Hingga saat ini, tuberkulosis masih menjadi penyakit infeksi menular yang paling berbahaya di dunia, simak selengkapnya !

Hingga saat ini, tuberkulosis masih menjadi penyakit infeksi menular yang paling berbahaya di dunia, simak selengkapnya !

 

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Hingga saat ini, tuberkulosis masih menjadi penyakit infeksi menular yang paling berbahaya di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa sebanyak 1,5 juta orang meninggal karena TB (1.1 juta dengan hasil HIV negatif dan 400.000 orang dengan HIV positif) dengan rincian 89.000 laki-laki, 480.000 wanita dan 140.000 anak-anak. Pada tahun 2015, jumlah penemuan kasus TB adalah 330.910 kasus. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2014, yaitu sebanyak 324.539 kasus.

Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan,  begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada faktor risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat pada pasien yang sudah terdiagnosa TBC.

Sebagian besar penyakit TB (TB aktif) terjadi di paru-paru. Namun, pada seseorang dengan infeksi HIV, hampir setengah kasus TB memiliki penyakit di bagian lain dari tubuh. Berbeda dengan TB laten (penyakit TBC yang tidak bergejala) seseorang dengan penyakit TB di paru-paru biasanya mengalami batuk dan terkadang batuk berdarah. Gejala umum penyakit TB atau dikenal juga dengan TB aktif meliputi demam, berkeringat pada malam hari, kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan, dan kelelahan. Penyakit TB dapat disembuhkan dengan terapi standar, sekalipun pada penderita dengan infeksi HIV. Tuberkulosis tidak tertangani sering berdampak fatal, khususnya pada penderita dengan infeksi HIV. Sputum smears sering menghasilkan negatif pada pasien dengan TB dan HIV.

Saat ini, penyakit TB aktif diobati dengan terapi kombinasi yang terdiri atas tiga atau lebih obat (biasanya empat). Lama terapi TB kasus baru adalah enam bulan, yang terdiri dari dua bulan pertama fase intensif, dilanjutkan empat bulan fase lanjutan untuk memusnahkan sisa bakteri yang telah masuk kedalam kondisi dorman (tidur). Saat ini, standar terapi untuk infeksi TB sensitif obat sangat efektif dalam pembersihan bakteri. Pemantauan kemajuan hasil pengobatan pada orang dewasa dilaksanakan dengan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopik. Pemeriksaan dahak secara mikroskopik lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan radiologi dalam memantau kemajuan pengobatan. Untuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak 2 kali (sewaktu dan pagi). Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif bila kedua specimen dahak tersebut negatif. Bila salah satu specimen atau keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang dahak tersebut dinyatakan positif.

Kegiatan penemuan penderita terdiri dari penjaringan suspek, diagnosis, penentuan klasifikasi penyakit, dan tipe penderita. Penemuan penderita merupakan langkah pertama dalam kegiatan program penanggulangan TB. Penemuan dan penyembuhan penderita TB menular, secara bermakna akan dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB, penularan TB di masyarakat dan sekaligus merupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di masyarakat. Fokus utama DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) adalah penemuan dan penyembuhan penderita, prioritas diberikan kepada penderita TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insidens TB di masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan penderita merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.

Penyakit TBC paru yang disebabkan terjadi ketika daya tahan tubuh menurun. Dalam perspektif epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai hasil interaksi antar tiga komponen pejamu (host), penyebab (agent), dan lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-simpul tersebut. Pada sisi pejamu, kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV AIDS atau orang dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan terjangkit TBC.

Langkah pencegehan penularan dan agar tidak terkena penyakit TBC adalah dengan selalu menerapkan etika batuk, yaitu;

  1. Bila sedang batuk gunakan masker
  2. Bila sedang tidak menggunakan masker dan sedang batuk tutupi mulut dengan lipatan siku tangan lalu cuci bagian yang terpapar dengan sabun dan air mengalir atau tutup dengan tisu lalu buang ditempat sampah
  3. Bila ingin mengeluarkan dahak buang dahaknya di toilet

Selain 3 langkah tersebut yang dapat mengurangi risiko penularan penyakit TBC paru adalah dengan memperhatikan sarana prasarana yang mendukung di rumah seperti contoh pencahayaan masuknya sinar matahari rumah, ventilasi dan mencegah agar rumah tidak lembab. Lalu agar kita tidak terjangkit penyakit TBC yaitu dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara tidur yang cukup, makan sesuai kebutuhan gizi yang sesuai, rajin berolahraga dan hindari faktor risiko lain yang dapat mencetus terkena infeksi TBC

Dibuat oleh : dr. Ghifary AL Ashafaahary Gumelar

Ditinjau oleh : dr.Hery Irawan,Sp.P

Referensi:

World Health Organization, 2015, WHO Global Tuberculosis Report 2015

CDC, 2016, Transmission and Pathogenesis of Tuberculosis

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.