pseudomonas spp, Mycoplasma pneumonia, Chlamydia, Moraxella catarrhalis, 88 Legionella dan virus influenza. Mycoplasma, Chlamydia, Moraxella dan Legionella merupakan kuman atypical. Data dari beberapa rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa penyebab terbanyak pneumonia komunitas di ruang rawat inap dari bahan sputum adalah kuman gram negatif seperti Klebsiella pneumonia, Acitenobacter baumanii, Pseudomonas aeruginosa sedangkan kuman gram positif seperti S.pneumoniae, S.viridans, S.aureus ditemukan dalam jumlah sedikit.
Siapa saja yang Berisiko Tinggi Mengidap Pneumonia?
- Bayi serta anak-anak di bawah usia 2 tahun
- Lansia di atas 65 tahun
- Perokok, alkoholik
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah, misalnya pengidap HIV atau pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi
- Pengidap penyakit kronis, seperti asma , PPOK, penyakit jantung kronik, penyakit ginjal kronik, penyakit hati kronik, penyakit paru kronik, penyakit metabolik, penyakit susunan safaf
- Pasien di rumah sakit, terutama yang menggunakan ventilator
Gejala :
- Demam
- Berkeringat dan menggigil
- Batuk kering atau batuk dengan dahak kental berwarna kuning, hijau, atau disertai darah
- Napas terengah-engah dan pendek
- Rasa sakit pada dada ketika menarik napas atau batuk
- Mual atau muntah
- Diare
- Kelelahan
Pemeriksaan Penunjang :
- Foto toraks dada
- Tes darah dan pemeriksaan sampel dahak
- Pulse oximetry
Komplikasi Pneumonia
- Sepsis
- Abses paru
- Efusi pleura
Pencegahan Pneumonia
- Berhenti merokok
- Mengurangi atau berhenti konsumsi alkohol
- Gizi seimbang dan adekuat
- Memeriksakan kesehatan gigi secara regular
Pengobatan dan Pencegahan Penumonia
Tatalaksana adekuat meliputi pemberian antibiotik dan terapi untuk meredakan gejala demam, batuk nyeri dll. Tatalaksana non-farmakologis meliputi pemberian nutrisi, resusitasi cairan, dll
Yuk cegah pneumonia dengan cara menjalani vaksinasi, menjaga kebersihan dir, seperti mencuci tangan dan tidak menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang belum di cuci, dan menghindari kontak dengan yang sedang sakit.