Kapan Anak Siap Untuk Sekolah ?

Kapan Anak Siap Untuk Sekolah ?

Banyak orangtua yang berfikir bahwa satu-satunya aspek yang dibutuhkan anak masuk sekolah dasar adalah aspek kognitif yang di dalamnya meliputi kemampuan menulis membaca dan berhitung dan ketika dapat menyekolahkan anaknya di sekolah dasar (SD) di usia 6 tahun adalah hal yang luar biasa. Tentunya hal tersebut sering kita jumpai bukan? jika hal tersebut masih menjadi acuan utama untuk menetapkan kesiapan sekolah anak, maka sangatlah disayangkan.

Dalam praktek sehari hari Psikolog, sering ditemukan keluhan orang tua anak belum bisa dilepas belajar sendiri ketika masuk SD, masih tampak seperti anak TK yang perlu dibantu untuk menata pakaian dan perlengkapan sekolah, masih perlu ditunggui untuk menyelesaikan tugas rumah, masih terdapat anak yang malu dan takut mengutarakan untuk pergi ke kamar kecil bahkan ada yang sampai ngompol di kelas, dan masih banyak lagi.

Melihat hal tersebut ternyata dalam mempersiapkan anak memasuki sekolah dasar tidak hanya terfokuskan pada aspek kognitif saja, namun mempertimbangkan aspek yang lainnya.

Aspek – Aspek Kesiapan Sekolah Pada Anak

  • Aspek motorik: keterampilan yang melibatkan koordinasi gerak fisik, meliputi motorik kasar dan motorik halus
  • Aspek kognitif: kemampuan berpikir, seperti mengingat, menangkap informasi
  • Aspek sosial-emosional: keterampilan dalam meregulasi emosi dan menjalin interaksi dengan lingkungan sosial
  • Aspek kemandirian: berusaha melakukan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain

Contoh kasus tentang kesiapan sekolah pada anak terjadi pada Alina (disamarkan). Di usianya yang masih 5 tahun 10 bulan, Alina sudah bisa membaca, berhitung, dan menulis kata. Namun, pada kemampuan lain, seperti konsentrasi, daya tahan, regulasi emosi, serta kemandirian masih belum terlihat dengan baik. Ketika memiliki suatu keinginan, hal tersebut harus dipenuhi, jika tidak ia dapat menyakiti orang lain (memukul, menendang).

Perilaku yang terjadi pada Alina dapat menjadi kendala jika anak masuk ke jenjang Sekolah Dasar (SD). Oleh sebab itu, aspek-aspek tersebut harus dioptimalkan terlebih dahulu sehingga anak benar-benar siap untuk bersekolah.

Kapan Usia yang Tepat Untuk Memasukkan Anak Ke Sekolah Dasar (SD)?

Mengenai kapan anak masuk sekolah, anak baru diwajibkan melanjutkan pendidikan di jenjang SD pada usia 7 tahun, sebab pada usia tersebut anak dianggap sudah matang.

Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 ayat (1) yang berbunyi: “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.”

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2018 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru yang menyatakan bahwa persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD berusia 7 atau paling rendah 6 tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan kecuali syarat usia paling rendah 5 tahun 6 bulan pada tanggal 1 Juli berjalan yang diperuntukkan bagi calon peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa dan kesiapan psikis yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional serta tidak dilakukan oleh guru.

Piaget, dalam teori perkembangannya pada usia 7 tahun, perkembangan kognitif anak berada pada level operasional konkret dan mulai menggunakan operasi mental serta berpikir untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Pada level operasional konkret anak mampu :

•             Mengerjakan lebih dari satu aspek tugas atau serangkaian tugas yang diberikan

•             Mengklasifikasikan suatu objek ke dalam suatu kelompok ataupun subkelompok

•             Mengingat dan berpikir secara logis

•             Membuat pernyataan dengan pertimbangan

•             Melakukan pembelajaran spasial yang berkaitan dengan ruang

Namun, banyak orangtua yang memasukkan anaknya ke Play Group sejak dini (sekitar usia 2-3 tahun), kemudian dilanjutkan ke Taman Kanak-kanak (TK) sehingga ketika anak berusia 5 tahun, orangtua merasa khawatir dan berpikir bahwa anaknya terlalu tua jika belum dimasukkan ke SD.

Padahal jika usia anak masih atau berada di bawah usia 5 tahun, ada baiknya orangtua mempertimbangkan terlebih dahulu dan memeriksa kembali apakah kemampuan anak di seluruh aspek perkembangannya sudah benar-benar matang untuk melanjutkan pendidikan ke SD.

 Jangan sampai orangtua merasa kesiapan sekolah anak sudah matang, namun kenyataannya masih ada aspek-aspek yang perlu dioptimalkan kembali pada anak.

Tes Kesiapan Sekolah Untuk Anak             

 Tes kesiapan masuk SD perlu dilakukan untuk mengetahui kematangan pada anak dengan cara melakukan penilaian dalam beberapa aspek yang telah disebutkan sebelumnya.

Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan profesional dari psikolog yang akan mewawancarai orangtua mengenai perkembangan anak, informasi dari guru di TK, dan observasi serta interaksi langsung dengan anak.

Selain itu, dapat pula dilakukan tes inteligensi untuk mengetahui kemampuan kognitif anak. Dengan demikian, nantinya dari tes kesiapan masuk SD ini dapat diperoleh informasi mengenai perkembangan diri anak dan rekomendasi apakah anak dapat dikatakan sudah matang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SD atau tidak.   

Pada umumnya, anak sudah matang atau siap untuk sekolah pada usia 6 atau 7 tahun. Terkecuali bagi anak yang memiliki permasalahan, seperti hambatan kognitif, masalah tumbuh kembang, atau sebagainya, maka perlu mendapat penanganan khusus terlebih dulu.

Akan tetapi, perlu Anda ketahui juga bahwa secara individu tingkat kematangan pada anak tentunya berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh:

  • Usia
  • Tingkat kemampuan kognitif   
  • Temperamen
  • Pola pengasuhan
  • Cara belajar anak
  • Kematangan emosi
  • Faktor lingkungan sekitar

Penilaian keseluruhan aspek pada tes kesiapan masuk SD sangatlah diperlukan sehingga tidak hanya satu aspek saja yang dinilai. Jika anak dikatakan sudah matang/siap masuk SD, namun masih ada catatan mengenai beberapa aspek yang belum matang/siap, maka orangtua perlu bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mengoptimalkan aspek yang masih kurang tersebut.

Misalnya, jika pada aspek kemandirian anak masih belum siap, maka tugas untuk orangtua di rumah adalah memberikan peran bagi anak agar bisa mandiri dengan memberinya tugas sehari-hari di rumah, seperti membawakan baju kotor seluruh anggota keluarga ke keranjang cucian setiap hari.

Hal ini dapat menjadi kebiasaan yang menumbuhkan kemandirian dan tanggung jawab pada diri anak. Saat di sekolah, guru juga dapat memberikan peran bagi anak di kelas, misalnya bertugas untuk memimpin doa di pagi hari. Dengan begitu kesiapan sekolah anak bisa semakin matang.

Apa yang Harus Dilakukan Orangtua ?

Sejak dini, orangtua memang perlu memerhatikan aspek perkembangan anak dan menentukan pembelajaran yang sesuai dengan usia, potensi serta kemampuan yang dimiliki oleh anak.

Dengan begitu, anak dapat merasakan bahwa belajar adalah hal yang menyenangkan dan menarik, seperti halnya kegiatan bermain. Selain itu, anak juga dapat lebih siap dari segala aspek untuk bersekolah ketika usianya sudah cukup.

Di sisi lain, Anda tidak boleh selalu melayani anak sampai ia tidak bisa melakukan apa-apa karena sudah biasa dibantu. Ajarkan anak untuk mulai mandiri sehingga ketergantungan anak terhadap orangtua berkurang.

Orangtua juga harus siap melepas anak untuk bersekolah. Jika takut untuk melepas anak bersekolah atau justru tidak bertanggung jawab akan hal tersebut berarti Anda belum siap menyekolahkan anak.

Jadi, ketika anak sudah menunjukkan tanda kesiapan sekolah dan usianya cukup, pastikan Anda juga siap untuk melepasnya bersekolah. Selain itu, rencanakan dengan matang persiapan anak masuk SD, misalnya lokasi sekolah, biaya sekolah, atau kurikulum pembelajaran.

Referensi :

Faqumala, DA & Pranoto, YKS (2020). Kesiapan Anak Masuk Sekolah Dasar. PT. Nasya Expanding Management. Penerbit NEM - Anggota IKAPI

 

Finda Diftrianita. Kapan Anak Siap untuk Sekolah? Ini Penjelasan Psikolog Anak. https://www.sehatq.com/artikel/memahami-kesiapan-sekolah-anak-berdasarkan-psikolog-anak. Diakses tanggal 27 Mei 2023

 

Rudangta Arianti Sembiring. () Kesiapan Masuk Sekolah Dasar Ditinjau dari NST, Emosi dan Sosial.

Universitas Kristen Satya Wacana.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.