Kaum rebahan wajib waspada, berbaring sehabis makan menyebabkan GERD!

Kaum rebahan wajib waspada, berbaring sehabis makan menyebabkan GERD!

Istilah “kaum rebahan” saat ini kerap muncul sebagai gaya hidup yang merujuk kepada orang-orang yang cenderung bersikap malas ataupun tidak aktif secara fisik. Salah satu aktivitasnya yang kerap berbaring setelah makan. Sayangnya, salah satu penyebab berbahaya kebiasaan ini yang mampu berimbas pada tekanan di lambung yang meningkat sehingga makanan dan cairan lambung dapat naik kembali ke kerongkongan sehingga terjadi peningkatan risiko Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Apa Itu GERD?

GERD, atau gastroesophageal reflux disease, terjadi ketika asam lambung sering mengalir kembali ke kerongkongan, tabung yang menghubungkan mulut dan lambung. Naiknya asam lambung tersebut dapat mengiritasi lapisan kerongkongan.

Kaum Rebahan: Gaya Hidup dan Risiko GERD

  • Sedentarisasi dan GERD: Kebanyakan kaum rebahan cenderung menghabiskan waktu berjam-jam dalam posisi duduk atau berbaring. Ini dapat mengurangi aktivitas fisik, yang telah terkait dengan peningkatan risiko GERD.
  • Pola Makan dan Kebiasaan Rebahan: Konsumsi makanan berat sebelum tidur dan rebahan langsung setelah makan dapat meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah, yang dapat memicu refluk asam.

Kebiasaan rebahan setelah makan berpotensi memicu kondisi berikut:

  • Kenaikan asam lambung: Menurut Healthline, kebiasaan rebahan setelah makan bisa memicu kenaikan asam lambung dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Ini lebih mungkin terjadi jika kita menderita refluks asam atau penyakit gastroesophageal reflux (GERD). GERD adalah gangguan pencernaan yang terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, saluran yang menghubungkan tenggorokan ke perut.
  • Mengganggu kualitas tidur: Gejala refluks dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di dada dan rasa pahit di mulut. Oleh karena itu, jika kita makan terlalu banyak atau mengonsumsi makanan yang memicu heartburn dekat dengan waktu tidur di malam hari, maka kualitas tidur juga berpotensi terganggu. Insomnia juga bisa terjadi jika kita mengonsumsi kafein dalam kopi, teh atau coklat, di waktu makan malam dan dekat dengan waktu tidur. Sebab, kafein memblokir adenosin, bahan kimia yang menimbulkan rasa kantuk.

Mengatasi kebiasaan rebahan memerlukan kesadaran diri dan komitmen untuk membuat perubahan. Berikut adalah beberapa tips yang mungkin membantu:

  • Bergerak dan Berolahraga: Aktivitas fisik rutin, seperti berjalan kaki, bersepeda, berolahraga, atau rekreasi aktif, memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan. Aktivitas ini dapat meningkatkan kebugaran otot dan kardiorespirasi, kesehatan tulang, dan sistem kekebalan tubuh.
  • Istirahat yang Cukup: Pastikan Sahabat Hermina mendapatkan tidur yang cukup. Kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan dan membuat Sahabat Hermina cenderung untuk rebahan.
  • Hilangkan Gangguan: Identifikasi faktor-faktor yang membuat Sahabat Hermina rebahan, seperti gadget atau hiburan yang mengganggu. Kurangi waktu yang dihabiskan untuk hal-hal tersebut.
  • Buat Lingkungan yang Mendukung: Pastikan lingkungan sekitar Sahabat Hermina mendukung produktivitas. Tempat kerja yang bersih dan terorganisir dapat membantu mengurangi kecenderungan untuk rebahan.

Kebiasaan rebahan memang menciptakan kenyamanan namun kita perlu memperhatikan efek kesehatan pada gaya hidup tersebut. Mari pahami risiko penyakit GERD akibat tidur setelah makan sehingga diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk meminimalkan risiko dan memelihara kesehatan pencernaan Sahabat Hermina. Jika kondisi GERD yang kamu alami sudah sangat mengganggu dengan gejala intens yang tidak kunjung membaik, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.