Kelola Emosi dan Tingkatkan Suasana Hati
Manajemen emosi adalah seperangkat keterampilan yang dapat membantu bereaksi secara konstruktif terhadap orang atau peristiwa. Mempelajari cara mengelola emosi dapat bermanfaat bagi karier dengan membantu membuat pilihan rasional dan mengembangkan hubungan dengan orang lain. Meningkatkan keterampilan manajemen emosi mungkin membutuhkan waktu dan usaha, tetapi dapat memberikan hasil positif dalam kehidupan profesional.
Jadi, apa strategi terbaik untuk mengelola emosi? Dan bagaimana kita menghindari ledakan reaktif dan mengelola emosi secara efektif saat ini?
- Tersenyumlah untuk membuat diri merasa baik. Temukan cermin, buatlah itu menyenangkan. Jika awalnya terasa tidak benar, Anda akan segera menertawakan diri sendiri dan merasa lebih baik secara alami. Otot yang kita gunakan untuk tersenyum akan memberi tahu otak bahwa kita bahagia. Lakukan setidaknya selama 30 detik.
- Tersenyumlah untuk membuat orang lain merasa baik. Ciptakan koneksi itu, buka komunikasi, picu sel-sel otak positif yang membuat kita mengalami empati terhadap orang lain.
- Bangun dan bergerak. Melompat-lompat. Penting untuk menggerakkan kelenjar getah bening kita untuk mengeluarkan racun dari tubuh kita. Gerak agar aliran darah lebih lancar dan membuat hormongembira keluar. Sekali lagi, ini akan memberi tahu otak kita bahwa kita bahagia dan membuat kita merasa lebih baik. Bangun dari meja Anda secara teratur.
- Periksa dengan tubuh. Lakukan pemindaian tubuh. Catat di mana Anda menahan ketegangan dan fisiologi Anda secara keseluruhan. Kaitkan ketegangan dan perubahan ini dengan emosi yang Anda rasakan untuk mulai memahami di mana dan bagaimana berbagai emosi memengaruhi Anda.
- Hilangkan ketegangan secara fisik. Jika Anda merasa tegang di lengan, goyangkan lengan Anda; jika Anda merasa sesak di dada, regangkan, dan kembangkan atau tarik napas dalam-dalam.
- Bernapas. Ambil 6 napas diafragma dalam-dalam. Tubuh kita tidak dapat mempertahankan kemarahan melalui pernapasan dalam. Biarkan paru-paru bagian bawah memiliki oksigen untuk melewati tubuh dan otak Anda. Ini akan menenangkan Anda dan membanjiri Anda dengan oksigen. Anda mungkin merasa geli. Lakukan setidaknya selama 60 detik.
- Berbicara dengan seseorang. Ekspresikan perasaan Anda untuk mulai menyelesaikan situasi. Curhat ke teman atau kolega daripada menekan emosi.
- Lepaskan dan libatkan kembali emosi. Memarkir emosi yang menantang untuk dihadapi nanti, bukan hanya menghindarinya. Akui dan terima perasaan tersebut kemudian gunakan kecerdasan emosional Anda untuk membantu membangkitkan emosi yang lebih bermanfaat.
- Beri label pada emosi Anda. Bagian otak yang dapat memberi label atau nama emosi adalah bagian yang sama yang 'merasakan' emosi tersebut. Pelabelan terbukti mengurangi intensitas. Hanya dengan mengatakan "Saya merasa marah" Anda sebenarnya merasa kurang marah.
- Beri label emosi untuk orang lain. Kita sering dapat melucuti situasi yang bermuatan emosional dengan mengakui apa yang orang rasakan. “Saya merasakan Anda marah; bisakah kamu memberitahuku bagaimana perasaanmu?” Hal ini mendorong orang lain untuk mempertimbangkan dan melabeli emosi mereka dengan lebih akurat: "Ya, saya merasa marah" atau "Tidak, saya tidak marah, saya kesal".
Pahami bahwa emosi negatif dan positif itu penting.
Manusia suka mengekspresikan kegembiraan dan cinta. Tapi, sepertinya hal yang tepat untuk menyingkirkan emosi negatif. Sahabat Hermina mungkin dibesarkan dengan gagasan bahwa menunjukkan kemarahan, rasa malu, atau frustrasi adalah tidak boleh, jadi Sahabat Hermina menyingkirkan perasaan ini. Memendam emosi Sahabat Hermina tidak akan membuatnya hilang—sebenarnya, kemungkinan besar hanya akan bertambah buruk. Emosi yang ditekan dapat berkontribusi pada kondisi kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi.
Psikoterapi yang intinya pengobatan dengan cara-cara psikologis seperti terapi perilaku, terapi kognitif dan relaksasi juga sangat diperlukan. Psikoterapi sudah terbukti secara ilmiah dapat membantu proses penyembuhan pasien dan mampu mengatasi masalah-masalah pasien ketika pasien sudah tidak memakai obat lagi.
Jadi jangan takut untuk ke dokter spesialis kedokteran jiwa untuk berkonsultasi. Satu hal penting yang perlu diingat bahwa gangguan jiwa baik itu skizofrenia, depresi atau kecemasan yang tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kerusakan otak. Keadaan ini dapat membuat orang yang menderitanya mengalami penurunan fungsi berpikir yang berat.