Kapan Harus Menemui Dokter Spesialis Bedah Anak ?

Kapan Harus Menemui Dokter Spesialis Bedah Anak ?

Dokter spesialis bedah anak merupakan spesialisasi dari ilmu kedokteran yang menangani berbagai kondisi yang memerlukan pembedahan pada pasien anak, meliputi bayi, anak-anak, hingga remaja berusia dibawah 18 tahun.

 

Bedah anak umumnya dilakukan untuk menangani kondisi:

  • Appendicitis Akut pada anak. Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis atau lebih dikenal sebagai usus buntu, dan merupakan penyebab nyeri perut akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa.

 

Apabila tidak ditangani dengan serius maka dapat menimbulkan banyak komplikasi hingga bahaya kematian.

 

  • Hernia Inguinal dan Hidrokel pada anak. Hernia inguinal atau awam menyebutnya burut atau turun berok – terjadi ketika organ tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan ikat yang lemah. Pada anak lelaki sering terjadi di area skrotum atau kantung buah zakar. Sedangkan pada anak perempuan pada labia (daerah sekitar vagina/bibir kemaluan).

 

Hernia bisa berisi usus yang turun, selaput perut , atau indung telur jika pada perempuan, Hernia terjadi karena kelainan anatomi pada anak. Jadi, saat melakukan kunjungan rutin ke dokter anak bisa dicek. Hernia jangan disepelekan. Di Indonesia kasusnya cukup banyak, yaitu 5 dari 100 anak dapat mengalami hal ini. Dan lebih waspada pada anak laki-laki, karena perbandingannya dengan anak perempuan 4:1. Bahkan, kasus hernia pada bayi  tiga kali lebih tinggi. Bila terlambat penanganan dapat berakibat fatal.

 

  • Hernia Umbilical. Hernia umbilical adalah penyakit yang menyebabkan bagian usus pengidapnya menonjol keluar dari pusar. Meski tidak berbahaya, kondisi yang sering terjadi pada bayi ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele.

 

  • Penyakit Hirschsprung. Penyakit Hirschsprung adalah gangguan pada usus besar yang menyebabkan feses atau tinja terjebak di dalam usus. Penyakit bawaan lahir yang tergolong langka ini bisa mengakibatkan bayi tidak buang air besar (BAB) sejak dilahirkan. 

 

Penyakit Hirschsprung terjadi karena kelainan saraf yang mengontrol pergerakan usus besar. Hal ini menyebabkan usus besar tidak dapat mendorong feses keluar, sehingga menumpuk di usus besar dan bayi tidak bisa BAB.

 

  • Malformasi anorectal. Atresia ani, yang kini dikenal sebagai malformasi anorektal (MAR) adalah suatu kelainan kongenital yang menunjukkan keadaan tanpa anus atau dengan anus yang tidak sempurna.

 

Malformasi anorektal merupakan kelainan kongenital yang sering kita jumpai pada kasus bedah anak. Penyebab atresia ani belum diketahui, namun diduga ada faktor genetik dan lingkungan yang berperan. Malformasi anorektal bisa merupakan bagian dari sindrom dan bisa berdiri sendiri tanpa kelainan lainnya (nonsindrom).

 

  • Intestinal atresia. Intestinal atresia adalah cacat bawaan di mana terdapat beberapa bagian usus yang menyempit atau terputus. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan bayi.

 

  • Konstipasi kronik pada anak. Konstipasi merupakan keadaan yang sering ditemukan pada anak dan dapat menimbulkan masalah sosial maupun psikologis. Konstipasi kronis yaitu kostipasi yang telah berlangsung lebih dari 4 minggu. Penyebab kontipasi kronik bisa bermacam-macam, salah satunya fissure ani atau anal fissure. Fisura ani paling sering disebabkan oleh cedera pada anus. Cedera ini bisa terjadi akibat sembelit atau konstipasi karena tinja berukuran besar dan bertekstur keras.

 

  • Atresia esofagus dengan  atau tanpa Trakeoesofageal fistula. Kelainan sejak lahir ketika kerongkongan tidak berkembang sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan bayi tidak dapat menelan disertai sesak napas karena kelainan pertumbuhan pada kerongkongan (esofagus) dan trakea.

 

Esofagus dan trakea merupakan dua saluran yang terpisah. Esofagus adalah tabung (saluran) untuk menyalurkan makanan yang dikonsumsi dari mulut ke lambung, sedangkan trakea merupakan saluran masuknya udara ke paru-paru. Ketika anak menderita kondisi ini, esofagus terputus dan menyambung ke trakea. Menyambungnya esofagus ke trakea ini tentunya dapat mengganggu fungsi paru dan lambung.

 

  • Hernia diafragma. Kelainan sejak lahir ketika terdapat celah pada diafragma sehingga membuat organ dalam rongga perut, seperti usus halus, usus besar hingga hati dan limpa mencuat melewati celah diafragma dan masuk ke dalam rongga dada. Kondisi ini menyebabkan sesak dan jantung terdesak oleh isi rongga perut.

 

  • Omphalocele. Omphalocele mudah dikenali karena gejalanya cukup jelas, yaitu keluarnya organ dalam perut melalui lubang pusar. Organ yang keluar dari pusar tersebut diselubungi oleh selaput pelindung. Omfalokel dapat terdeteksi melalui USG kehamilan, terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Bila omfalokel terdeteksi, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan pada janin, seperti fetal echo, yaitu USG untuk melihat fungsi dan gambaran jantung pada janin. Umumnya, Omphalocele disertai dengan penyakit jantung bawaan.

 

  • Gastroschisis. Gastroschisis adalah kelainan yang membuat bayi lahir dengan usus atau organ pencernaan lain berada di luar tubuh. Kondisi ini dapat dideteksi sejak masa kehamilan, tetapi bisa juga baru diketahui ketika bayi dilahirkan. 

 

Gastroschisis terjadi akibat pembentukan dinding perut bayi yang tidak sempurna ketika di dalam kandungan. Akibatnya, terbentuk lubang di dekat pusar yang bisa dilalui oleh organ di dalam perut. Pada kebanyakan kasus, organ yang keluar adalah usus. Namun, tidak menutup kemungkinan organ-organ lain seperti hati dan limpa juga bisa keluar.

 

Berbeda dengan omphalocele, pada gastroschisis usus yg keluar bukan pada pusar melainkan sisi kanan atau kiri dari pusar dan tidak diliputi oleh selaput pelindung sehingga rentan terkena infeksi dan bahaya dehidrasi. Gastroschisis umumnya disertai dengan atresia intestinal.

 

  • Stenosis pilorus. Stenosis pilorus merupakan sebuah kelainan ketika otot pilorus bertambah besar dan tebal. Otot pilorus adalah otot yang berfungsi untuk menahan makanan yang masuk, sampai lambung siap untuk proses pencernaan selanjutnya. Kelainan pada otot pilorus dapat menyebabkan hambatan pada proses pencernaan makanan di lambung.

 

  • Intususepsi. Bagian usus yang terlipat dan menyusup ke bagian usus lain. Hal ini mengganggu penyaluran makanan dan cairan, pasokan darah, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan serta nyeri.

 

  • Volvulus midgut. Kelainan di mana usus terpuntir atau terikat karena adanya kesalahan berputar saat janin berkembang di dalam kandungan. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala berupa muntah-muntah dan nyeri di bagian perut.

 

  • Kelainan pembuluh darah dan getah bening (sistem limfatik), meliputi: limfangioma, hemangioma, pembesaran kelenjar getah bening, dan pembesaran limpa (splenomegali).

 

  • Teratoma. Teratoma adalah tumor yang terdiri dari jaringan, misalnya rambut, otot, dan tulang. Teratoma paling sering terjadi di ovarium pada wanita, dan testis pada pria. Teratoma dapat jinak maupun ganas. Gejala bervariasi tergantung pada lokasi. Suatu benjolan atau bengkak menyakitkan dapat terlihat. Beberapa bayi memiliki massa yang dapat dilihat pada USG sebelum kelahiran. Pengobatan melibatkan operasi. Dalam kasus yang jarang terjadi ketika teratoma bersifat ganas, kemoterapi atau radiasi mungkin diperlukan.

 

  • Wilms tumor. Tumor Wilms adalah tumor yang menyerang ginjal. Kondisi ini menimbulkan gejala berupa demam, konstipasi, dan rasa sakit di bagian perut.

 

  • Neuroblastoma. Kanker yang berkembang dari sel-sel saraf yang belum matang. Gejala yang muncul berupa demam, penurunan berat badan, dan hilang nafsu makan.

 

 

Pertanyaannya, kapan harus menemui dokter spesialis bedah anak? Menurut dr. Aria Andhyka Yudhadi, SpBA dokter spesialis bedah anak di RS Hermina Galaxy-Bekasi, berikut berapa keadaan yang mengharuskan untuk menemui atau berkonsultasi ke dokter spesialis bedah anak, yaitu:

  • Anak memiliki kelainan, penyakit, atau kondisi yang memerlukan tindakan medis bedah.
  • Anak mengalami rasa nyeri yang memerlukan tindakan bedah segera untuk menghilangkan rasa nyeri
  • Anak memiliki kelainan bawaan lahir atau kelainan genetik yang memerlukan pembedahan.
  • Mendapat saran rujukan dari dokter anak atau dokter umum untuk berkonsultasi ke dokter bedah anak terkait penyakit dan langkah penanganan lebih lanjut.

 

RS Hermina Galaxy menyediakan pelayanan Bedah Anak yang dilakukan oleh dokter spesialis bedah anak. Jadi tunggu apalagi...

Jika anak mengalami keluhan seperti yang telah disebutkan diatas, langsung konsultasikan kepada dokter spesialis bedah anak di RS Hermina Galaxy

Untuk pendaftaran ke Spesialis Bedah Anak, khususnya ke dokter Aria, SpBA, silahkan melakukan pendaftaran online melalui:
1. Call Center: 1500 488
2. Mobile apps: PT. Medikaloka Hermina Tbk (tersedia untuk IOS download disini dan Android download disini)
3. Website: www.herminahospitals.com

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.