jantung

Jantung Rematik Kenapa Bisa Terjadi pada Anak

Penyakit jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah penyakit jantung sebagai akibat dari gejala sisa dari Demam Rematik, yang ditandai dengan terjadinya cacat katup jantung. Penyakit ini merupakan penyebab kelainan katup yang terbanyak terutama pada anak, sehingga dapat mengurangi produktivitas dan kualitas hidup. Berdasarkan data statistik di Indonesia, setiap tahunnya rata-rata ditemukan 55 kasus PJR disertai dengan Demam Rematik. Diperkirakan prevalensi PJR di Indonesia sebesar 0,3-0,8 anak sekolah berusia 5-15 tahun.

Demam Rematik adalah suatu penyakit karena radang yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A pada saluran pernapasan bagian atas, dimana yang terbanyak adalah infeksi tonsilofaringitis. Gejala Demam Rematik biasanya muncul 14-28 hari setelah infeksi, dapat berupa demam berkepanjangan, nyeri sendi berpindah-pindah, sesak nafas, gejala gagal jantung, bercak kemerahan, benjolan pada sendi/tulang, serta gerakan tangan dan kaki yang tidak dapat dikontrol. Bila demam rematik tidak ditangani dengan baik dapat terjadi komplikasi pada jantung dan berkembang menjadi penyakit PJR. Gejala PJR berupa sesak nafas, nyeri dada, dan pada pemeriksaan dengan stetoskop dapat terdengar bising jantung.

Untuk menegakkan diagnosa PJR, perlu dilakukan pemeriksaan fisik, perekaman jantung (EKG), foto rontgen dada, dan echocardiography (USG jantung). Echocardiography merupakan pemeriksaan yang paling baik untuk melihat apakah ada pembesaran ruang jantung, kegagalan fungsi pompa jantung, dan apakah ada gumpalan darah di dalam jantung.

 Apakah PJR bisa dicegah? Bisa, caranya yaitu dengan melakukan pengobatan pada anak yang mengalami infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A dengan pemberian antibiotik Benzathine Penicillin G. Bila telah sembuh, pemberian Benzatine Penicilin G biasanya tetap diberikan secara berkala tiap 3 minggu. AHA (American Heart Association) merekomendasikan pasien dengan demam rematik tanpa gejala jantung untuk menerima profilaksis antibiotik selama 5 tahun atau sampai berusia 21 tahun, dan bila terdapat gejala jantung antibiotik perlu diberikan selama 10 tahun atau sampai usia 40 tahun.

Secara sederhana, jagalah kebersihan rumah dan lingkungan, hindari anak-anak mengalami batuk pilek berulang, dan yang terpenting adalah bawalah anak-anak yang mengalami infeksi tonsilofaringitis berobat ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan terapi yang optimal, sehingga terjadinya komplikasi PJR dapat dihindari

Dibuat oleh : dr. Fitri Dwiyani, MARS

Ditinjau oleh : dr. Putria Rayani Apandi, Sp.A(K), M.Kes

 

 

Categories