Hati-hati Stres di Masa Pandemi Covid-19

Hati-hati Stres di Masa Pandemi Covid-19

 

Sahabat Hermina, sudah lebih dari setahun kita mengalami situasi yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, yaitu adanya Covid-19 (Corona Virus Disease) yang menjadi pandemi di seluruh bagian di muka bumi ini, termasuk di negara kita, Indonesia. Selama lebih dari setahun pula, kita mengalami pola kehidupan yang baru yang disebut dengan New Normal. Dalam pola hidup New Normal ini, kita diharuskan untuk mematuhi protokol kesehatan (5M), adanya perubahan cara bekerja pada para pekerja, adanya perubahan cara belajar pada para siswa dan mahasiswa, mengubah semua sistem administrasi dengan menggunakan sistem online, dan juga perubahan-perubahan gaya hidup yang lain. Selain itu, adanya Covid-19 ini juga sangat berefek pada semua bidang, terutama pada bidang ekonomi, baik pada skala besar (menurunnya omset perusahaan), dan juga pada skala perorangan (jam kerja berkurang atau bahkan ada yang terkena PHK). Dengan seringnya kita berada di rumah pun, lebih meningkatkan memunculkan potensi konflik yang terjadi antara anggota keluarga. Selain itu, interaksi sosial dengan orang lain seperti dengan teman dan anggota keluarga besar pun juga menjadi terbatas.

 

Selain dampak dari adanya Covid-19 yang telah dijelaskan di atas, individu biasanya juga akan merasakan Pandemic Fatigue. Pandemic Fatigue atau Kelelahan Pandemi yaitu kondisi ketika seseorang lelah dengan ketidakpastian kapan sebuah pandemi akan berakhir. Pada akhirnya, pandemic fatigue membuat banyak orang mulai tidak mematuhi protokol kesehatan. Dalam arti kata lain, pandemic fatigue akan membuat orang menjadi lebih acuh dengan adanya virus corona yang sebetulnya masih tersebar di masyarakat. Menurut WHO, pandemic fatigue adalah hal wajar yang dialami setiap orang. Walaupun begitu, kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan agar kita tidak tertular virus corona dari siapapun.

 

Adanya dampak-dampak sebagai akibat dari adanya Covid-19 dan juga adanya Pandemic Fatigue, akan menyebabkan individu mengalami stres. Stres menurut Lazarus dan Folkman (1984) adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu dalam menghadapi situasi yang mengancam atau membahayakan dirinya. Sementara itu, sumber atau hal yang menyebabkan stres disebut dengan stressor. Dari adanya Covid-19, beberapa contoh stressor yaitu tidak memiliki pekerjaan, hubungan yang sering berkonflik dengan pasangan, lelah dengan sistem bekerja/sekolah dari rumah, dsb.

 

Keadaan stres yang dialami oleh seseorang akan menimbulkan efek yang tidak menguntungkan, baik dari sisi fisik maupun dari sisi psikologis pada individu tersebut. Individu yang mengalami stres tidak akan membiarkan efek negatif ini terjadi terus pada dirinya. Oleh karena itu, individu akan melakukan usaha menyelesaikan stresnya, agar ia terhindari dari efek negatif (fisik maupun psikologis) yang ia rasakan. Usaha berupa tindakan yang dilakukan ini dinamakan dengan strategi coping. Tidak semua orang memiliki strategi coping yang tepat yang bisa menyelesaikan efek negatif sekaligus jalan keluar dari stressor yang ia alami. Hal ini dikarenakan strategi coping dipengaruhi oleh kepribadian, konsep diri, faktor sosial, latar belakang budaya, dan juga latar belakang pendidikan. Selain itu, strategi coping yang dipilih juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan individu tersebut dalam menyelesaikan masalahnya.

 

Oleh karena itu, ada individu yang bisa menyelesaikan masalah (stressornya) dengan tepat dan menghilangkan efek negatif yang dirasakan, namun ada pula individu yang kurang bisa menyelesaikan masalah (stressornya), sehingga tetap merasakan efek negatif yang dialaminya. Individu yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya, tetap bisa mengalami stres jika masalah yang dialaminya sangat banyak sehingga masalah yang dimilikinya menjadi bertumpuk. Hal ini tentunya tetap akan membuat individu tersebut mengalami stres.

 

Jika mengalami stres, maka ada baiknya mencari bantuan tenaga profesional, salah satunya yaitu psikolog klinis. Karena di hadapan psikolog, individu yang mengalami stress tersebut bisa menceritakan semua masalah/stressornya (konseling) sehingga akan mengurangi beban pikiran yang dimilikinya. Selain itu, psikolog juga bisa memberi terapi/intervensi psikologis jika individu tersebut sudah dalam tahap perlu untuk diberi terapi/intervensi. Ditambah pula, jika seorang individu yang mengalami stres tidak diusahakan untuk mencari bantuan psikologis, maka dalam jangka waktu yang lama ia bisa mengalami depresi, yang tentunya ini termasuk dalam salah satu gangguan jiwa yang berat.

 

RS Hermina Galaxy menyediakan layanan psikologi yang dilakukan oleh psikolog klinis dengan melakukan asesmen/pengetesan psikologis, penegakan diagnosis, konseling, dan juga terapi/intervensi psikologis, dengan tujuan untuk membantu klien menjadi lebih sejahtera (well-being) dan lebih berfungsi dalam kesehariannya, sekaligus membantu mengatasi masalah kejiwaan yang dialami oleh klien.

 

Pendaftaran pelayanan konsultasi Online ke psikolog klik disini

Untuk pendaftaran ke Psikolog secara Onsite di Rumah Sakit, silahkan melakukan pendaftaran online melalui:
1. Call Center: 1500 488
2. Mobile apps: PT. Medikaloka Hermina Tbk (tersedia untuk IOS download disini dan Android download disini)
3. Website: www.herminahospitals.com

 

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.