Kapan Saatnya Harus Konsultasi ke Psikiater?

Kapan Saatnya Harus Konsultasi ke Psikiater?

Sahabat Hermina, masih banyak masyarakat yang memiliki stigma negatif jika ingin berkonsultasi dengan Psikiater atau Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa. Padahal, sama halnya dengan kesehatan fisik, kesehatan jiwa juga butuh pertolongan dan berakibat buruk jika tidak segera ditangani. 

“nanti orang berpikir saya gila”

“saya malu dan takut menceritakan permasalahan saya, itu aib yang orang lain tidak seharusnya tahu”

“keluarga dan teman-teman mengatakan saya tidak usah lebay… hanya kurang beriman dan kurang berdoa”

“tidak diperiksa, hanya ngobrol”

“saya takut jika kecanduan obatnya”

“saya tidak tahu alasan saya dirujuk ke psikiater oleh dokter saya, padahal saya memiliki keluhan fisik”

Kalimat di atas adalah beberapa bentuk ketakutan seseorang saat hendak berobat ke psikiater.

Tidak jarang stigma berobat ke psikiater merupakan pasien “gila” yang diidentikkan dengan jalan telanjang di jalan, membahayakan orang lain dengan mengamuk, tampak bicara sendiri. Padahal ada banyak jenis gangguan kejiwaan seperti:

  • Skizofrenia

  • Depresi

  • Bipolar

  • Gangguan cemas 

  • Gangguan kepribadian 

  • Adiksi

  • Gangguan mental yang disebabkan kerusakan otak dan penyakit fisik

  • Gangguan makan

  • Gangguan belajar

  • Gangguan emosi dan perilaku

  • Reaksi terhadap stres berat dan gangguan penyesuaian juga masuk dalam jenis gangguan jiwa

Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa. Hal ini dipengaruhi faktor biologi, psikologi dan lingkungan sosial. Psikiater akan menggali kondisi-kondisi ini dengan wawancara maupun pemeriksaan lain, sehingga keterbukaan dan pemberian informasi yang jujur dan benar akan sangat membantu penegakan diagnosa maupun pemberian terapi.

Terapi yang diberikan psikiater dapat berupa psikofarmaka (diberikan obat) dan atau non psikofarmaka (diberikan psikoterapi) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Perlu kerjasama antara dokter, pasien dan keluarga sehingga obat diminum sesuai dosis dan tepat waktu, juga komitmen untuk mengikuti sesi psikoterapi.

Hal penting lainnya adalah perlunya setiap orang memiliki dan membangun kesadaran (awareness) saat keadaan mental mulai mengganggu kehidupan pribadi dan sosial maupun kondisi tubuh. Mengapa? Karena kita hanyalah manusia. Seseorang berani datang ke psikiater karena sadar bahwa yang dialaminya adalah gejala yang perlu mendapat pengobatan dan layak dipulihkan.

Jadi setelah membaca artikel ini, jangan ada stigma berobat ke psikiater lagi ya Sahabat Hermina! 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.