Gigi Bungsu Yang Bikin Sakit
Apa itu gigi bungsu atau impaksi? Gigi impaksi adalah gigi yang tidak dapat atau tidak akan dapat erupsi ke posisi fungsional normal karena adanya hambatan dari gigi sebelahnya, tulang atau jaringan patologis di sekitarnya. Keadaan tersebut dapat memicu terjadinya kondisi patologis yang membutuhkan perawatan lebih lanjut. Gigi impaksi dibedakan menjadi dua keadaan yaitu impaksi penuh atau impaksi total (complete impacted) dan impaksi sebagian.
American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (AAOMFS) dalam buku elektroniknya yang berjudul Wisdom Teeth menyatakan bahwa 9 dari 10 orang memiliki setidaknya satu gigi impaksi (Ebook Wisdom Teeth, AAOMFS, 2021). Kondisi gigi impaksi merupakan kondisi yang lazim terjadi, yaitu berkisar antara 0,8-3,6% dari total populasi secara umum. Impaksi gigi molar tiga memiliki prevelansi terbesar, yaitu antara 16,7% hingga 68,6%, dan diperkirakan sekitar 65% populasi manusia di dunia mempunyai sedikitnya satu gigi molar impaksi (Silvestri dan Singh, 2003; Goyal dkk., 2016). Gigi yang paling sering mengalami impaksi adalah molar ketiga mandibula dan rahang atas, diikuti kaninus rahang atas, dan gigi premolar mandibula. Hal ini dikarenakan gigi molar ketiga merupakan gigi terakhir dalam urutan erupsi, sehingga terjadi kekurangan ruangan untuk erupsi.
Gigi yang impaksi sering menyebabkan sulitnya menjaga kebersihan mulut karena posisinya yang tidak terjangkau sikat gigi, sehingga dapat menyebabkan efek buruk dalam jangka panjang. Gigi molar ketiga yang impaksi merupakan penyebab tersering dari gigi molar kedua yang mengalami karies karena retensi makanan. Kelebihan dari jaringan lunak diatas koronal gigi impaksi yang erupsi sebagian sering menyebabkan peradangan gusi dikarenakan sulit untuk membersihkan daerah pseudopocket yang terbentuk, sehingga menjadi tempat perkembangan bakteri kariogenik dan bakteri pathogen periodontal yang ditemukan pada flora mulut. Peradangan yang muncul pada jaringan lunak di sekeliling gigi impaksi disebut dengan pericoronitis. Kondisi tersebut dapat menyebabkan infeksi, yang apabila tidak ditangani, dapat menyebar ke area kepala dan leher. Gigi yang impaksi dapat merangsang terjadinya kista dan bentuk patologis lainnya terutama pada masa pembentukan gigi. Benih gigi yang mengalami gangguan pada proses pembentukannya sehingga menjadi tidak sempurna, dapat menyebabkan terjadinya kista primordial dan kista folikel. Kondisi patologis lain yang dapat timbul akibat dari gigi impaksi adalah tumor odontogenik. Frekuensi kista dan tumor odontogenik yang timbul dari molar ketiga impaksi adalah sekitar 3%. Dampak lain dari gigi impaksi yaitu penyakit periodontal pada gigi di sekitarnya, resorpsi akar yang berdekatan, cefalgia, abses dan rhinosinusitis odontogenic.
Keluhan preoperative berupa rasa nyeri/sakit pada 50% pasien, 25% susah membuka mulut/trimus, 16,70%, bengkak, dan 8,30% pusing. Berbagai masalah yang ditimbulkan akibat gigi impaksi tidak terbatas pada masalah kesehatan saja, namun secara lebih luas dapat mengurangi quality of life sehingga mengganggu produktifitas masyarakat dan akhirnya akan menyebabkan masalah ekonomi karena biaya yang dibutuhkan dalam penanganannya.
Gigi impaksi yang sudah menimbulkan keluhan dan berpotensi menyebabkan kondisi patologis serta dikhawatirkan akan membuat kerusakan dan masalah yang lebih luas, disarankan untuk dilakukan tindakan. Tata laksana gigi impaksi dapat berupa operkulektomi, transplantasi autogenous, inisiasi erupsi yang dipandu secara ortodontik, germectomy, coronoctomy, dan odontectomy. Pengkajian dan penyetaraan ini juga memerlukan koordinasi dengan disiplin ilmu kedokteran lain (THT-KL, radiologi, anestesi) sehingga dapat memberikan tata laksana gigi impaksi yang tepat dan komprehensif.
Jika Sahabat Hermina mendapati gejala seperti di sampaikan jangan tunggu nanti, silahkan langsung konsultasi ke Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial RS Hermina Podomoro.