Jangan Sampai Anak Mengalami Stunting ; Ketahui Cara Pencegahannya
Stunting adalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan, akan terlihat ketika anak menginjak usia dua tahun.
Berikut ini beberapa gejala stunting yang harus diwaspadai oleh para orangtua, diantaranya adalah:
- Pertumbuhan tulang dan gigi pada anak yang terlambat
- Berat badan rendah jika dibandingkan dengan anak seusianya
- Anak memiliki tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya
- Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda atau kecil untuk seusianya
- Kemampuan fokus dan memori belajar anak kurang. Tidak jarang gangguan konsentrasi juga berpengaruh pada cara berkomunikasi
- Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
- Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun. Berat badan turun drastis merupakan salah satu tanda dari malnutrisi, yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan nutrisi untuk menjalankan fungsinya
- Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan).
- Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Stunting terjadi diakibatkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun.
Jika pada rentang waktu ini, gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau faktor-faktor berikut :
- Kurang gizi kronis dalam waktu lama
- Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
- Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
- Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Upaya pencegahan stunting pada anak dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut :
- Pemeriksaan kandungan ke fasilitas kesehatan terdekat
- Rutin mengkonsumsi tablet tambah darah
- Saat masa kehamilan penuhi asupan gizi, seperti protein hewani yang baik bagi tumbuh kembang janin serta asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.
- Remaja putri aktif minum tablet tambah darah 1 tablet dalam seminggu.
- Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif. Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
- Bayi di atas enam bulan diberikan konsumsi protein hewani dan tetap melanjutkan ASI.
- Datang ke Posyandu setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita
- Imunisasi. Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.
- Pola hidup bersih dan sehat
Pencegahan stunting juga dapat dilakukan dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat seperti :
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
- Persalinan dibantu tenaga kesehatan
- ASI eklusif
- Menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
- Menggunakan jamban sehat
- Konsumsi buah dan sayur
- Melakukan aktivitas fisik setiap hari
- Memberantas jentik nyamuk
- Tidak merokok di dalam rumah
Jika anak atau keluarga dari Sahabat Hermina mengalami masalah kesehatan diatas, konsultasikan dengan dr Feby Juwita, Sp.A beliau adalah Dokter Spesialis Anak RS Hermina Tasikmalaya