Gigi Berlubang Bisa Menular, Kok Bisa?

Gigi Berlubang Bisa Menular, Kok Bisa?

Sahabat Hermina, banyak orang mengira penyebab gigi berlubang selalu dikaitkan dengan mengonsumsi makanan manis atau kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Namun nyatanya tidak hanya kedua hal itu, ada penyebab lain yang sering tidak disadari banyak orang. Bahkan peneliti menemukan bahwa penyebab gigi berlubang ternyata bisa menular.

Cara Penularan Gigi Berlubang

Gigi berlubang merupakan kerusakan yang terjadi pada email gigi (lapisan terluar), dan dikatakan sebagai penyakit menular karena disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus mutans.1,2 Bakteri ini dapat berpindah melalui droplet atau air liur .Bakteri Sterptococcus mutans  dalam kondisi normal didalam rogga mulut  bersifat komensal(tidak merugikan /baik).3 

Gigi berlubang terjadi karena adanya perubahan komposisi mikroorganisme di dalam rongga mulut yang menyebabkan bakteri komensal berubah menjadi patogen. Perubahan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu nutrisi, suhu, kelembaban, serta pH di dalam rongga mulut. Karena, gigi berlubang bukan disebabkan oleh patogen asing melainkan oleh bakteri normal yang berubah menjadi destruktif, penularannya berbeda dengan penyakit infeksius lainnya2, seperti: 

  • Lingkungan rongga mulut yang buruk menentukan kariogenitas bakteri. Bakteri penghasil asam (acidogenic dan aciduric) akan semakin adaptif di permukaan gigi-gigi host, sehingga karies bisa mengenai satu gigi dan gigi lainnya dalam rongga mulut host.5
  • Penularan gigi berlubang antar individu dapat terjadi akibat adanya pertukaran saliva yang memungkinkan adanya transmisi bakteri yang dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal.3

Secara vertikal, transmisi bakteri terjadi antara ibu dan anak, bapak dan anak, serta antara pengasuh dan anak.3,4 Faktanya, bayi dan anak-anak sangat rentan tertular oleh bakteri Streptococcus mutans. Ibu yang berisiko menularkan bakteri Streptococcus mutans adalah ibu yang memiliki karies aktif serta OH yang buruk.5 Menurut penelitian oleh Damle et al, kebiasaan seperti meniup dan menjilat makanan, berbagi makanan, alat makan, sikat gigi dan perlengkapan mandi lainnya, serta melakukan kegiatan lain yang bersama dapat mengakibatkan perpindahan bakteri Streptococcus mutans dari orangtua ke anak.3-6

Untuk mencegah penularan penyebab gigi berlubang, sebaiknya untuk mencegah perpindahan bakteri Streptococcus mutans ke Si Kecil. mengipas makanan hingga suhu makanan menjadi hangat. Cara ini lebih efektif. Selain itu, kebiasaan mencium bayi atau anak oleh orangtua maupun dewasa lainnya dapat menjadi sarana perpindahan bakteri Streptococcus mutans ke rongga mulut Si Kecil.6 Itulah sebabnya, jangan sembarangan mencium bayi. apalagi jika pengasuh atau orang tua kurang menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.

Secara horizontal, transmisi bakteri pada anak terjadi antar teman melalui berbagai cara, misalnya berbagi alat makan (piring, sendok, gelas), serta hal-hal yang memungkinkan adanya transfer saliva (memasukkan mainan ke mulut).3,4

Selain pada anak, dapat terjadi juga transmisi bakteri pada orang dewasa. Berciuman dengan orang yang kesehatan gigi dan mulutnya buruk berisiko terjadi transfer bakteri melalui saliva.8 Beberapa penelitian mengungkapkan jika seseorang berciuman dengan orang yang memiliki gigi berlubang akibat terinfeksi Streptococcus mutans, maka bakteri ini akan berpindah dan menyebabkan gigi berlubang pada orang tersebut.

Namun perlu diketahui bahwa gigi berlubang merupakan penyakit multifaktorial yang artinya terjadi karena beberapa faktor yang berkesinambungan, sehingga terdapat banyak cara untuk merawat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.

Cara Mengatasi Gigi Berlubang

Cara mengatasi gigi berlubang berbeda-beda, tergantung kondisi yang dialami meliputi:

  • Perawatan Fluoride

Perawatan fluoride dilakukan jika gigi dalam keadaan baik (tidak ada karies atau lubang atau gigi2 yang berlubang sudah dirawat) Perawatan fluoride akan membantu menguatkan gigi terhadap serangan bakteri. Pilihan perawatan fluoride dapat berupa gel, cairan, busa, atau obat yang dioleskan pada permukaan gigi.

  • Tambal gigi

Perawatan dengan melakukan tambal gigi dilakukan jika gigi telah berlubang. Selama proses tambal gigi, dokter akan membuang bagian gigi yang rusak dengan bor. Setelah gigi yang rusak dibuang, maka berikutnya adalah proses tambal gigi. Tambal gigi akan menggunakan bahan khusus seperti tambalan sewarna gigi, seperti tumpatan resin komposit,  mahkota porselen, dan mahkota logam.

  • Crown

Pilihan pembuatan mahkota crown akan dipilih jika kerusakan  gigi telah meluas dan kondisi gigi melemah. Tindakan crown dilakukan dengan cara memasang mahkota gigi palsu di atas gigi yang berlubang. Sebelum memasang mahkota gigi, dokter akan membuang bagian gigi yang telah rusak dan menyisakan sebagian kecil sebagai tumpuan. Jika sudah, maka mahkota gigi palsu akan dipasang diatasnya. Mahkota gigi palsu dibuat dengan bahan yang sama seperti membuat gigi palsu, yaitu porselen, komposit resin, atau emas.

  • Perawatan saluran akar gigi

Perawatan saluran akar gigi dilakukan jika kerusakan telah sampai ke akar gigi. Perawatan ini dilakukan untuk memperbaiki dan menyelamatkan gigi yang telah rusak parah tanpa harus mencabut gigi, agar bisa berfungsi kembali.

  • Cabut gigi

Cabut gigi biasanya dilakukan jika gigi bolong sudah mengalami kerusakan parah dan tidak dapat dipulihkan. Tindakan mencabut gigi bolong akan meninggalkan celah. Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan pemasangan gigi palsu atau implan gigi.

Gigi berlubang juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukannya dengan menghindari makanan dan minuman yang terlalu panas atau dingin. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri sebagai solusi darurat jika diperlukan.

Cara Merawat Gigi Berlubang

Cara merawat gigi berlubang memang tidak mudah. Namun, Anda tidak boleh mengabaikannya. Hal ini untuk mencegah kerusakan yang semakin parah pada gigi berlubang. Lakukan hal berikut:

  • Tidak lupa untuk menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi dan malam.
  • Gunakan obat kumur setelah menyikat gigi.
  • Kurangi konsumsi makanan yang manis atau asam.
  • Kurangi kebiasaan untuk ngemil, terutama malam sebelum tidur.
  • Perbanyak minum air putih.
  • Konsumsi makanan kaya kalsium.
  • Rutin konsumsi sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan gizi harian.
  • Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk mencegah gigi berlubang.
  • Hindari konsumsi tembakau.
  • Rutin melakukan pemeriksaan gigi.

Nah Sahabat Hermina, jika gigi berlubang ini tidak ditangani dengan baik, maka akan memicu terjadinya kerusakan lebih parah yang dapat menyebabkan sakit gigi, infeksi, kehilangan gigi atau komplikasi lain. Maka dari itu, jagalah selalu kebersihan gigi dan mulut Anda. Salam sehat.

 

Referensi

  1. Caufield PW, Griffen AL. Dental caries. An infectious and transmissible disease. Pediatr Clin North Am. 2000 Oct;47(5):1001-19, v. doi: 10.1016/s0031-3955(05)70255-8. PMID: 11059347.
  2. Caufield PW, Li Y, Dasanayake A. Dental caries: an infectious and transmissible disease. Compend Contin Educ Dent. 2005 May;26(5 Suppl 1):10-6. PMID: 17036539.
  3. Esra K, Nurhan O, Yilmaz AD, Berrin O. Vertical and Horizontal Transmission of Streptococcus Mutans and Effective Factors: An In Vivo Study. Journal of Advanced Oral Research. 2020;11(2):172-179. doi:10.1177/2320206820942694
  4. Manchanda S, Sardana D, Liu P, Lee GHM, Lo ECM, Yiu CKY. Horizontal Transmission of Streptococcus mutans in Children and its Association with Dental Caries: A Systematic Review and Meta-Analysis. Pediatr Dent 2021;43(1):E1-E12.
  5. Mount, G. J., Hume, W. R., Ngo, H. C., & Wolff, M. S. (2016). Preservation and restoration of tooth structure. (3rd ed.) John Wiley & Sons.
  6. Sakai et al. Knowledge and attitude of parents or caretakers regarding transmissibility os caries disease. J Appl. Oral Sci 2008;16(2):150-154.
  7. Damle et al. Transmission of mutans streptococci in mother-child pairs. Indian J Med Res 2016;144(2):264-270.
  8. Kort R, Caspers M, van de Graaf A, van Egmond W, Keijser B, Roeselers G. Shaping the oral microbiota through intimate kissing. Microbiome. 2014 Nov 17;2:41. doi: 10.1186/2049-2618-2-41. PMID: 25408893; PMCID: PMC4233210.
Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.