Jangan Keliru, Ini Perbedaan Bedah Plastik Rekonstruksi dengan Bedah Plastik Estetik

Jangan Keliru, Ini Perbedaan Bedah Plastik Rekonstruksi dengan Bedah Plastik Estetik

Seringkali, bedah plastik disalahartikan sebagai “bedah kecantikan”. Hal ini tidak salah, namun hanya mencakup sebagian kecil dari ranah ilmu bedah plastik yang teramat luas. Kompetensi seorang dokter bedah plastik terdiri dari 2, yaitu bedah plastik rekonstruksi dan estetik. 

 

Bedah Plastik Rekonstruksi

Bedah plastik rekonstruksi berfokus pada usaha memperbaiki/memulihkan bentuk dan fungsi tubuh yang abnormal, baik yang disebabkan oleh kelainan bawaan lahir, cedera, tumor, infeksi, kelainan metabolisme, dan sebagainya. Ranah rekonstruksi biasanya dikelompokkan menjadi 6 bidang utama:

 

  • Luka bakar

Bedah plastik menangani kasus trauma akibat panas, seperti api, air panas, listrik, zat kimia, dsb, termasuk komplikasi jangka panjang dari luka bakar seperti bekas luka dan kontraktur (gangguan gerak).

  • Kraniofasial.

 Kasus yang umum dalam bidang ini di antaranya luka dan patah tulang wajah akibat trauma, serta kelainan bawaan lahir seperti sumbing bibir dan langit-langit mulut.

  • Luka dan rekonstruksi tumor

Bidang ini mencakup tata laksana luka seperti kaki diabetes dan ulkus tekanan, penutupan luka pasca pengangkatan tumor, serta permasalahan bekas luka abnormal seperti keloid, parut cekung, dsb.

  • Tangan

 Kasus dalam bidang ini mencakup trauma jaringan lunak maupun tulang tangan, serta kelainan bawaan lahir seperti sindaktili (jari menempel).

  • Genitalia eksterna.

 Contoh kasus yang ditangani bedah plastik dalam bidang ini adalah sirkumsisi, hipospadia (letak muara kemih abnormal), dan komplikasi pasca injeksi silikon cair.

  • Bedah mikro

 Kasus yang tercakup dalam bedah plastik mikro antara lain amputasi jari dan penis.

Bedah Plastik Estetik

Berbeda dengan ranah rekonstruksi, bedah plastik estetik bertujuan meningkatkan/memperindah penampilan bagian tubuh yang normal. Secara garis besar, ranah estetik dibagi menjadi 4 bidang:

 

  • Augmentasi

Yaitu “menambah” bagian tubuh tertentu agar tampak lebih harmonis. Termasuk di dalamnya prosedur rhinoplasty (memperindah bentuk hidung), implan payudara, dan implan dagu.

  • Rejuvenasi

Yaitu “memutarbalikkan” efek penuaan. Misalnya blefaroplasti (memperbaiki kantung mata), face lift, rejuvenasi genitalia (memulihkan bentuk dan kekencangan vagina), serta pengangkatan payudara yang turun pasca hamil dan melahirkan.

  • Body sculpting

Yaitu membentuk area tubuh agar lebih harmonis. Termasuk di dalamnya liposuction (sedot lemak), tummy tuck (mengencangkan perut yang bergelambir), brachioplasty/thighplasty (memperkecil lengan dan paha), serta buccal fat removal (meniruskan pipi).

  • Lain-lain

Blefaroplasti Asia (memperjelas lipatan kelopak mata atas), koreksi tato, hiperhidrosis (produksi keringat berlebih), dan injeksi PRP (platelet-rich plasma).

Dan operasi rekonstruksi membuat sesuatu yang kurang normal menjadi normal. Bisa jadi karena defek-defek, sesuatu yg hilang karena kecacatan, luka yg tak kunjung sembuh, kelainan bawaan lahir, maupun kerusakan yang terjadi oleh penyakit sampai dengan keganasan. Salah satu contoh kasus melalui operasi rekonstruksi adalah bibir sumbing. Keadaan bibir yang tidak sama pada umumnya dapat membuat beberapa fungsi terganggu.

Di buat oleh : dr. Sandy Sofian Sopandi, Sp.B-RE

 

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.