Kecukupan Nutrisi Ibu Hamil selama Bulan Puasa

Kecukupan Nutrisi Ibu Hamil selama Bulan Puasa

Sahabat hermina wajib tau, boleh gak sih sahabat hermina yang saat ini hamil baik di trimester awal, maupun trimester akhir ikut berpuasa pada bulan ramadhan?

Puasa pada bulan ramadhan merupakan kewajiban bagi seluruh umat islam, dan tentunya  sahabat hermina yang saat ini menunggu kehadiran buah hati pasti ingin ikut menunaikan kewajiban tersebut.

Berpuasa pada prinsipnya diperbolehkan jika ibu dan calon bayinya dinyatakan sehat oleh Dokter dan tidak didapatkan kondisi medis tertentu yang perlu diwaspadai.Ada beberapa kekuatiran yang biasanya dirasakan oleh ibu hamil untuk berpuasa selama bulan ramadhan, terutama pengaruhnya pada kesehatan dan berat badan bayi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 yang melibatkan lebih dari tiga puluh ribu ibu hamil, dimana hampir 19.000 diantaranya melakukan ibadah puasa selama bulan ramadhan, didapatkan tidak ada perbedaan pada rata-rata berat badan bayi jika ibu masih mendapatkan nutrisi yang mencukupi. Oleh karena itu berpuasa tidak semata-mata akan mengakibatkan berat bayi rendah, asalkan kebutuhan kalori dan nutrisi harian yang dibutuhkan ibu hamil dapat dipenuhi saat sahur dan berbuka. Selain itu berpuasa juga tidak meningkatkan resiko kelahiran prematur pada kehamilan yang sehat.

Ada hal-hal yang perlu dipahami sebelum ibu menunaikan ibadah puasa, terutama terkait kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.

Ibu hamil memiliki kebutuhan kalori harian yang lebih tinggi di tiap trimesternya dibandingkan wanita tidak hamil. Pada trimester pertama wanita hamil dengan berat badan ideal akan membutuhkan 1800 kkal/hari, pada trimester kedua 2200 kkal/ hari, sedangkan pada trimester ke 3 kebutuhan kalori ibu hamil mencapai 2400 kkal/hari.

Kebutuhan kalori ibu hamil juga berbeda-beda sesuai status gizi ibu sebelum kehamilan. Ibu hamil dengan berat badan yang rendah cenderung membutuhkan asupan kalori lebih tinggi dan ditargetkan peningkatan berat badan yang lebih dibanding dengan status gizi normal. berikut adalah targetb peningkatan berat badan selama kehamilan yang disarankan untuk ibu hamil di Indonesia. Ibu dengan BMI < 18.5 disarankan untuk mengalami peningkatan berat badan 12.5-18 kg selama kehamilan, BMI 18.5-22.8 ditargetkan untuk meningkatkan berat badan 11.5-16 kg, BMI antara 22.9-27.5 diharapkan dapat menjaga peningkatan berat badan antara 7-11.5 kg, sedangkan untuk ibu dengan BMI >27.5 diharapkan dapat menjaga meningkatan berat badan < 7 kg selama kehamilan.

 

Pemantauan berat badan merupakan salah satu metode pemantauan kecukupan kalori bagi ibu hamil. umumnya peningkatan berat badan dominan terjadi saat usia kehamilan memasuki akhir trimester kedua hingga akhir trimester ketiga (0.3-0.5 kg/ minggu). Hal ini perlu menjadi pertimbangan dan perhatian saat ibu memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan ramadhan. kecukupan target kalori dan berat badan yang ingin dicapai harus dapat dipenuhi dari konsumsi makanan dan minuman saat sahur dan berbuka puasa.

Jenis makanan yang dikonsumsi juga harus diperhatikan. Konsumsi gizi seimbang yang mengandung cukup karbphidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral harus terpenuhi untuk mencukupi kebutuhan ibu dan bayi.

Pilihan makanan yang sebaiknya dikonsumsi selama kehamilan harus memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin daan mineral. Roti, sereal, nasi, dan pasta merupakan contoh makanan tinggi karbohidrat. Mereka berubah menjadi energi utama bagi tubuh ibu dan bayi. Produk whole grain dan fortifikasi mengandung asam folat dan zat besi. Konsumsi sayur dan buah-buahan yang merupakan sumber utama vitamin A dan C, asam folat, zat besi, potasium, magnesium dan serat yang baik bagi janin disarankan hingga 4-5 porsi sehari.  Pilih buah dan jus segar tentunya lebih baik dibandingkan buah beku atau kalengan yang ditambahkan gula atau pemanis.

Daging, unggas, ikan, kacang kering, telur, dan kacang-kacangan disaranakn untuk dikonsumsi  3 porsi sehari untuk memenuhi kebutuhan vitamin B, protein, zat besi, dan seng. Selain itu protein, kalsium, dan fosfor juga dapat diperoleh dari konsumsi susu, yogurt dan keju. Ibu hamil tetap membutuhkan lemak dalam jumlah sedang. Lemak memberikan energi jangka panjang untuk pertumbuhan dan dibutuhkan untuk perkembangan otak.

Oleh karena itu jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi perlu dipersiapkan dengan baik saat sahur dan berbuka.

Selain nutrisi, kebutuhan cairan juga harus dipertimbangkan, ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi minimal 2-3 liter cairan per hari untuk menghindari kekurangan cairan atau dehidrasi. Cairan ini termasuk di dalamnya konsumsi air putih, susu, jus, serta makanan berbentuk cair seperti sup. Konsumsi cairan seperti susu dan jus ini tentunya selain memenuhi kebutuhan cairan ibu, juga dapat membantu memenuhi kebutuhan kalori hariannya.

Walaupun demikian ada penelitian lain yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang berpuasa pada trimester pertama cenderung memiliki resiko 1.5 kali lebih tinggi mengalami gangguan pertumbuhan janin dibandingkan yang tidak berpuasa. Hal ini terkait proses pembentukan plasenta dan organ-organ penting yang seluruhnya terjadi pada trimester pertama dan hal ini sangat dipengaruhi oleh kecukupan mikronutrien, vitamin dan mineral pada awal kehamilan. Oleh karena itu bagi ibu hamil trimester awal yang ingin berpuasa, disarankan untuk lebih memperhatikan konsumsi makanan nya ya.

Tips untuk ibu hamil yang ingin menunaikan ibadah puasa

  1. Kontrol kepada Dokter Spesialis kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan baik dan tidak membutuhkan perhatian khusus sehingga ibu tidak disarankan berpuasa. Misalnya pada kasus pertumbuhan janin yang kurang, diabetes pada kehamilan, status gizi ibu yang kurang, ibu dengan gangguan lambung yang berat dan lain-lain.
  2. Kontrol berat badan secara rutin untuk memantau kecukupan kalori harian selama bulan puasa.
  3. Konsumsi vitamin dan obat-obatan yang diberikan secara rutin setiap sahur atau berbuka puasa.
  4. Perbanyak minum air putih susu maupun jus saat sahur dan berbuka sehingga mencegah dehidrasi. Jenis minuman berkafein tinggi sebaiknya dihindari. Pantau warna urin, karena warna urin yang pekat merupakan salah satu tanda kekurangan cairan.
  5. Konsultasi dengan spesialis gizi untuk ibu-ibu yang membutuhkan diet khusus, misalnya alergi terhadap makanan tertentu, intolerensi laktosa, vegetarian dan lain-lain.
  6. Istirahat cukup, karena metabolisme ibu hamil cenderung meningkat dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
  7. Tidak boleh memaksakan diri, demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi.

Perlu diingat bahwa kondisi kehamilan setiap orang berbeda-beda sehingga tidak bisa diperlakukan diperlakukan sama rata. Oleh karena itu penting untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi sebelum memutuskan layak atau tidaknya seorang ibu hamil berpuasa.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.